Story 15

0 0 0
                                    

     Semenjak kejadian kemarin dipertandingan, membuat Sindi merasa hancur dan rapuh. Dia hanya bisa menangis dan memandangi kalung pemberian dari Andriyan. Sudah cukup banyak tisu bertebaran, yang ada di lantai kamarnya. Bunda dan ayahnya Sindi cemas, melihat anaknya dari kemarin tidak mau makan, dan selalu mengurung diri dikamarnya.

     Malam pun tiba. Salsa dan Bisma menemui Sindi yang berada dikamarnya. Salsa memaksa Sindi untuk memakai gaun yang sudah Salsa berikan kepadanya, dan Salsa pun membuat Sindi berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Padahal Sindi tidak mau keluar kamar, dan dia ingin menenangkan dirinya dikamar saja. Tetapi Salsa dan Bisma terus memaksa Sindi sampai akhirnya, Sindi pun mau untuk makan malam bersama mereka. Sindi merasa ada yang aneh dengan sikap kedua sahabatnya itu, yang tiba-tiba menyuruhnya untuk berpenampilan cantik, dan mengajaknya ke suatu tempat yang akan membuat Sindi merasa bahagia. Namun temannya tidak mau memberitahu dimana tempat tersebut. Mereka pun berpamitan kepada ayah dan bundanya Sindi, untuk mengajak putrinya makan malam bersama Salsa dan Bisma, dengan alasan supaya Sindi tidak sedih lagi.
  
     Sampailah mereka ke tempat tersebut. Sebelum Sindi masuk kedalam tempat tersebut, Salsa pun menutup mata Sindi, dengan alasan kalau didalam tempat tersebut terdapat kejutan yang akan membuat Sindi merasa bahagia setelah melihatnya.
"Sebelum kita masuk kedalam, aku akan menutup mata kamu dengan sapu tangan ini. Supaya kalau kamu masuk kedalam dan melihat semuanya, kamu akan terkejut dan merasa bahagia. Karena yang ada didalam, berisikan sesuatu yang bisa membuat kamu merasa bahagia, bahkan sampai kebawa kedalam mimpi. Nanti, aku sama Bisma yang akan menuntun kamu untuk masuk kedalam," ucap Salsa kepada Sindi.
Salsa dan Bisma menuntun Sindi untuk masuk kedalam tempat tersebut. Setelah sampai ditempat tersebut, sapu tangan yang menutupi matanya Sindi akhirnya dilepas oleh seseorang. Setelah Sindi membuka matanya secara perlahan, bukan Salsa dan Bisma yang ada di depannya, melainkan pujaan hatinya yang sering menyakiti hatinya dengan sikap pujaan hatinya yang dingin dan cuek. Orang tersebut adalah Andriyan. Sindi pun pergi, setelah melihat wajahnya Andriyan. Tetapi, Andriyan memegang tangan Sindi untuk menahannya pergi dari tempat ini.
"Saya mohon, kamu jangan pergi dari sini," ucap Andriyan sambil memohon kepada Sindi untuk tidak pergi dari tempat ini.
Andriyan pun memeluk Sindi, sambil bilang ke Sindi kalau dia sangat mencintai Sindi. Andriyan meminta maaf ke Sindi soal sikap dia yang selalu cuek kepada Sindi, "Saya minta maaf, kalau sikap saya selama ini membuat kamu merasa sedih. Saya cuma mau bilang ke kamu, kalau saya sangat mencintai kamu. Maukah kamu menjadi pacar saya?"
"Lepasin aku... Aku itu gak suka sama kakak. Jadi kakak gak perlu berharap lebih dari aku. Biarkan aku pulang. Jangan pernah kakak menahan aku untuk pergi. Kalung ini aku kembalikan ke kakak. Aku sudah gak butuh lagi kalung itu," kata Sindi kepada Andriyan.
Andriyan pun melepaskan pelukannya dan membiarkan Sindi pergi meninggalkan dirinya. Sindi pun membiarkan kalung tersebut kembali kepemiliknya. Ketika Sindi melangkahkan kaki untuk meninggal Andriyan yang sedang termenung, datanglah seorang pria yang menghalangi Sindi dan menghentikan langkahnya untuk pergi dari tempat tersebut. Orang tersebut adalah Rangga.
Rangga menjelaskan kenapa sikap Andriyan bisa menjadi dingin seperti kemarin ketika bertemu dengan Sindi, "Sin, aku mau ngomong sama kamu tentang kak Andri. Sebenarnya kak Andri, sudah menyukai kamu sejak dari dulu, sebelum aku datang dan menghancurkan cinta kalian berdua. Aku juga tahu kalau kamu juga menyukai kak Andri, tetapi kamu sudah terlanjur kecewa terhadap sikap kak Andri yang cuek ke kamu, makanya kamu nolak dia untuk menjadi pacar kamu. Andai kamu tahu, bahwa sebenarnya kak Andri bersikap cuek dan dingin ke kamu itu, karena dia tahu aku juga mencintai kamu. Dia gak mau, kalau harus melihat aku terluka, karena keegoisan dia, padahal bukan dia yang egois justru aku yang egois. Aku hanya memperdulikan kebahagiaan aku saja, tanpa memperdulikan kebahagiaan kalian berdua. Aku minta maaf ya Sin, atas cinta aku ke kamu, yang membuat kalian berdua menjadi seperti ini. Kalau kamu mencintai kak Andri, kamu harus kejar dia dan jangan pernah kamu lepaskan dia. Kalau kamu melepasnya, kamu akan menyesal atas perbuatan kamu itu."
  
     Sindi pun kembali ke pujaan hatinya. Sindi bilang ke Andriyan kalau dia mau menjadi kekasih Andriyan dan memakai kalung itu kembali.
"Apakah aku boleh, memakai kalung itu kembali, setelah aku kembalikan kalung itu ke pemiliknya?" tanya Sindi.
Andriyan terkejut, mendengar suara yang berasal dari bibir manisnya Sindi. Andriyan bertanya kepada Sindi, tentang omongannya itu, "Sindi... Kamu kembali. Aku senang banget, melihat kamu kembali ke sini. Maksud omongan kamu itu apa. Bukannya kamu sudah gak.."
 
     Perkataan Andriyan pun terhenti, ketika Sindi tiba-tiba memeluk Andriyan dengan sangat erat. Dan Andriyan pun memeluk Sindi.
"Maafin aku. Aku sudah tahu semuanya dari Angga. Aku tahu kamu terpaksa bersikap dingin ke aku, karena Angga mencintai aku. Dan kamu tidak ingin, kalau Angga kecewa sama kamu, karena kamu mencintai aku. Dan aku ingin terus bersama kamu selamanya. Sampai waktu yang memisahkan kita berdua," kata Sindi kepada Andriyan.
Andriyan melepaskan pelukannya untuk menanyakan apa maksud dari ucapan Sindi kepadanya.
"Maksud kamu, kamu mau jadi pacar saya?" kata Andriyan dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya.
Sindi hanya menganggukkan kepalanya, yang menandakan kalau dia mau menjadi pacar Andriyan. Andriyan pun memeluk Sindi dengan sangat erat, sampai Sindi sulit untuk bernafas. Sindi menyuruh Andriyan untuk berjanji kepadanya, kalau Andriyan akan terus mencintainya dan tidak akan pernah meninggalkan dia demi orang lain, dan Sindi juga menyuruh Andriyan untuk berjanji, kalau Andriyan harus mengganti kata saya dengan kata aku, supaya kata itu tidak kaku untuk orang yang lagi menjalin asmara.

Bersambung...

Cinta dibalik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang