Beberapa hari kemudian, Sindi melihat Rangga sedang menyanyikan lagu romantis di halaman sekolah. Sindi merasa ada yang aneh dengan sikap Rangga ketika sedang bernyanyi. Mata Rangga seakan-akan tertuju ke arah Sindi. Pandangan itu seperti, pandangan orang yang sedang jatuh cinta kepada seseorang. Setelah lagu selesai dinyanyikan oleh Rangga, tiba-tiba semua anak murid memegang huruf yang berbeda-beda. Gabungan huruf itu membentuk sebuah kalimat. Kalimat itu adalah kalimat ungkapan seseorang terhadap orang yang dicintainya. Dan kalimat itu bertulisan kata, maukah sindi menjadi pacar Angga.
Sindi menghampiri Rangga, sambil berkata, "Yang kamu lakukan itu nora... Maaf, aku bisa jadi pacar kamu, karena aku hanya menganggap kamu sebagai teman saja, tidak lebih dari itu." Sindi pun pergi meninggalkan semua orang yang ada di halaman sekolah, termasuk Rangga. Tiba-tiba datanglah pak Jono. Pak Jono menggubarkan semua orang yang ada di lapangan, dan menghukum Rangga atas perbuatan yang telah dia perbuat.Bel istirahat pun berbunyi, ketika Sindi sedang asyik melihat Andriyan sedang bermain basket, tiba-tiba datanglah Rangga. Karena merasa kesal atas perbuatannya yang sudah buat Sindi malu, akhirnya Sindi meninggalkan Rangga. Ketika Sindi sedang berjalan untuk menjauhi Rangga, tanpa dia sadari di depannya terdapat kulit pisang. Sindi tidak sengaja menginjak kulit pisang tersebut, dan pada akhirnya Sindi pun terpeleset. Rangga yang dari tadi sedang berada di belakang Sindi langsung menangkap Sindi yang hampir terjatuh. Dari kejauhan, Andriyan tidak sengaja melihat Sindi yang sedang ditolong oleh adik tirinya. Andriyan pun langsung tidak fokus ketika bermain bola.
"Andri, kamu kenapa. Kok gak fokus sih mainnya," tanya Ridho. Ridho merasa ada yang aneh dengan sahabatnya itu. Ridho pun melihat kearah yang dituju oleh mata Andriyan. "Oh. Sekarang aku tahu kenapa kamu tidak fokus ketika sedang bermain basket. Kamu cemburukan, melihat adik kamu sedang berpelukan sama Sindi. Dan tadi juga Angga mengungkapkan isi hatinya ke Sindi."
"Siapa yang cemburu. Aku gak cemburu kok," jawab Andriyan.
Ridho tetap tidak percaya dengan apa yang Andriyan katakan, karena Ridho tahu apa yang sedang dirasakan oleh sahabatnya itu.Ketika Sindi sedang bersama Salsa, tidak sengaja Sindi bertabrakan dengan Andriyan. Andriyan memarahi Sindi, sampai akhirnya Sindi pun menangis karena perkataan Andriyan yang menyakiti hati Sindi.
"Kalau lagi jalan jangan lupa pakai mata, biar gak nabrak orang. Bisa gak sih kamu sehari saja, jangan bikin saya emosi. Setiap kali saya ketemu sama kamu, pasti bawaannya saya emosi terus," kata Andriyan sambil memarahi Sindi.
"Maaf," kata Sindi. Sindi pun pergi meninggalkan Andriyan, Ridho dan juga Salsa. Sindi pergi sambil meneteskan air mata. Melihat temannya berlari sambil menangis, Salsa pun mengejar Sindi untuk mencoba menenangkan Sindi.
Setelah melihat perlakuan Andriyan terhadap Sindi, Ridho pun menasihati Andriyan supaya tidak bersikap seperti itu, "Kamu lihatkan... Akibat dari perbuat kamu terhadap Sindi. Aku tahu kamu cemburu terhadap adik dan juga orang yang kamu cinta. Tapi kamu gak perlu marah ke Sindi, sampai membuat dia menangis. Lebih baik, sekarang kamu kejar Sindi, dan minta maaf kepada dia." Setelah mendengar perkataan Ridho, Andriyan pun langsung pergi mengejar Sindi dan meminta maaf kepada Sindi.Di taman, ketika Andriyan datang menghampiri Sindi yang sedang duduk sambil menangis, Salsa pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua dan memberi waktu kepada mereka untuk saling berbicara satu sama lain.
"Sin, aku ke kelas dulu ya?" kata Salsa.
"Jangan... Kamu temani aku dulu ya?" kata Sindi. Salsa tidak menghiraukan perkataan Sindi, dan dia langsung pergi begitu saja.
"Sekarang, kamu hapus air mata kamu... Saya tidak ingin kalau ada perempuan yang menangis akibat dari perbuatan saya," sambil memberikan Sindi sebuah tisu.
Tetapi Sindi justru membuang tisu itu, dan berkata, "Kalau kamu tidak ingin ada perempuan yang menangis, kenapa kamu memarahi aku, sampai membuat aku menangis."
"Kamu boleh marah sama saya... Kamu boleh kesal atau benci sama saya... Tapi ingat, jangan pernah jadikan air mata kamu sebagai bagian dari rasa kesal kamu kepada saya. Saya minta maaf sudah membuat kamu sampai menangis seperti sekarang ini," kata Andriyan. Andriyan mengusap air mata Sindi dan menyandarkan kepala Sindi ke pundaknya.
Setelah pulang sekolah, mereka berencana untuk belajar bersama dirumah Rangga. Karena Sindi merasa kangen dengan pangeran senjanya, akhirnya dia memakai gelang itu kembali untuk menghilangkan rasa kangennya terhadap pangeran senjanya.
"Sin, bukannya kamu gak mau pakai gelang itu lagi ya. Dengan alasan kamu takut kalau gelang itu hilang," tanya Salsa yang merasa heran dengan sahabatnya itu.
"Aku lagi kangen sama dia," kata Sindi.
Melihat Sindi memakai gelang tersebut, Rangga jadi merasa bete dengan Sindi.
"Itu gelang dari siapa? Pacar kamu ya?" tanya Rangga dengan ekspresi bete.
"Bukan... Tapi gelang ini pemberian dari pangeran senja aku... Dia shabat masa kecil aku, sekaligus cinta pertamaku. Aku lagi kangen sama dia, makanya aku pakai gelang pemberian dari dia," jawab Sindi tanpa merasa bersalah karena sudah membuat Rangga kesal.
Ketika Rangga mau membuka pintu, tiba-tiba datanglah seorang wanita yang biasa dipanggil oleh Rangga dengan sebutan mama. Mereka pun saling berkenalan satu sama lain. Sebelum mereka berkenalan Rangga masuk terlebih dahulu ke dalam rumah dengan ekspresi kesal. Ketika Sindi sedang berkenalan dengan dengan mamanya Rangga, tiba-tiba mamanya Rangga melihat kearah gelang yang dipakai oleh Sindi.
"Gelang itu, punya kamu?" tanya mamanya Rangga ke Sindi.
"Iya tante. Emang kenapa ya?" kata Sindi.
"Sepertinya tante pernah melihat gelang itu. Tapi dimana ya... Aduh tante lupa, nanti deh tante ingat-ingat lagi. Lebih baik sekarang kita masuk kedalam. ayo," kata mamanya Rangga.Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dibalik Senja
أدب المراهقينCerita ini berisikan tentang percintaan wanita cantik bernama Sindi dengan pangeran senjanya. Namun disaat mereka masih kecil, mereka harus berpisah satu sama lain. Bisakah Sindi bertemu dengan pangeran senjanya? Ataukah mungkin mereka tidak akan pe...