Story 6

0 0 0
                                    

Di sekolahan, ketika kegiatan mos sudah selesai Andriyan menghampiri Sindi untuk menanyakan baju yang kemarin Andriyan menyuruh Sindi untuk mencucinya.
"Tunggu.. Baju saya yang kamu cuci sudah kamu bawakan ke sekolahan," kata Andriyan.
"Iya, sudah aku bawa. Bajunya ada di tas aku. Nanti pas jam istirahat aku kasihin ke kakak," jawab Sindi dengan ekspresi kesal.

Jam istirahat pun tiba. Ketika dikantin, Andriyan mencari keberadaan Sindi untuk menanyakan baju yang dicuci oleh Sindi. Tetapi, ketika Sindi sedang makan bakso, tiba tiba saus yang Sindi pencet tidak kunjung keluar. Sindi pun berusaha menekan saus itu agar bisa keluar, tetapi ketika Sindi memencet ke arah yang berbeda, tiba tiba saus itu keluar mengenai baju Andriyan. Andriyan pun kesal atas perbuatan Sindi dan memarahi Sindi, "Sindi.." Teriakan Andriyan membuat telinga semua murid yang ada di kantin menjadi sakit.
"Kenapa sih, setiap kali saya ketemu sama kamu, pasti saya kena sial mulu, dan ujung-ujungnya pasti saya marah dan kesal sama kamu. Bisa gak sih sehari saja kamu gak melakukan kecerobohan yang membuat saya kesal sama kamu. Dasar cewek ceroboh," membentak Sindi.
Perkataan Andriyan membuat hati Sindi menjadi hancur berkeping-keping. Sehingga Sindi pun berkata, "Kakak boleh menghukum aku, marahin aku. Tapi kakak gak berhak menghina aku sebagai cewek ceroboh. Aku tahu, aku memang cewek ceroboh, tapi kakak gak perlu bicara seperti itu ke aku." Sambil melempar cikih ke baju Andriyan. "Itu balasan dari aku karena kakak udah bilang aku cewek ceroboh," kata Sindi.
Andriyan pun semakin kesal dan dia juga melemparkan cikih ke arah Sindi, "Itu juga balasan dari saya untuk kamu, karena kamu sudah ngotorin baju saya sampai dua kali."
Sindi pun membalas lagi perbuatan Andriyan terhadap dirinya dengan cara melempar minuman kearah Andriyan. Tetapi minuman yang seharusnya kena Andriyan justru malah mengenai pak Jono, salah satu guru PPKN di sekolahan mereka. Karena pada waktu Sindi melempar minuman kearah Andriyan, Andiyan justru menunduk untuk menghindari tumpahan air minum tersebut. Sehingga pak Jono lah yang terkena tumpahan air minum tersebut. Sindi, Bisma, Salsa dan juga semua murid yang berada di kantin kaget, atas apa yang Sindi perbuat terhadap pak Jono.
"Sindi.." Teriakan pak Jono membuat telinga semua murid yang ada di kantin merasa kesakitan. Dengan emosi tingkat dewa pak Jono menyuruh Sindi dan juga Andriyan ke ruang guru, "sekarang kamu ikut bapak ke ruang guru.." kata pak Jono dengan ekspresi kesal.
"Makanya jangan macam macam sama saya. Sekarang kamu kena karmanya kan. Makan tuh karma," kata Andriyan merasa kegirangan karena Sindi di marahi sama pak Jono.

Tapi sungguh sayang, rasa senang yang dirasakan oleh Andriyan kini telah musnah, setelah pak Jono menyuruh dia juga ikut ke ruang guru bersama Sindi. Sindi pun merasa kegirangan karena Andriyan juga dihukum bersamanya, "Makan tuh karma." Sindi berkata pelan ditelinga Andriyan.
"Sekarang, kalian letakan kotak ini ke dalam gudang. Nanti saya nyusul kalian ke gudang, untuk mengecek pekerjaan kalian berdua. Ingat harus kalian kerjakan berdua, kalau gak orang tua kalian yang akan saya panggil untuk datang ke sekolah," kata pak Jono.

Sampailah mereka di gudang. Ketika Sindi sedang meletakan kotak didalam gudang sekolah, tiba tiba terdengar suara hewan yang menjijikkan. Hewan itu bernama tikus. Hewan yang selama ini Sindi takuti.
"Iihhh.." Sindi memeluk Andriyan dengan sangat erat. Andriyan merasa kaget karena Sindi tiba tiba memeluk dia dengan sangat erat.
"Lepasin!" kata Andriyan.
"Gak mau... Di sana ada tikus. Aku takut sama tikus," kata Sindi dengan ekspresi yang merasa ketakutan.
Andriyan semakin resah dengan pelukan Sindi itu. Andriyan khawatir kalau sampai ada orang lain yang melihat dia sedang di peluk oleh Sindi, pasti orang itu akan berpikir yang bukan-bukan. Tetapi, semakin Andriyan ingin melepaskan pelukan Sindi, semakin erat pula pelukan tersebut. Tiba tiba, terdengar suara orang sedang membuka pintu gudang. "Astaga." Andriyan dan Sindi melihat ke arah asal suara tersebut dan terkejut ternyata suara itu berasal dari mulutnya pak Jono. Pak Jono kaget melihat muridnya berpelukan di gudang sekolah.
"Andri.. Sindi.." Pak Jono melanjutkan perkataannya itu. Sindi pun melepas pelukannya dari tubuh Andriyan.
"Kalau kalian mau pacaran, kalian harus ingat tempat dan waktu juga. Bapak tahu ini di gudang sekolah dan masih jam istirahat, bukan berarti kalian bisa pacaran sesuka hati kalian. Kalian beruntung, bapak yang melihat kelakuan kalian berdua ini, bukan orang tua kalian yang melihatnya. Coba, kalau orang tua kalian melihat atau tahu kalian berpelukan, pasti mereka marah besar sama kalian," kata pak Jono.
Andriyan pun mencegah pak Jono untuk bilang ke orang tua mereka, tentang perbuatan mereka berdua, "Pak, saya mohon kepada untuk tidak bilang ke orang tua kami tentang masalah ini. Lagi pula apa yang bapak lihat tidak seperti kenyataannya."

Bersambung...

Cinta dibalik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang