Story 19

0 0 0
                                    

     Keesokan harinya, Salsa datang ke rumah Sindi untuk menyampaikan kabar gembira bahwa Salsa dan Rangga akhirnya resmi berpacaran. Ketika Salsa menceritakan kabar gembira itu ke Sindi, justru Sindi terlihat sedih. Salsa penasaran tentang hal apa yang membuat Sindi menjadi sedih seperti itu. Salsa berpikir bahwa Sindi dan Andriyan pasti lagi bertengkar. Untuk menghilangkan rasa penasarannya itu, Salsa pun bertanya kepada Sindi memgenai hal yang membuat Sindi menjadi sedih.
  
     Setelah Sindi selesai bercerita tentang permasalahannya itu kepada Salsa. Salsa pun meminta Sindi untuk memaafkan Andriyan yang telah membohonginya dan memaksa Sindi untuk segera baikan dan jangan bertengkar lagi dengan Andriyan. Tetapi Sindi menolak, Sindi pikir kalau Salsa lebih membela Andriyan dari pada temannya sendiri. Sindi pun marah kepada Salsa. Salsa pun bingung, dia harus bagaimana untuk mempersatukan Sindi dan juga Andriyan. Akhirnya Salsa memutuskan untuk minta bantuan Rangga dan juga Bisma.

     Malam pun tiba, Salsa menelepon Sindi untuk makan malam bersamanya disebuah restoran, sebagai permintaan maaf karena Salsa sudah menyuruh Sindi untuk memaafkan Andriyan. Sesampainya direstoran, Sindi merasa ada yang aneh dengan restoran tersebut. Didalam restoran tersebut tidak ada seorang pun selain Sindi. Ditempat tersebut juga dihias dengan hiasan seromantis mungkin, sehingga Sindi merasa bahwa Salsa salah memberikan alamat restoran kepadanya. Sindi pun menelepon Salsa untuk memastikan bahwa Salsa tidak salah memberikan alamat kepadanya. Salsa hanya bilang kalau Sindi sudah ada direstoran yang tepat, dan dia menyuruh Sindi untuk menunggu dia direstoran itu.

     Setelah cukup lama Sindi menunggu Salsa direstoran, tiba-tiba terdengar langkah kaki menuju kearahnya. Sindi pikir bahwa yang datang adalah sahabatnya yaitu Salsa, ternyata dugaan Sindi salah yang datang adalah pangeran senjanya bukan sahabatnya. Setelah melihat Andriyan, Sindi pun pergi dari tempat itu, tetapi Andriyan menahannya untuk pergi. Sindi menginjak kaki Andriyan supaya genggaman Andriyan tidak menghalangi langkahnya untuk pergi.

     Diperjalanan Sindi tidak sengaja melihat kearah spion mobil, ternyata mobil Andriyan berada tepat dibelakang mobilnya. Untuk menghindari mobil Andriyan, Sindi pun menyetir mobil dengan kecepatan maksimal. Setelah Sindi berhasil menjauh dari mobil Andriyan, tiba-tiba ada dua motor yang masing-masing dikendarai oleh dua orang yang berada dikanan dan kiri mobil Sindi. Orang tersebut menyuruh Sindi untuk berhenti. Kalau Sindi tidak berhenti orang tersebut mengancam untuk memecahkan kaca mobil Sindi. Karena merasa takut, Sindi pun menuruti perintah orang tersebut. Orang tersebut juga meminta Sindi untuk memberikan tas beserta isinya kepada mereka dengan ancaman kalau Sindi tidak memberikan tas itu dia tidak akan selamat. Ketika Sindi menyerahkan tasnya kepada keempat preman tersebut, datanglah Andriyan dengan jurus karatenya. Ketika Andriyan terkena pukulan dari salah satu preman tersebut, Sindi merasa khawatir dengan kondisi Andriyan. Akhirnya keempat preman tersebut bisa dikalahkan oleh Andriyan, walaupun wajahnya terluka akibat pukulan tersebut. Sindi memeluk Andriyan dengan sangat erat.
Sindi merasa ketakutan akibat dari kejadian tersebut, "Aku takut.."
"Sudah kamu gak perlu takut lagi, kan ada aku disini yang siap menjaga kamu. Aku akan selalu ada disamping kamu, jadi kamu gak perlu takut lagi ya. Aku janji akan selalu menjaga kamu selamanya, sampai akhir hidupku. Kamu pulangnya bareng aku ya, pakai mobil aku. Kalau soal mobil kamu, nanti aku suruh orang lain untuk bawa mobil kamu ke rumah kamu," ucap Andriyan kepada Sindi.
    
     Sampailah mereka dirumah Sindi. Ketika Andriyan ingin berpamit untuk pulang, tiba-tiba saja Sindi menahan Andriyan untuk pergi. Sindi berniat untuk mengobati luka yang ada diwajahnya Andriyan, akibat dari pukulan preman tersebut.
  
     Ketika Sindi selesai mengobati luka yang ada diwajah Andriyan, Sindi pun bilang ke Andriyan bahwa Sindi sudah mau memaafkan Andriyan, tetapi dengan syarat bahwa Andriyan harus berjanji kepada Sindi untuk tidak membohonginya lagi, "Aku mau maafin kamu, tapi dengan satu syarat. Kamu gak boleh bohongin aku dan kita harus saling terbuka, dan gak boleh ada yang ditutup-tutupi. Berjanji!"
"Iya, aku berjanji. Tapi kamu harus pakai kalung dan gelang ini lagi," ucap Andriyan. Sindi pun mau untuk memakai kembali gelang dan kalung tersebut. Andriyan pun memakaikan Sindi gelang dan juga kalung.

     Beberapa bulan kemudian, Andriyan mengajak Sindi kesebuah tempat dengan suasana yang romantis.
Ditempat itu, Andriyan mengungkapkan rahasia yang selama ini belum bisa dia ungkapkan kepada Sindi, "Cici, sayangku. Aku mau ngomong sesuatu ke kamu... Besok dan empat tahun kedepan aku tidak akan bisa selalu bersama kamu. Soalnya aku.. Akan pergi ke Amerika untuk mengejar cita-cita aku. Maafin aku.. Yang baru bisa jujur ke kamu tentang hal ini."
"Gak apa-apa kok, yang penting kamu bisa jujur ke aku walaupun terlambat. Aku senang bangat mendengar kamu kuliah di Amerika... Itu berarti aku gak perlu memaksa ayah dan bunda agar aku bisa kuliah di Indonesia. Tunggu aku dua tahun lagi ya? Aku berjanji akan kuliah di universitas yang sama seperti kamu. Kamu harus ingat... Kamu ke sana untuk kuliah bukan untuk selingkuh... Kalau sampai aku dengar kamu selingkuh, aku akan putusin kamu dan aku gak akan pernah mau melihat kamu lagi," kata Sindi.
   
     Andriyan pun merasa senang mendengar hal itu. Andriyan memeluk Sindi dengan sangat erat dan berjanji kepada Sindi untuk selalu setia kepadanya. Meskipun Andriyan harus LDRan dengan Sindi dan pasti banyak cobaannya, tetapi Andriyan akan selalu mencintai Sindi sampai maut memisahkan mereka. Akhirnya perpisahan mereka kini kembali disaksikan oleh senja.

SELESAI

Cinta dibalik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang