Story 14

0 0 0
                                    

     Ketika mereka joging, Sindi tidak sengaja melihat Andriyan yang sedang membeli minum disebuah warung. Karena Sindi ingin membicarakan tentang masalah inisial yang ada di kalung tersebut, Sindi terpaksa kembali berbohong kepada ketiga temannya, hanya untuk menemui Andriyan, "Aduhh... Perut aku sakit banget. Aku ke toilet dulu ya. Kalian duluan saja jogingnya. Nanti kita ketemuan di taman yang ada diujung jalan."
"Ok. Tapi, jangan lama-lama ya. Lima belas menit lagi, kita ketemuan ditaman," jawab Rangga.
"Sipp... Aku duluan," kata Sindi.
Sindi pun pergi untuk bersembunyi di suatu tempat. Setelah Sindi melihat ketiga temannya pergi dari tempat tersebut, Sindi pun menghampiri Andriyan yang ada disebuah warung.
Sindi mulai menanyakan tentang inisial yang ada di kalung tersebut, "Kak, aku mau ngomong sebentar sama kakak. Tapi kakak jangan pergi, sebelum jawab pertanyaan dari aku. Apakah benar, kalung ini pemberian dari kakak buat aku. Dan jika benar kenapa ada inisial PS di kalung ini. PS itu singkatan dari apa?."
"Iya. Kalung itu pemberian dari saya, buat kamu. Kalau soal singkatan PS, suatu saat nanti, pasti saya akan menjelaskan ke kamu. Sekarang bukan waktu yang tepat buat saya menjelaskan ke kamu, tentang singkatan itu. Kamu harus berjanji kepada saya bahwa kamu tidak akan pernah menghilangkan pemberian dari saya untuk kedua kalinya. Saya joging dulu ya," ucap Andriyan sambil memberikan senyuman di bibirnya.
Mendengar perkataan Andriyan, membuat Sindi merasa bingung. Karena Andriyan bilang ke Sindi kalau dia tidak boleh menghilangkan barang pemberian dari Andriyan untuk yang kedua kalinya, padahal Andriyan baru memberikan satu barang kepada Sindi, mana mungkin Sindi bisa menghilangkan dua barang.
     Sepanjang perjalanan, Sindi masih memikirkan perkataan Andriyan yang baru saja dia bilang kepada Sindi. Ketika Sindi bertemu temannya ditaman, masih saja dia memikirkan omongan Andriyan yang membuat dia bingung. Sehingga ketiga temannya merasa bingung melihat sahabatnya itu, yang dari tadi hanya melamun saja. Untuk menghilangkan rasa penasarannya itu, terhadap sikap Sindi yang dari tadi hanya melamunkan sesuatu, Salsa pun bertanya mengenai sesuatu yang ada dipikiran Sindi, yang membuat Sindi hanya melamun saja. Tetapi Sindi tidak bilang yang sejujurnya tentang perkataan Andriyan, yang membuat Sindi menjadi  seperti ini. Dan Sindi lebih memilih untuk segera pulang ke rumah dari pada harus jujur ke temannya.
"Sin. Kok kamu melamun saja sih. Hal apa yang sedang kamu pikirkan, sampai kamu jadi melamun seperti ini?" ucap Salsa dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya.
"Aku gak lagi pikiran apa-apa kok... Oh ya, tadi bunda aku nelpon aku. Kata bunda, aku disuruh pulang cepat. Aku pulang dulu ya. Sampai jumpa," ucap Sindi dengan tingkah laku yang sedikit aneh. Ketika Sindi sudah pergi untuk pulang, Rangga pun bergegas pergi meninggalkan Salsa dan juga Bisma.

     Ketika Salsa dan Bisma lagi berjalan menuju ke sebuah warung, mereka tidak sengaja melihat Rangga dan Andriyan lagi membicarakan sesuatu hal yang penting dan bersifat rahasia. Bisma merasa penasaran dengan apa yang lagi mereka bicarakan, akhirnya Bisma mengajak Salsa untuk menguping pembicaraan mereka berdua.
"Kak, terima kasih ya. Kakak sudah mau menghindar dari Sindi dan bersikap dingin kepadanya. Dan bahkan kakak rela tidak datang ke pesta ulang tahun Sindi, hanya demi menjaga perasaan aku. Padahal aku cuma adik tiri kakak bukan adik kadung, tapi kakak rela melakukan apapun demi kebahagiaan aku," kata Rangga kepada Andriyan.
"Jangan berterima kasih kepada saya. Karena itu sudah menjadi tugas saya untuk membuat kamu bahagia. Kan kurang lebih sebelas tahun yang lalu, kamu sudah mau menolong mama saya, ketika mama saya hampir mau ketabrak mobil. Untuk membalaskan rasa terima kasih saya ke kamu, saya sudah berjanji sama diri saya sendiri untuk membuat kamu bahagia dengan cara apapun," ucap Andriyan dengan senyuman yang terpaksa.

     Beberapa hari kemudian, Sindi dan ketiga temannya datang ke acara lomba basket antar sekolah. Sebenarnya Sindi tidak ingin datang ke pertandingan tersebut, karena di pertandingan basket ada Andriyan. Andriyan adalah pemain sekaligus ketua tim basket yang ada di sekolahan mereka. Salsa dan Bisma memaksa Sindi untuk hadir di pertandingan tersebut, karena mereka tahu bahwa Andriyan akan bersemangat untuk bermain basket, jika Sindi ada di pertandingan tersebut untuk menyemangatinya. Meskipun sebenarnya Sindi tidak mau melihat Andriyan tanding, sebab sikap Andriyan yang selalu cuek ke Sindi. Salsa dan juga Bisma terus menerus memaksa Sindi untuk datang ke pertandingan tersebut, dengan sangat terpaksa Sindi datang ke pertandingan tersebut.
Andriyan yang awalnya tidak semangat untuk bertanding, sampai skornya tertinggal jauh dengan skor lawan. Akhirnya Andriyan bersemangat untuk bertanding dan mengalahkan tim lawan, hanya karena dia melihat orang yang selalu dia rindukan yaitu Sindi, datang dipertandingan. Karena keberhasilan Andriyan untuk mengalahkan tim lawan dan memenangkan kejuaraan, Sindi dan ketiga temannya mengucapkan selamat kepada Andriyan atas kemenangan Andriyan. Ketika Sindi mengucapkan selamat kepada Andriyan, justru Andriyan pergi meninggalkan Sindi tanpa mengucapkan terima kasih kepada Sindi. Berbeda dengan ketiga temannya, yang memberikan ucapan selamat kepada Andriyan. Andriyan balas ucapan selamat dari mereka dengan ucapan terima kasih. Melihat sikap Andriyan yang cuek kepada Sindi, membuat Sindi merasa kesal dan marah kepada Andriyan. Karena kekesalan yang Sindi rasakan, sehingga Sindi ingin segera pergi dari tempat tersebut, dan kembali ke rumah untuk menenangkan diri. Ketika Sindi pergi ke tempat parkiran, ketiga temannya tidak ikut bersamanya, justru mereka bertiga lagi membicarakan tentang sesuatu hal yang penting mengenai Andriyan yang menghindar dari Sindi.
"Sin, kamu duluan saja ke mobilnya. Aku, Bisma dan Rangga ada urusan yang sangat penting, yang perlu kami bicarakan. Kamu tunggu sebentar ya. Secepatnya aku ke mobil," kata Salsa kepada Sindi.
Ketika Sindi sudah menuju ke mobilnya, Salsa pun memulai pembicaraannya, "Angga, kamu harus jawab dengan jujur ke aku dan juga Bisma. Sebenarnya, kamu kan yang membuat kak Andri cuekin Sindi dan selalu menghindar darinya. Aku dan Bisma sudah tahu semuanya. Kita berdua sempat mendengar pembicaraan kamu sama kak Andri, soal kak Andri harus menjauh dari Sindi hanya karena, kamu merasa cemburu dengan kedekatan kak Andri dengan Sindi. Sebaiknya kamu harus jelasin ke Sindi tentang hal ini, kalau tidak biar aku dan Bisma yang jelasin semuanya ke Sindi, tentang Sikap kak Andri yang cuekin dia. Dan seharusnya, kalau kamu mencintai Sindi, kamu harus merelakan dia bahagia dengan orang yang dia cinta, meski orang itu bukan kamu. Oh iya, kamu harus bisa membuat kak Andri dan Sindi pacaran, kalau tidak kita berdua yang akan membuat kamu dibenci oleh Sindi."

Bersambung...

Cinta dibalik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang