21

212 52 1
                                    

Suara langkah kaki terdengar nyaring di lorong rumah sakit yang sepi.Langkah itu berhenti tepat di sebuah pintu yang di dalamnya terdapat sosok laki-laki tertidur pulas dalam balutan mimpinya.

Langkahnya berjalan ringan mendekati ranjang dimana sosok itu terbaring dengan alat bantu di tubuhnya.

"Ck,ck.Sayang sekali kamu harus menerima akibat dari kelakuan mereka semua yang ikut campur dalam rencana ku"Decaknya miris.

"Coba kalau kalian diam dan tidak ikut campur,mungkin kalian semua akan baik-baik saja.Tapi sepertinya aku harus membunuh kalian satu persatu,jika masih berani menggalkan rencana ku!"Ucapnya.

Matanya beralih pada selang infus yang tergantung di tiang yang ada disisi ranjang.

Ia mengeluarkan suntik yang sudah ia isi cairan racun.Dia harus memberi peringatan keras kepada Syakira yang doa yakini masih akan ikut campur dalam urusannya.Dengan kematian salah satu dari mereka ini bisa dijadikan gertakan untuk siapapun yang ingin ikut campur.

TAP.

"Lo?!".

Brukh.

"A-Aldi"Ucapnya gagap saat melihat Aldi bangun,bahkan dia menghempaskan tubuhnya kuat ke lantai.

"Gue gak nyangka lo pelaku yang selama ini kita cari"Ucap Aldi kecewa.

"Ini gak seperti yang lo bayangkan,gue cuma mau cek infus lo doang tadi"Kilah nya,memelas.

"Gue udah denger semuanya.Lo gak usah pura-pura lagi.Gue gak habis pikir jika selama ini pelaku yang di cari bersembunyi dengan topeng sok baik depan semua orang"Ucap Aldi.

Dia bangun dari lantai,dan berdiri angkuh di depan Aldi.Dia menatap Aldi tersenyum miring.

"Bagus kalau lo udah tahu.Tapi sayangnya aku terpaksa habisi kamu karena kamu sudah tahu siapa aku"Ucapnya.

Aldi menekan bel yang ada di samping ranjangnya.Semoga para dokter ataupun suster cepat datang ke kamarnya.

Dia berjalan mendekat ke arah Aldi dengan jarum suntik di di tangannya.

"Gue gak akan biarin lo bunuh gue.Karena kebusukan lo harus segera terbongkar.Gue kecewa sama lo!".

Suntik itu berhasil Aldi tangkis hingga tercampak jauh.

"Aku gak akan biarin kamu hidup!".

Tangannya mengeluarkan pisau lipat kecil yang ada di saku bajunya.

"Sorry!".

Pisau itu menancap tepat di jantung Aldi.Aldi menatap nanar orang di depannya.Rasa sakit akibat tusukan pisau ini tidak sebanding dengan mengetahui siapa orang di depannya ini.

Setelah melihat Aldi pingsan,dia berlari cepat keluar ruangan.Karena tadi dia tahu Aldi menekan tombol di samping ranjangnya untuk memanggil dokter.

Dia berjalan menuju toilet yang tak jauh dari lorong itu untuk bersembunyi.

Tangannya mengotak atik ponsel hendak menghubungi seseorang.

"Halo.Ad_"

"Retas semua cctv yang ada di rumah sakit tempat Aldi di rawat.Aku baru saja bunuh dia.Pastikan todak ada jejak terekam!"Potongnya.

"Oke.Kamu cepat kesini!".

Tut.

Panggilan itu terputus.Setelah itu dia berjalan cepat keluar dari toilet dan menuju parkiran mobil.Dia buru-buru meninggalkan rumah sakit ke tempat dimana seseorang menunggunya.

Jadi Siapa?(END)/ Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang