9💎

2.2K 499 50
                                    

"Eh, anak SMP?"

Orang itu menatap Jihoon tajam, ia menodongkan pistolnya ke dahi Jihoon.

"Mau gua tembak?"

"Eits... santai, Bro. Lo udah SMA?"

"Gua kuliah semester satu, Bangsat!"

"Oke Bang, sorry sorry. Nama lo siapa?"

"Choi Hyunsuk."

Setelah mengatakan itu Hyunsuk beranjak dari freezer, berjalan keluar dari Indomet.

"Lah, main tinggal aja bocah!" ucap Jihoon pelan.

Bugh!

Hyunsuk menendang pintu yang sudah hancur dengan kesal.

"Gua bisa denger ya, Jihoon!"

"Dukun lo?! Perasaan gua belom nyebut nama."

Tiba-tiba Yedam berlari keluar menghampiri Hyunsuk.

"Bang Hyunsuk! Lo mau kemana?"

"Menjalani hidup." jawab Hyunsuk sambil membenarkan kacamata hitamnya.

"Hadeh, padahal gua kira lo gak sarap kayak temen-temen gua."

"Wait, what? Lo bilang gua sarap?!"

"Santuy Bang, gua pengen ngajak lo bareng kita."

Hyunsuk berpikir sejenak. Dia baru saja kabur dari apartnya karena tetangga sebelah sudah terinfeksi. Orang tuanya sedang bisnis ke luar negeri, kini ia hanya hidup ditemani hartanya yang unlimited. Ia bosan hidup sendiri, lagipula menerima ajakan Yedam tidak buruk sepertinya.

"Okay, gua ikut lo."

"Eh? Gua gak expect lo nerima secepet ini."

"Banyak bacot, gua gak ada kerjaan. Tapi lo bantu gua bawa barang di mobil dulu."

Yedam hanya mengangguk dan mengikuti Hyunsuk yang berjalan ke belakang gedung indomet. Mereka menghampiri sebuah mobil mewah yang ada, lalu Hyunsuk membuka bagasi mobil tersebut. Yedam terlonjak kaget melihat isinya.

"Anjay, sultan next level emang beda."

Hyunsuk hanya menatap malas dan mulai memilah barang yang akan ia bawa.

"Eh, lo pada bawa baju?"

"Iya, Bang. Gak banyak, paling cuma satu koper kecil."

Hyunsuk mengangguk. Ia menyerahkan dua koper kepada Yedam lalu membawa dua koper sendiri.

"Hati-hati bawanya, itu isi pistol semua."

"Lo kriminal atau apaan sih?"

"Ortu gua direktur, gua suka main tembak-tembakan dari kecil. Jadi ya... banyak koleksi. Dulu gua kira gak bakal kepake."

"Ortu lo kemana?"

"Bisnis di luar."

"Oh."

Percakapan mereka terhenti ketika sampai di pom bensin. Semua sudah menyelesaikan tugasnya dan sedang makan bersama.

"Woi, gua bawa orang."

"Loh, si bocil ikut kita?"

Yedam mengangguk, "Bang Hyunsuk ikut mobil Doyoung, ya."

"Doyoung?"

"Loh, Kak Hyun?!"

Doyoung mendekati Hyunsuk dan memeluknya erat.

"ASDFGHJKL KANGEN BANGET DUIT KAKAK! IH, KAK HYUN KECIL BANGET WKWKWK!"

"Gua lagi bawa koper, nyet."

Doyoung yang peka membantu Hyunsuk dan Yedam memasukkan barang-barangnya.

Train to BusetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang