4💎

2.7K 534 24
                                        

Tak!

"Huftttt!"

"Napa lo?"

Jeongwoo mengacak rambutnya kesal. Sudah sekitar setengah jam ia berjuang memesan makanan, namun tak ada satu pun bang gofood yang menerima pesanannya. Jeongwoo sangat lapar dan jengkel, ia sampai membanting ponsel apelnya.

"Hehe... Bang Yedam hari ini ganteng banget!"

Yedam memutar matanya malas, apa lagi yang diinginkan adik kelasnya ini? Btw mereka satu kos kalau kalian lupa.

"Mau apa lo?"

"Masakin dong Bang, serius dari tadi gua mesen gofood gak ada yang ngambil." jawab Jeongwoo dengan wajah melasnya, sangat gemas hingga ingin Yedam tabok.

"Ck, untung gua lagi baik! Tapi seriusan lo? Masih siang loh, masa gak ada yang ngambil?"

"Gak usah dipikirin sekarang, gua laper huhuu!"

Yedam yang malas menanggapi pun meninggalkan Jeongwoo dan mulai memasak. Yang mudah saja sih, hanya beberapa frozen food mahal yang ada di kulkas mereka. Jeongwoo lapar bukan karena miskin ya, ia hanya takut dapurnya musnah. Sebenarnya Yedam juga bukan koki yang handal, tapi setidaknya ia lebih baik daripada Jeongwoo.

Hal ini membuat Jeongwoo bersyukur memiliki teman kos seperti Yedam, walau terkadang harus terpaksa bangun pagi dengan cara yang sangat elit.

"Nih,"

Yedam menyodorkan sepiring nasi dan kawan-kawannya kepada Jeongwoo.

"Thanks, Bang! Kalo gak ada lo gua pasti udah gak hidup!"

"Bocah alay. Gua mau ke depan dulu beli tinta spidol, jangan kangen!" ucap Yedam sembari membereskan dapur yang baru saja ia pakai.

Setelah dapur bersih, Yedam pergi ke kamarnya untuk bersiap keluar. Jeongwoo hanya mengangguk sebagai balasan. Coba saja sekarang ia tak sedang memakan masakan Yedam, ia pasti sudah mengumpati nya.

Jeongwoo menyalakan ponselnya, ia menscroll beberapa chat dari temannya yang tak berfaedah. Tiba-tiba ia ingat sesuatu, Haruto mengajaknya untuk mabar sepulang sekolah. Ia pun mengirim pesan kepada sahabatnya itu, yang naasnya tak dibalas-balas.

"Woo, gua keluar dulu!" pamit Yedam.

"Yoi Bang, jangan lupa balik."

Jeongwoo terdiam, tak biasanya Haruto slowresp seperti ini. Ia menyelesaikan acara makannya, mencuci piring, lalu mengeringkannya. Ia kembali menyalakan ponselnya namun makhluk Jepang itu masih belum membalasnya. Tepat saat ia ingin menutup room chat, Haruto membaca pesannya.

Harutolol is typing...

1 menit

2 menit

3 menit

4 menit

5 menit...

"Bocah prik, ngetik seabad kagak selesai-selesai."

Akhirnya ada pesan yang muncul, lebih tepatnya pesan suara aka voice note. Jeongwoo bergidik ngeri, apakah virus malas mengetik Junkyu telah menyebar ke sahabatnya itu? Ingatkan dia untuk tidak dekat-dekat dengan Junkyu. 

Hilih suuzon aja lo.

'WOO GUA TREMOR GAK BOHONG! GUA GAK KUAT NGETIK WAHAI TEMAN BABIKU! GUA HABIS LIAT-

Brisik.

E-eh sorry Bang Sahi! WOO GUA HABIS LIAT SAHABAT KARIB LO GILA!-

Haruto pelanin suara lo, itu Asahi mau ngamok njing! Sini gua aja yang ngomong.

Train to BusetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang