JiKyu terdiam di depan rumah Junkyu. Jihoon tentunya punya rumah, tetapi sudah beberapa bulan ia tidak pernah kembali ke rumahnya. Keluarganya ada sedikit masalah hingga membuatnya enggan kembali, dan selama itu lah Junkyu dengan setengah hati menampung sahabatnya itu.
Ya menurut Junkyu tak apa sih, lagipula Jihoon lumayan berguna juga. Jihoon bisa masak dan mencuci pakaian, oleh karena itu Junkyu tak pernah mengusirnya dari rumah.
Sedangkan Junkyu tinggal sendiri karena diusir dari rumah utamanya. Bukan karena hal besar, Bunda Jisoo hanya kesal karena anak tunggalnya itu jarang sekali bergerak. Ayah Suho pun menyarankan agar Junkyu tinggal sendiri agar mandiri. Walau begitu sebetulnya mereka tidak tega, jadi ya Junkyu hanya pindah rumah saja namun tetap bergelimang harta.
Kembali kepada mereka yang ada di depan rumah. Junkyu merogoh sakunya dengan brutal, sedang Jihoon melihat sekitar dengan cemas.
"Gak ketemu, Jiii!" kesal Junkyu, ia mengacak rambutnya frustasi.
Jihoon tak henti-hentinya melihat ke kanan dan kiri. Padahal ini bukan yang pertama kalinya Junkyu kehilangan kunci rumahnya, tapi kali ini ia terlihat panik. Junkyu sampai heran, biasanya sekarang Jihoon akan mengajaknya mengungsi di rumah Doyoung sambil memarahinya di jalan.
"Jihoon, woy! Lo napa?"
"Jun, zombienya beneran ada gak sih?"
"HAHAHAH ANJIR! YA KAGAKLAH GILA! JADI LO DARITADI MIKIRIN ZOMBI?"
"Ck! Serius woi, tadi gua liat om-om tangan buntung di depan gang elit A." jawab Jihoon.
"Halu banget lo! Skuylah ke rumah dek Doy." ajak Junkyu.
Jihoon berpikir sejenak, rumah Doyoung terletak di kawasan elit A dimana tadi ia melihat om buntung.
"Guk guk! Guk guk guk!"
"Eh anjing!" teriak Junkyu.
Ia mendekati anjing tersebut dan mengelus kepalanya lembut. Ia mengenalnya, ini anjing milik tetangga yang suka nyasar setiap hari. Jihoon juga mendekatinya dan menepuk pundaknya sayang.
"Guk guk!"
Anjing itu terlihat senang dan mendekati mereka berdua. Jihoon benar-benar menggunakan kesempatan ini agar Junkyu lupa akan ajakannya ke rumah Doyoung tadi.
5 menit kemudian,
"Cabut lah, udah mau sore."
Junkyu berjalan menuju gang elit A yang mau tak mau diikuti oleh Jihoon. Ya habisnya ia lebih takut kalau sendiri.
"GUK GUK GRRRH!"
Entah harus bersyukur atau tidak, seekor anjing besar yang terkenal sering mengamuk muncul dari gang yang mereka tuju.
Junkyu melirik Jihoon, menyampaikan telepati untuk bersiap-siap kabur. Sayangnya telepati Jihoon sedang error karena memikirkan zombie.
"Maksud gua lari gitu loh!" marah Junkyu.
"Lah, lo juga ngapain gaya-gayaan pake telepati kalo bisa ngomong? Dikira anjingnya ngerti gitu?"
"Hih, otak lemot tuh ngaku aja ya!"
"Yang gak punya otak diem deh!"
"GUK GUK GUK!!"
"ANJING DIEM GAK? GAK LIAT GUA LAGI BERANTEM SAMA JUNKYU?!" teriak Jihoon, ia menunjuk si anjing besar dengan nyalang.
"Bego! Dia mana ngerti bahasa manusia!"
Ajaibnya, anjing itu menurut dan diam. Ia menatap takut-takut pada Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Train to Buset
Misterio / SuspensoTrain to Busan (Treasure Ver.) "Lo bercanda kan, Bang?" "Bang, gua nemu data zombie di Kota Mindset." "Lo ada rencana?" Entah cobaan apalagi yang menghampiri remaja labil yang hidupnya sudah dipenuhi banyak cobaan. Rasanya mereka ingin gila saja. Ba...