Haruto menunggu kakak-kakaknya di depan gerbang. Mashiho, Asahi, dan Yoshi. Keempat Jepang itu selalu pulang bersama, karena memang rumah mereka berdekatan.
Sudah 15 menit berlalu, tapi tak satu pun dari mereka menampakkan batang hidungnya. Ya Haruto tidak bosan sih secara semua gadis yang lewat bisa ia goda. Namun 15 menit bukan waktu yang singkat, ia tak suka menunggu.
"Ck! Pada kemana sih? Telpon kali ya?"
Haruto baru akan meraih ponselnya ketika segerombolan siswi berjalan kearahnya, lebih tepatnya mengikuti orang yang akan menghampirinya.
"Permisi ya gua mau pulang, udah ditungguin Haruto tuh. Kalian juga cepet pulang, cewek gak baik pulang malem-malem."
Dengan mudahnya, siswi-siswi itu menurut dan memberi jalan kepada yang meminta. Sesekali menjerit dalam hati dan mengucap tak rela. Tapi mereka tidak bar-bar seperti fans perserikatan gembel kok, kan yang mereka kejar softboy Yoshi.
"Haruto! Sorry lama, gua habis ngumpulin tugas bareng Yedam. Sahi sama Mashi belom turun?"
Haruto mengangguk, "Belom, Bang."
"Telpon aja deh, mereka emang suka gak tau diri kalo gibah. And tadi gua liat mereka bareng Jihoon."
Haruto mengumpat dalam hati. Ya pantas saja mereka tak kunjung selesai, bahan julid seorang Park Jihoon memang tak ada habisnya. Apalagi si Park itu suka sekali toel-toel Mashiho gemas, walau selalu tertolak:)
Haruto mendial nomor Mashiho. Kalau Asahi? Tentu tak akan diangkat.
"Bang Mashi, lo udah kelar belom?"
'Eh-eh bentar, To. Ini bang Jihoon lagi cerita aibnya bang Junkyu.'
Haruto menghela napas. Hei, aibnya Junkyu itu banyak, kapan selesainya? Yoshi yang melihat wajah pasrah Haruto pun mengambil alih ponselnya.
"Mashi, lo gak turun satu menit lagi gua tinggal."
'Anjir, Bang Yosh jangan tinggal dong! Masa gua pulang sama Sahi?-
Bang Ji udah dulu! Aduh Sa, kaki lo nyangkut tas gua. Ayo buru?!'
Telpon dimatikan oleh Yoshi. Walau softboy, ia satu-satunya yang bisa mengatur teman-temannya. Dan ia tahu betul, Haruto itu tak pernah berani dengan Mashiho dan Asahi.
Benar saja, satu menit kemudian Mashiho menghampiri mereka sambil berlari karena takut ditinggal. Asahi sih santai, ikut jalan di belakang Mashiho.
Mereka berempat menuju ke parkiran, ke arah mobil Yoshi. Yoshi dan Haruto di depan, Asahi dan Mashiho di belakang. Yang di belakang biasanya akan melanjutkan gibahnya via vidcall dengan Jihoon, tapi kali ini Jihoon tak mengangkat panggilannya.
"Btw Bang, kenapa pulang cepet dah?" tanya Haruto.
"Nah itu gua juga bingung, gak ada guru yang ngomong ke gua." jawab Yoshi.
Ia sendiri heran, padahal biasanya ada guru yang akan memberitahunya. Dan seharusnya yang mengumumkan itu ia dan Yedam, tapi malah langsung oleh kepala sekolah.
"Gua tadi nguping ruang guru."
"Terus, Sa?"
"Tapi lo semua jangan panik."
Yoshi mengernyitkan alisnya, suara Asahi kali ini terdengar meyakinkan.
"Ruto, coba pinjem hp lo."
Haruto yang bingung segera menyerahkan ponselnya kepada Asahi. Mashiho menatap Asahi serius. Yoshi yang merasa penasaran pun menghentikkan mobilnya di pinggir jalan. Sungguh jika kali ini Asahi hanya melawak, Yoshi akan menurunkannya di jalan.
![](https://img.wattpad.com/cover/284996292-288-k341375.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Train to Buset
Mistério / SuspenseTrain to Busan (Treasure Ver.) "Lo bercanda kan, Bang?" "Bang, gua nemu data zombie di Kota Mindset." "Lo ada rencana?" Entah cobaan apalagi yang menghampiri remaja labil yang hidupnya sudah dipenuhi banyak cobaan. Rasanya mereka ingin gila saja. Ba...