32. KEADAAN DIRGA

59 21 19
                                    


Hai, semua.
Apa kabar?
Semoga baik-baik aja, ya. Aamiin.
Ada yang nungguin cerita ini gak sih?

Udah vote belom? Belom?
Vote dulu yuk. Gak bayar Kok, gratis! tis! tis!
Jangan jadi SIDER, GAK BAIK!

HAPPY READING:)

•××ו

"Tidak mengapa, dan tidak apa-apa. Terkadang kita perlu sadar diri
dan sadar posisi "-Fastabiqul Khairat.

××ו

Satu Minggu sudah berlalu. Keadaan masih tetap sama. Faskha masih teguh dengan pendiriannya yang semakin membuat Dirga uring-uringan.

Bahkan cowok itu semakin menjadi-jadi kenakalannya. Sifatnya yang mudah emosi akhir-akhir ini membuatnya sering di panggil BK. Dan Faskha pun semakin yakin kalau Dirga itu bukanlah cowok yang baik untuknya.

Empat hari yang lalu, Dirga berkelahi dengan dua orang siswa di kelas Faskha hanya karena cowok itu membuat Faskha kecapekan karena tugas kelompok dia semua yang ambil alih, mereka tak sedikit pun mau membantu.

Dua hari yang lalu, Dirga juga membuat adik kelasnya babak belur karena berbisik-bisik kurang ajar tentang Faskha. Anak itu di buat jera dengan aksinya oleh Dirga. Hingga tidak masuk sekolah sampai sekarang, katanya sedang di rumah sakit.

Dan kemaren, lagi-lagi ia berkelahi dengan Damian karena masalah saling mengejek dan merendahkan. Dua orang cowok itu tak akan pernah akrab sampai kapanpun. Dari awal masuk SMA, Damian memang tak pernah akur dengan Dirga. Sudah bukan satu atau dua kali lagi mereka berkelahi, mungkin sudah puluhan kali selama mereka bersekolah di SMA BIMA SAKTI ini.

Kemaren juga Faskha sempat melihatnya dengan penampilan acak-acakan. Duduk sendiri di rooftop saat istirahat dengan sebungkus rokok di saku kemeja putihnya. Sebelahnya tangannya memegang sebatang rokok dan menghisapnya dengan nikmat. Itu membuat Faskha semakin teguh dengan pendiriannya tentang menjauhi Dirga.

"Faskha, bisa bicara sebentar?" Cewek dengan rok pendek dan rambut yang pirang tersebut duduk di samping Faskha tanpa permisi.

"Sandra?" Faskha menoleh-sedikit kaget, karena jarang sekali Sandra mau repot-repot berbicara dengannya. "Mau bicara apa?"

"Di rooftop aja, gak enak di sini, banyak yang denger soalnya," ajak Sandra dengan wajah jutek.

"Oke," angguk Faskha setuju.

Keduanya berjalan ke rooftop dengan rasa canggung. Tak satupun kata keluar dari mulut Sandra dan Faskha saat dalam perjalanan.

Sampainya di sana, Faskha dan Sandra duduk di bangku besi yang sudah sedikit berkarat dan catnya pun sudah luntur di beberapa bagian.

"Mau ngomong apa, San?" tanya Faskha buka suara setelah bermenit-menit diam.

Sandra mengambil napas untuk memulai pembicaraan. Ia melirik sekilas wajah cewek di sampingnya itu. "Lo gak sadar apa, Kha? Kedekatan lo sama Dirga itu udah bikin dia nakal lagi," tukas Sandra.

"Loh? Tapi aku udah jauhin dia," sanggah Faskha. "Dianya aja yang terus kejar-kejar aku."

"Itu emang bener, sih. Tapi cara lo itu telat, Kha. Harusnya, lo lakuin ini dari awal lo kenal sama dia, kalo sekarang mah udah telat," tutur Sandra tersenyum remeh.

All About You (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang