50. LEPASKAN DIA

44 10 19
                                    

Ngemis Vote 😐
Vote, dong .... 🥺🙏

"Jika bertahan adalah sebuah kesalahan, apakah dengan meninggalkan adalah pilihan yang benar?"—FASKHA


•SELAMAT MEMBACA•

o0o

DOR!

Peluru tertancap tepat di rumput, di samping kepala Dirga. Untung saja Alif cepat datang dan mendorong tubuh Frenanda hingga wanita itu terjatuh dan berguling-guling di tanah.

"Sialan!" umpat Frenanda. Ia mencoba bangkit dan berupaya menggapai revolver yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya jatuh.

"JANGAN BERGERAK! ANDA SUDAH DI KEPUNG!" Puluhan polisi berdiri mengelilinginya dengan menodongkan senjata api. Kasusnya, Frenanda itu mafia yang sudah lama di buru di Indonesia.

Frenanda mematung, lalu berdiri dengan kedua tangan terangkat di samping kepalanya. Ia berbalik ke belakang, mendapati seluruh anak buahnya telah di bekuk polisi.

Salah seorang dari Polisi memborgol tangan Frenanda. "Anda di tahan! Ayo ikut kami!"

Frenanda memberontak. "Lepaskan saya! Lepaskan! Saya tidak bersalah! Saya hanya melakukan yang seharusnya! Lepaskan saya!" teriak Frenanda seperti orang kerasukan.

"Diam!" bentak Polisi tersebut.

Bentakan tak membuatnya takut, wanita itu benar-benar mental baja. "AWAS KAMU DIRGA! SAYA AKAN KEMBALI LAGI UNTUK MENGHABISI KAMU!" teriaknya mengancam. Frenanda tetap berontak saat di bawa polisi, sehingga membuat polisi yang memeganginya kewalahan.

Rayen melirik sosok cewek yang tertelungkup di tubuh Dirga. Ia berjongkok, untuk membalikkan tubuh yang sudah tak bernyawa tersebut agar mengetahui identitas dari cewek itu.

Matanya membulat sempurna kala mengetahui itu adalah Rianti. Tangannya gemetar membelai pipi Rianti. Tanpa sadar, air mata jatuh menggelinding dari mata ke dagu Rayen. "Ri-Rianti?" ucapnya menatap Dirga yang di bantu berdiri oleh Alif, seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Dirga mengangguk lemah masih dengan mata yang masih basah. "Iya, itu Rianti." Alif ikut kaget mendengar ucapan Dirga.

Rayen seolah kehilangan bagian dari tubuhnya. "Ri, bangun, Ri. Lo gak boleh mati, Ri!" Rayen menggoyangkan tubuh Rianti. Sayang sekali, nyawanya sudah lama pergi meninggalkan jasad dengan kepala yang sudah banyak mengeluarkan darah segar.

"Dia udah lama pergi, Yen. Lo harus ikhlas," ucap Alif ikut prihatin melihat keadaan Rianti.

Rayen menggeleng pelan. Ia memeluk Rianti erat dengan tangisan pilu. Wajah cantik Rianti di ciumnya tanpa peduli darah yang mengalir di sana akan membuat bajunya kotor.

Dirga yang sudah tidak bisa menahan pusing di kepalanya akhirnya ambruk. "Eh, eh, Dir! Dirga! Woi, bangun!" panik Alif.

"Woi bantuin bawa ke RS!" teriak Alif pada teman-temannya yang masih berdiri melihat mereka.

Seketika semuanya bergegas membawa Dirga dan Rianti ke rumah sakit. Luka Rianti harus di bersihkan, lalu ia akan di mandikan dan di kebumikan besok.

All About You (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang