3. TAMAN BELAKANG SEKOLAH

200 48 25
                                    


Jam istirahat ini Dirga harus menjalaninya sendiri. Ia duduk di kantin dengan wajah di tekuk kesal, dan terus menyeruput es jeruk pesanannya.

"Si Alif kalo udah sama Renata, pasti lupa sama gue! Dasar tuh anak!" sungutnya.

"Ck! Gue ke taman belakang sekolah ajalah, cari angin. Bosen juga kalo lama-lama di sini, mana gue alone lagi," keluhnya. Dirga menghabiskan dengan cepat segelas es jeruk tanpa tersisa setetes pun.

Ia melangkah menuju pintu kantin, untuk pergi ke taman belakang sekolah. Tempat itu menjadi tempat kedua favoritnya setelah atap, untuk menenangkan pikiran dan kadang sekedar cari angin.

Namun, ia berhenti saat melihat gadis yang di sukainya berjalan keluar dari kantin hendak menuju ke suatu tempat. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, ia segera memanggil gadis yang jaraknya cukup jauh darinya dengan lantang.

"Dira!" panggilnya berjalan menyusul gadis tersebut.

Gadis itu terus berjalan tanpa menoleh padanya. Selain karena jaraknya yang cukup jauh dari Dirga, dan juga karena kantin yang cukup ramai dan berisik sehingga suaranya tak begitu jelas terdengar.

"Dira! Fadhira! Tunggu, Dira!" teriaknya menerobos kumpulan murid-murid yang hendak keluar dari kantin, karena sudah selesai mengisi perut.

"Aish! Minggir, dong!" hardiknya pada Tata yang sedang berjalan beriringan dengan Mona dan Dea. Posisi mereka memang menghambat jalan Dirga.

"Mau kemana lo buru-buru?!" bentak Tata.

"Bukan urusan lo! Udah, minggir!"

"Bilang baik-baik, bisa 'kan?" saran Dea. Gadis itu selalu bersikap lembut pada semua orang. Walau ia berteman dengan Tata dan Mona yang orangnya emosian tingkat tinggi, namun tak sedikitpun ia terpengaruh oleh keduanya.

"Bodo amat! Minggir!" Dirga mendorong tubuh Tata kasar hingga gadis itu terhuyung beberapa langkah ke depan.

"Dirga kenapa, sih?" gerutu Dea.

"Anjing lo!" umpat Tata kesal karena di dorong kencang oleh Dirga.

Dirga berlari menyusul gadis tersebut. Namun, ia sudah kehilangan jejak akibat perdebatannya dengan Tata tadi. Ia menendang udara dengan kencang untuk melampiaskan kekesalannya.

"Anjing! Gue kehilangan jejak 'kan jadinya! Ini semua gara-gara cewek bangsat itu! Aaargh!" umpat Dirga mengusap wajahnya kasar. Ia lalu kembali pada tujuan awalnya, yaitu taman belakang sekolah.

****

Di taman belakang sekolah.

Dirga sedikit bersiul memasuki taman, dan berjalan gontai sembari menopang kepalanya dengan kedua tangannya. Beberapa langkah sampai di bangku taman, ia terperanjat mendapati gadis yang di sukainya duduk di bangku taman di bawah pohon rindang sambil membaca buku.

"Akhirnya ketemu juga di sini, gak sia-sia usaha gue tadi," bisiknya tersenyum puas. Ia bersembunyi di balik pohon yang tidak jauh dari bangku taman untuk mengintip gadis tersebut.

Cukup lama Dirga mengintip kegiatan membaca gadis tersebut. Hingga akhirnya gadis tersebut pergi saat bel berbunyi, menandakan waktu istirahat berakhir.

"Dia ke sini! Gue harus sembunyi!" panik Dirga seraya mencari tempat sembunyi saat gadis tersebut mendekat.

Akhirnya Dirga memutuskan untuk bersembunyi di semak-semak di sebelah pohon tempatnya mengintip.

Dirga membuang napas lega, saat gadis tersebut berjalan melewati tempatnya bersembunyi. "Untung aja gak ketahuan," ucapnya lega.

Dia sempat senang karena gadis tersebut juga memiliki tempat favorit yang sama dengannya. Lalu ia pun kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

All About You (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang