36. UNDANGAN

63 17 12
                                    

Apa kabar semua?
Semoga baik-baik saja ya:)
Semoga selalu di berikan kebahagiaan dan kesehatan kapanpun dan di manapun kalian berada:)

Btw, ini udah pada vote belom?
Belom?! Yuk vote dulu!
Gak bayar kok, gratis! tis! tis!
Jangan lupa komen juga.

°HAPPY READING°
-------------

"WOI TUNGGUIN WOI! WOI DIRGA! WOI! TUNGGUIN GUE!" Damian berlari mengejar Dirga yang membawa lari Faskha bersamanya. Tangan kecil Faskha di genggam kuat oleh tangan kekar Dirga yang di balut sarung tangan.

Sedari tadi Dirga dan Faskha di kejar-kejar oleh Damian yang tidak terima Dirga berduaan dengan Faskha. Mereka bertiga menjadi pusat perhatian di karenakan Damian yang tidak berhenti berteriak memanggil Dirga untuk berhenti dan melepaskan Faskha.

"Setres." Alif yang tengah berduaan dengan Renata hanya bisa menatap datar keduanya. Badan tegapnya bersandar ke ambang pintu kelas Renata dengan cewek itu di sebelahnya dengan bersedekap dada.

"Gak nyangka Damian juga ke seret," timpal Renata terkekeh. "Cukup Damian aja, kamu jangan ya, Lif." Renata melirik Alif dari sudut matanya.

Alif tahu kalau Renata sering cemburu saat melihatnya berbicara dengan Faskha. Padahal Alif hanya memberikan pengarahan untuk memperkuat hubungan keduanya. Ya, bisa di bilang hubunganlah, hubungan pertemanan.

"Gak bakal." Alif membalas lirikan Renata dengan tersenyum lebar. "Kita 'kan cuma temen, Ren."

Renata menatap Alif dengan bibir manyun. "Kiti kin cimi timin, Rin," tirunya. "Eh, Thingky Wingky Dipsy! Semua itu berawal dari temen! Kita dulu juga temen!"

"Sekarang?"

"Jadi demen."

"Eaaak, bisa ae si Ayang mah."

"Modus."

"Lah? Yang modus siapa, yang?"

Renata hanya diam dan sama sekali tak bertukar ekspresi. Cewek itu masih cemberut. Kondisi mukanya yang seperti itu membuat Alif semakin gemas untuk menggodanya.

"Emang kalo aku ikutan kayak gitu, kenapa, yang?"

"Ya kita putus!" tegas Renata dengan rahang mengeras dan muka di tekuk.

"Dikit-dikit minta putus, ntar di iyain ketar ketir," cicit Alif sedikit menye-menye.

Renata mendelik tajam. "Ngomong apa?"

"Gak ada," geleng Alif tertawa kering. "Yuk ke kantin, gue traktir es lilin! Es lilin enak tau! Mama tau sendiri!" Alif menarik tangan Renata untuk mengikuti langkahnya menuju kantin sekolah.

****

"Udahan, Dir. Capek," adu Faskha dengan napas ngos-ngosan. Dirga membawa Faskha rooftop dan mengunci pintu agar Damian tak dapat menghampiri mereka.

"Maaf, ya, Kha." Faskha mengangguk paham akan kondisi Dirga.

Akhir-akhir ini Dirga sering heran dengan tingkah Faskha. Kadang Faskha terlihat posesif akan dirinya. Sering cemberut saat Faskha bersama Sandra. Sering minta maaf jika ia salah. Sering menjelaskan tanpa di minta. Apakah Faskha mulai menyukainya? Tapi tunggu dulu, Jika Faskha menyukainya, kenapa Faskha tidak pernah bersemu saat ia goda atau ia gombali? Apa hanya perasaannya saja? Entahlah. Hanya author yang tau:)

All About You (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang