taman belakang

14 2 0
                                    

Aezar duduk di kursi taman belakang rumah paman Andi saudara tertua dari sang ibu, seraya menikmati hembusan angin disore hari, setelah seharian membantu keluarga besar nya menata persiapan untuk acara akikah anak dari sepupunya, sudah lama sekali rasanya ia tidak berkumpul dengan keluarga besar yang bahkan sekarang Aezar hampir tidak mengenal beberapa dari mereka.

"Eh,eh,,Lo bisa pindah gak gue mau duduk disini" sebuah suara itu membuat Aezar mengalihkan pandangannya,dan ia mendapati seorang gadis ber tubuh tinggi ideal rambut yang di sanggul kecil dengan balutan kemeja berwarna mocca dan rok lipit selutut berwarna coklat tua, sangat feminim dan natural, untuk beberapa detik Aezar terpesona dengan gadis itu

"Woy mata empat denger gak sih?" Sentak gadis itu membuat Aezar tersadar

" Em.. iya duduk aja aku udahan kok mau masuk nih" sahut Aezar sambil membenarkan kacamata nya dan  bangkit dari kursi

Gadis itu langsung duduk dan...

" Eh.. tunggu tunggu.."
Aezar yang ingin melangkah pun terintrupsi dan menatap gadis itu

" Lo bisa sekalian ambilin debay gak"

" Debay?" Bingung Aezar

"Anak nya kak Nara, tadi dia minta gue jagain soalnya dia mau mandi cuma gue lupa bawa tu bayi" jelas gadis itu tanpa dosa

"Hmm,,, tunggu ya" sahut Aezar dan berlalu

Aezar menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan tuturan gadis yang ia temui di Taman tadi saat menyuruh nya menjemput putri kakNara yang tidak lain adalah bayi yang akan di akikahi malam ini  seperti menyuruh untuk mengambil kan barang

"Ameira mana sih aku mau mandi nih" ucap Nara yang tidak lain adalah sepupu Aezar dan ibu dari si bayi

"Biar sama nenek aja yuk Dede nya" ucap ibu nya Aezar yang mencoba mengambil alih cucu saudaranya itu

"Tante kan mau mandi juga biar bisa siap siap cepet, kalok Ameira ntar malem gak ngapa-ngapain jadi siap siap nya santai aja, tapi dimana sih tu bocah" cerocos Nara dengan ekspresi kesal pada si manusia yang bernama Ameira

"Aezar,,,ada apa nak?" Sapa ibunya pada Aezar yang menyadari keberadaan putra nya

" Eh Aezar liat Ameira gak?" Tanya Nara menyela

"Ameira siapa ya kak?" Aezar bertanya dengan lugu

"Anak nya om Arman" sahut ibunya, Aezar tahu om Arman beliau adalah sepupu ibu nya,tapi ia tidak tahu siapa anak pria itu

"Itu loh Zar,, cewek yang pake baju mocca,,sama rok selutut cuma dia yang pake baju warna gitu hari ini,duh...sampe outfitnya aja kakak inget banget,," Nara menjelaskan dengan serius seakan Aezar harus melihat Ameira dan menyerahkan pada nya

"Mmm.. kayak nya ditaman belakang deh kak" sahut Aezar menebak mungkin gadis yang ia temui tadi adalah Ameira

"Nah kan labil banget dikasih amanah malah dilupain" kesal Nara seraya ingin berlalu

"Kak,,,biar aku aja yang anterin dede nya ke Ameira" Aezar mengintrupsi langkah Nara

"Oh oke nih" tanpa ba-bi-bu Nara langsung menyerahkan putri nya yang baru berusia empat bulan itu pada Aezar

" Aezar bisa bawa bayi nak?" Tanya ibunya khawatir

"Mmm.. bisa kok ma" sahut Aezar seraya menyambut debay dan mendekapnya

"Hati hati ya nak,mama mau mandi dulu" ucap ibunya dan berlalu sambil berdoa agar Aezar bisa membawa bayi itu sampai ke tangan Ameira.

Aezar menggendong gadis mungil itu dengan hati hati sampai ia sudah tiba di samping Ameira yang duduk di kursi taman dan sibuk memainkan ponselnya

"Maaf,," ucap Aezar mencoba membuat Ameira menyadari keberadaannya
Ameira tidak menoleh sampai cukup lama Aezar berdiri dengan Putri Nara di gendongan nya, Aezar tidak percaya diri untuk memanggil Ameira
Ameira menoleh setelah mendengar rengekan dari si bayi
."eh,,, Lo ada disini? Kok gak ngomong" ucap Ameira seraya bangkit dan mengambil alih bayi yang sudah gelisah didekapan Aezar

" Kayak nya kamu lagi sibuk tadi, jadi aku gak enak kalo ganggu" jelas Aezar kikuk

"Susu nya mana?" Tanya Ameira pada Aezar seraya berjalan maju mundur mencoba menenangkan bayi dengan gerakannya
"Duh... Ponakan Tante yang pinter,,, siapa malam ini yang bakal didandanin cantik cantik? Ayoo siapa ,Uda dong nangis nya" sekarang Ameira berbicara pada debay seakan sikecil mungil itu mengerti ucapannya

"Ga dikasih sama kak Nara" sahut Aezar lugu

"Ck... Ya Lo bikinin lah,,, culun banget mata empat" kesal Ameira entah kenapa ia merasa sangat membenci lelaki lugu yang sekarang setia berdiri disampingnya dan beruntung nya lelaki itu tidak marah dengan perkataan kasar Ameira

Aezar sempat bingung apa yang harus ia lakukan kemudian

"Oke tunggu bentar ya" ucap Aezar dan berlalu

"Iya cepetan Lo kira enak nahan haus" ketus Ameira 

Tanpa mereka berdua sadari, ada dua orang ibu ibu rempong yang mengamati mereka dan mengusap dada bangga melihat keserasian putra putri mereka

" Ameira Udah pinter jaga bayi ya" puji Ratih, ibu nya Aezar

"Ah... Gak terlalu lah,,,Aezar juga kayaknya udah cocok jadi papa muda nih" sahut dan goda Laras, ibu nya Ameira

Kedua ibu itu tersenyum senyum geli seraya mengamati dua makhluk yang tengah sibuk dengan bayi mungil didekapan salah satunya.

Hati AezarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang