tidak terduga

1 1 0
                                    

"Gak nyangka banget gue,,,otak se pas-pasan kayak gue bisa lulus" seru Raini girang seraya bangkit dari duduknya dan bergoyang tidak jelas, membuat Ameira dan Raina harus menanggung malu akibat perbuatan teman mereka.
Sekarang ketiga sahabat itu berada di cafe, tempat andalan mereka ketika melepas penat selesai kuliah

"Udah kali gak usah lebay,, diliatin orang noh" ucap Raina kesal pada saudari kembarnya,Raini pun langsung duduk dan seakan baru menyadari bahwa mereka berada ditempat umum,ia tersipu seraya menyesali perbuatannya

"Eh,,,btw Ra,,,jadi kapan nih lo nyebar undangan" perkataan Raina itu membuat Ameira yang sedang asik menyeruput capuccino nya tersedak

" Kenapa nanya itu sih" ketus Ameira

"Cie...baper ya lo" seru Raini mulai menggoda Ameira

"Mending sekarang kalian tentuin tanggal deh" saran Raina santai

"Ih...ngeyel Lo,Lo kira segampang itu,gue mau resepsi nunggu wisuda dulu lah,kalo sekarang cuma ngurus ke KUA aja" jelas Ameira dengan senyum tidak karuan

"Duh.... Bestie ku udah mau nikah aja,gue kira ntar Lo Bakal singgel puluhan tahun Ra, soalnya gak welcome sama cowok, ternyata jodoh gada yang tau ya" ucap Raini tanpa dosa
"Oiya,,,Lo bakal bikinin kita seragam brokat gak?biar kayak acara acara kaum elit gitu" sambung nya cengengesan

"Gue aja belom rencana in pakaian gue,, ngapain mikirin kalian" sahut Ameira tak acuh
Belum sempat Raina menimpali, ponsel Ameira berdering membuat perbincangan mereka terjeda

"Halo Ra,,,kamu dimana?ini aku didepan gerbang kampus kamu" ucap sang penelpon yang tidak lain adalah Aezar

"Eh...gue lupa kasih tau Lo,gue lagi dicafe strawberry,Lo kesini aja sekalian nongkrong dulu" sahut Ameira

"aku kesana sekarang"
"Oiya,,,gimana tadi kamu lulus gak?" Tanya Aezar penasaran dengan hasil Ameira

"Lulus,udah ngobrol nya nanti aja" sahut Ameira tak acuh dan lagi lagi ia lah yang mengakhiri panggilan secara sepihak

"Cie.... yang dicariin mas suami" goda Raini seraya mengerling gemoy kearah Ameira

"Iri? bilang bestie..." Sahut Ameira dan membuat Raini mendengus kesal

"Gak iri lah,,,Gue juga punya kali" ucap Raini tidak terima dengan perkataan Ameira

"Tapi belom dilamar sih,baru dikasih hati sama jantung" Raina menimpali seraya terkikik geli

"Lo mah Rai gak seru... Lo juga kan belom dikasih mahar" Raini mendebat saudari kembarnya berapi-api

"Berantem aja terus, makanan nya gue aja yang abisin" tutur Ameira membuat kedua sahabatnya diam dan melahap makanan yang mereka pesan

"Eh...Rai,,gue lupa paket gue bentar lagi nyampe,mana dirumah gak ada siapa siapa lagi gimana dong" rengek Raini yang tiba-tiba fokus pada ponselnya

"Lah,,, monyet Lo, masa' kita balik sekarang kan Ameira belum dijemput ,,, ditinggal sendirian dong dia"

"Tapi gue pengen ketemu mas kurir" rengek Raini

"Udah deh,, Lo pada balik aja, gapapa kali gue sendiri, emang kalian kira gue gak pernah jalan sendiri?"
Kedua sahabatnya menggeleng cepat, Ameira memang tidak pernah pergi keluar sendiri, mereka pasti bertiga, atau Ameira akan bersama orang tua nya, atau mungkin bersama Aezar?, Ameira bukan tipe gadis yang suka keluyuran sendirian kecuali pergi kekampus, bahkan untuk membeli cemilan saja ia harus menelpon salah satu temannya agar ditemani.

"Ck...kan gue bentar lagi juga dijemput"

"Lo yakin gapapa ditinggal?" Raina memperjelas

"Gapapa sumpah,udah buruan ntar tu paket dimakan kucing"

Hati AezarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang