01

63 17 1
                                    

Hai. Selamat datang diceritanya Aleta. Cerita remaja pada umumnya.

Kalo suka jangan lupa tingglkan jejak yaaa.

Thank u ❤

⛅  have a nice day...

Bandung. 16 desember 2021

***

"Gue seneng lo balik ke Bandung" Aqila duduk disamping adiknya, kamar yang beberapa tahun kosong akhirnya kembali terisi. Ucapannya mengatakan bahwa Aqila senang, tapi tidak dari sorot matanya. Aleta tahu itu.

"Aku juga" Aleta tidak terbiasa basa basi kepada sang kakak, usianya terpaut 2 tahun. Tapi tidak ada kedekatan sedikitpun.

keputusannya 3 tahun yang lalu untuk tinggal bersama kakek neneknya diJakarta membuatnya harus terpisah dari orang tuanya, juga kakaknya. Meski keputusannya ditolak mentah mentah, tapi Aleta tetaplah Aleta. Dia mengatakan bosan diBandung dan ingin tinggal bersama kakek nenenknya. Lagipula orang tuanya bisa menjenguknya untuk berkunjukng.

Keputusannya sangat bulat, saat masih duduk dibangku Sd Aleta ingat betul kakaknya menangis Dan mengatakan hal terduga

"aku benci Aleta, mama sama papa sayangnya sama Aleta. Jauh jauh."

Begitu kata Aqila. Hatinya sakit, sang kakak menolak kehadirannya, tidak mengerti mengapa, tapi Aleta sudah cukup dewasa untuk mengerti perasaan kakaknya. Sehingga berpikir jauh dari orang tuanya adalah Keputusan paling benar. Melihat Aqila disayang penuh, dan semuanya selesai.

"Lo gausah repot repot ngejauhin diri dari nyokap, udah cukup Le. apapun yang terjadi gaakan ngerubah apapun" Aqila melangkahkan kakinya keluar. Kamar yang jauh lebih besar dari kamarnya, dari sini saja sudah mengerti, orang tuanya lebih menyayangi Aleta. Berapa keraspun Aqila berusaha baik, Aleta tetap anak kesayangan mereka.

"Kak" Atela bangkit dari duduknya, sejak kedatangannya sore tadi belum ada obrolan dengan sang kakak. Orang tuanya tampak bahagia menyambut. Tapi lagi lagi, tidak dengan Aqila. Dan sekarangpun Aleta tahu, ini hanya basa basi semata.

Aqila berbalik, tatapannya sangat jelas menyiratkan luka "satu lagi Le, jangan sampe sekolah tau lo ade gue" setelah mengucapkan itu Aqila pergi.

"Ale minta maaf" bisiknya pelan, hanya itu yang bisa Aleta ucapkan, walaupun ia tahu tidak akan ada tanggapan.

Aleta tahu kakanya sangat menyanginya, tahu bagaimana dia menjaganya. Tapi kedua orangtuanya terlalu jelas membedakan mereka, Aleta sangat menyayangi satu staunya saudaranya itu. Tidak peduli bagaimanapun Aqila tidak menginginkan kehadirannya sekarang. Tapi apapun, apapun yang Aqila inginkan, Aleta akan berusaha mengabulkan

****


"Selamat pagi semua, kalian udah denger kabar kan hari ini kita kedatangan murid baru dari jakarta, silahkan masuk dan perkenalkan diri kamu" setelah selesai mengurus kepindahannya, Aleta akhirnya masuk ke sekolah yang sama dengan Aqila, walau pada awalnya Aleta menolak, tapi orang tuanya cukup tidak bisa dibantah kali ini. Dan disinilah sekarang ia berdiri, walau berbeda kelas, Aleta yakin, Aqila tidak suka dirinya ada disini.

"Hallo, nama saya Aleta Natasya Putri, kalian bebas mau manggil saya apa. Senang bertemu kalian" dengan anggukan sopan, Aleta mampu menarik perhatian. Wajahnya yang cantik, kulitnya yang bersih, rambutnya yang diurai. Siapapun tidak akan menolak pesona Aleta.

"Hai aleta" Jawab seisi kelas. Mereka terlihat ramah.

"Wii cantik banget, jadi pacar aa mau ga neng" sahut salah satu siswa yang membuat seisi kelas ricuh.

ALETA (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang