03

30 16 1
                                    

Hallo. Terimakasih yang udah mampir untuk cerita Aleta. 😊😊

Kalo suka jangan lupa vote ya ⭐

Follow untuk sopport aku.

Have a nice day

Bandung 17 desember 2021.

***


"Anjim emang" Dewi menatap Aleta dengan marah. Sambil memakan cakuenya.

"Hehe ya sorry kan gue udah bilang gue lupa" sesusai janji dan permintaan maaf kepada teman temannya, hari ini Ale mentraktir cakue.

Rara terkekeh mendengar cerita Dewi dan Tari, bagaimanabisa Ale melupakan teman temannya. Pergi tanpa berpamitan, lalu tiba tiba sudah ada dirumah dengan santai.

"Iya anying, aing kan udah pusing ya lari lari kirain dia ilang. Si tai, tau tau udah dirumah" Tarii ikut kesal, tidak habis pikir.

"Dah makan aja tuh cakue abisin" Rara memasukan cakue kemulut Tari. Diantara Dewi dan Tari. Rara ini lebih lembut, dan mengerti. Diliat dari cara dia berbicara, Rara adalah teman yang enak untuk diajak bercerita. Melihat tingkah teman temannya Membuat Ale tersenyum, dia sangat senang mendapatkan sosok teman seperti mereka. Dengan keunikannya masing masinh, Ale merasa sudah mengenal lama. Apalagi tanpa sungkan mereka memasukan Ale kedalam grup persahabatan mereka.  Tanpa merasa asing kepada Ale.

Obrolan berlanjut seperti biasa, pergibahan pagi ini, dan soal PR kliping bahasa indonesia. Atmosfer dikantin tiba tiba berubah, yang tadinya pada sibuk mengunyah sekarang pada berteriak heboh. Siapa lagi biangnya jika bukan NAGARA. Gila, pesonanyaa emang kuat, sampe Ale gabisa tutup mata.

Disana Gara dan teman temannya masuk kantin, tidak lupa disebelahnya Fanny. Dibanding kekasih, Fanny lebih terlihat seperti seorang yang sedang mengikuti majikan. Menggandengkan tangannya manja, tanpa penolakan tapi Geri memberikan kesan tidak suka.

"Gila gila gila mimpi apa gue tadi malem bisa liat ka Gara" Rara menatap Gara penuh minat. Siapapun akan melayangkan tatapan yang sama.

"Lama lama liat kak fanny gue jijik deh" Dewi berkata to the point yang disetujui ketiganya.

"Aleta" Tiba tiba lamunan soal Gara buyar, Ale terkejud begitupun teman temannya. David, Ale mengernyit. Tatapan yang tadinya terarah ke Gara, kini semua menatapnya intens seolah bertanya lo siapanya David

"Eehh. Kak.. David" Ale masih saja kikuk, teman temannya menatap Ale tidak percaya.

"Gue kan udah bilang kemarin kalo ketemu lagi jangan kaku, gue ga gigit serius deh"

Ale hanya membalas pernyataan David dengan senyuman. Tidak dipungkiri David emang ok buat dijadiin pasangan. Huaaa Ale mulai merasa ngelantur lagi.

"Boleh duduk sini ga, gue ga kebagian tempat duduk deh kayanya" David melihat sekitar begitu juga Ale. Dia mengiyakan dalam hati, kantin memang lebih penuh dari kemarin. Ditambah si most wantted sekolah ada disana.

"Boleh kak duduk aja" Dewi langsung mempersilahkan. Lagian siapa yang akan menolak dewa sekolah buat duduk diantara mereka.

"Ko lo kenal kak david" Tari berbisik heran, yang hanya diblas pelototan oleh Ale. Ia akan menjelaskan nanti ketika yang dibicarakan sudah pergi.

"Btw lo masuk eskul apa?" David sangat manis, dan sopan. Ale bisa lupa diri lagi, apalagi sekarang mereka berhadap hadapan.

"Belum tau kak, kayanya osis atau... Aku belum pikirin sii" Aleta berkata jujur masih bingung soal eskul. Lagian tidak minat sedikitpun jika saja teman temannya tidak memaksa untuk aktif.

ALETA (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang