13. meresahkan

17 5 0
                                    

Hai. Selamat datang diceritanya Aleta. Cerita remaja pada umumnya.

Kalo suka jangan lupa tingglkan jejak yaaa.

Thank u

⛅  have a nice day...

🌈❤Karna hari ini adalah hari ibu, aku mau bilang. Selamat hari ibu untuk semua ibu di dunia. Setiap hari adalah hari ibu, tapi tidak salah jika hari ini dijadikan hari sebagai simbolis untuk berterimakasih kepada ibu. Tanpa cinta kasihnya kita tidak akan tumbuh seperti ini. Jangan lupa untuk selalu berterimakasih kepada ibu. Sebesar apapun hal yang kalian lakuin tidak akan pernah bisa membalas air susunya, mengganti kasih sayangnya. Membayar keringatnya. Dan membalas rasa lelahnya.

Bandung 22 desember 2021

.
.
.

Sudah 3 hari Aleta tidak masuk sekolah. Demamnya masih belum turun. Teman temannya berniat untuk menjenguk namun dilarang Aleta. Katanya besok ia akan kembali sekolah. Lagipula Aleta tidak pernah memberi tahu rumahnya.

"Aleta belum masuk?" rombongan Gara memberhentikan Utari Dkk. Sudah dua hari mereka diteror soal Aleta.

"Belum kak. Ale masih sakit"

Tanpa membalas ucapan Dewi. Gara langsung pergi begitu saja.

"Kaget anjir, serem banget kak Gara" Dewi memekik. Gara memutar arah. Membuat jantung Dewi tidak stabil. Ia pikir Gara mendengar ucapannya, ternyata ia salah.

"Gue minta no Aleta" Gara mengeluarkan ponselnya. Tari, Dewi dan Rara saling menatap. Mereka sebenarnya enggan memberikan. Namun tatapan tajam Gara mengtakan lo ga ngasih, meninggoy kalian semua.

"Iii..  Iyya kak.. Sebentarr" Tari mengambil ponsel Gara dengan gemetar. Dia menuliskan no Ale disana. Dalam hati Tari tidak berhenti mengucapkan maaf kepada Ale karna sudah memberikan no nya kepada Gara tanpa izin.

Tidak berterimakasih, tidak berbasa basi. Gara pergi begitu saja.

"Gue salah gasih ngasih no Ale ke Kak Gara. Gue takutt" Tari mulai resah. Dan dia sangat merasa bersalah sekarang.

"Gue juga takut. Tapi kalo gadikasih, gue lebih takut"

"Yaudahlah gapapa. Semoga Ale ngerti" Dewi dan Tari mengangguk, berharap yang dikatakan Rara benar. Semoga Ale mengerti.

Gara and the geng. Seperti biasa, mereka duduk dikantin paling pojok. Fanny tidak berhenti mengikuti Gara. Sekasar apapun Gara kepadanya, Fanny tidak akan berhenti untuk mengejar cintanya.

"Hai Garaaa" seperti hari ini, Fanny membawa bekal untuk Gara.

"Astagfirullah ieu jurig datang deui datang deui" Toni berisitighfar Sambil mengelus dadanya. Tidak mengerti dengan isi otak Fanny.

"Garaaa gue masakin nasi goreng. Ini buatan gueee loh" Fanny langsung duduk disebelah Gara. Jika biasanya Gara diam saja, tiga hari ini Gara menunjukan kebratannya.

"Aku suapin yaaa. Ini aku sendiri loh yang bikin" Masih masih

Gara masih diam

"Gara aku tau kamu suka telor ceplok. Jadi aku bikinin" Fanny masih antusias dengan makanannya.

"Aku bikin ini dari subuh tadi. Udah aga dingin tapi masih enak ko" Fanny tersenyum, teman temannya hanya menatap Fanny jengah.

"Aaaaa" Fanny menyodorkan sendok isi nasi kumulut Gara.

Brughhhh

Gara memukul meja. Suara pukulannya bersautan dengan suara sendok yang ditepisnya. seisi kantin menatap Gara takut. Termasuk teman teman Ale yang ada disana.

ALETA (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang