Hai. Selamat datang diceritanya Aleta. Cerita remaja pada umumnya.
Kalo suka jangan lupa tingglkan jejak yaaa.
Thank u ❤
⛅ have a nice day...
Bandung 17 desember 2021
***
"Lucu ya, sekarang lo berdiri didepan gue seolah gaada apa apa" Gara menatap tajam kearah David.
"Kita emang gaada apa apa. lo yang ada masalah sama gue. Gue fine fine aja tuh" ucapan David menyulut emosi Gara.
"Oya? Seinget gue ada laki laki berengsek yang udah ngancurin hati perempuan dengan embel embel sayang" satu pukulan mendarat diwajah Gara.
Mereka berpapasan dikamar mandi, Gara tidak bisa tidak emosi saat melihat David. Kesakitan kesakitan wanitanya membuat Gara semakin membenci David. Laki laki berengsek yang pergi begitu saja, tanpa bertanggung jawab seolah tidak terjadi apa apa.
Padahal sudah mencoba meredakan amarah tapi setiap melihat David, Gara tidak pernah bisa mengontrol emosinya.
Pukulan yang cukup keras, membuat sudut bibir Gara berdarah. Orang orang yang ingin lewat mengurungkan niat. Tahu betul jika keduanya adalah rival sekolah. Gara tidak merasakan kesakitan apapun, dia terkekeh mengejek David. Mata David dipenuhi emosi yang menggebu, begitu juga Gara.
Gara balik menyerang, tidak ada yang berani melerai. Kamar mandi padat oleh siswa siswi yang penasaran. Menonton dengan sorot ketakutan namun tidak ingin melangkah, ini sudah sering terjadi. Bagi mereka ini seperti tontonan gratis. Saling bertaruhan siapa yang menang.
"Lo gatau apa apa, meningan lo tutup mulut" David memukul tak kalah sadis. Keduanya membabi buta.
"Mulut lo kaya tai, gatau apa apa? Lo pikir gue buta? Lo kira gue budeg?" ditengah perkelahian keduanya saling mengucapkan sumpah serapah.
"Bangsat" Gara yang mendominasi pertengkaran sudah hilang akal. David ditindih oleh Gara, dengan pukulan bertubi tubi. Rasanya ingin menghabisi David hari ini juga. Bajingan sepertinya apa pantas masih berkeliaran dengan tenang, sedangkan dia sudah membuat satu nyawa menghilang.
Darah keluar dari hidung David. Wajah Gara juga sudah tidak stabil. Luka lebam sudah mereka hiraukan. Perkelahian terus berlanjut, seolah mereka sedang berada dalam pertandingan untuk saling mengalahkan.
Teman teman Gara mendekat. Azka mencoba melerai tapi malah dia yang terkena efeknya.
"Anj sakit" Tidak memperdulikan Azka mereka terus saja Saling melampiaskan.
"Sadar oii, ini disekolah" Raka dan Toni ikut membantu. Perkelahian benar benar tidak dapat dipisah.
"Aduh any kalo berantem diluar sekolah aja. Aing temenin" Toni masih berusaha disana. Begitupula Raka dan Azka. Walau wajahnya ikut memar tapi tidak mungkin membuat Gara kehilangan kendali.
Perkelahian tidak selesai smpai Pak Gungun datang.
Guru Bk Membubarkan siswa siswi yang seperti sedang menonton konser. Dengan nada marah Pak Gungun menarik telinga mereka berdua "Saya heran sama kalian, selalu saja membuat keributan. Kamu juga David, kamu itu wakil ketua Osis disini. Berikan contoh yang baik. Bukan malah seperti ini" Pak Gungun sudah tidak mengerti dengan jalan pikiran Gara dan David. Keduanya seolah tidak takut akan sangsi sangsi sekolah.
"Bubar semuanya, dan kalian ikut saya keruang BK" seperti semut yang berhemburan para siswa siswi bubar dengan bisikan bisikan.
"Gue belum selesai sama lo" Gara memperingkatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETA (OnGoing)
Romance"Maaf aku gabisa" Aleta mentap David lekat, sekalipun pada kenyataannya Ale sangat menyukainya, tapi untuk bersamanya Aleta tidak akan bisa "kenapa?" sorot itu memnacarkan kesedihan, padahal David sangat yakin Aleta juga menyukainya. Mengalihkan p...