Hai. Selamat datang diceritanya Aleta. Cerita remaja pada umumnya.
Kalo suka jangan lupa tingglkan jejak yaaa.
Thank u ❤
⛅ have a nice day...
Bandung 22 desember 2021
.
.
."Pagi bundaa, ayahh, kakak" Aleta duduk dimeja makan. Untuk pertama kalinya setelah sekian abad purnama. Maja makan yang tadinya kosong, hening dan sunyi. Kini sudah kembali terisi
Ini terjadi karna 3 hari yang lalu saat dirinya sakit.
Mari kita flashback.
Aqila masuk kekamar Aleta. Memegang keningnya, panasnya tidak turun turun. Bahkan Aleta mengigil. Kemarahannya pada Fanny. Tidak berkurang sedikitpun, bahkan aksi nya tadi siang tidak memberikan ketenangan. Ia merasa Fanny belum cukup menerima ganjaran.
"Kakk" Aleta mengerjap. Melihat Aqila duduk disampinya. Aleta bahkan lupa kapan terakhir mereka bisa sedekat ini.
Setetes air mata jatuh dari pipi Aqila. Ia menunduk dalam. Merasa malu pada Aleta. Selama ini ia sangat egois. Merenggut kebahagian Aleta. Mengambil perhatian ayah bundahnya. Aleta bahkan tidak pernah mengeluh apa apa.
"Kenapaa kak" dengan sussah payah Aleta menegakan badannya. Walau pusing masih menghampirinya. Tapi rasa khawatir lebih mendominasi sekarag.
Aqila menahan Aleta untuk duduk "lo ngapain, tiduran aja udah"
"Kakak kenapa? Siapa yang bikin kakak nangis?" kekhawatiran jelas terdengar dari nadanya. Tidak kuasa lagi, Aqila memeluk Aleta erat.
Ketenangan bisa ia rasakan. Ternyata selama ini ia merindukan Aleta.
Aleta tidak tahu harus merespond apa. Ditengah rasa sakitnya, ia kebingungan. Ada apa dengan kakanya.
"Maaf de. Kakak minta maaf" Aqila terisak. Ia tidak berhenti meminta maaf. Aleta ikut meneteskan air mata.
Apakah kakanya sudah memaafkannya?
Apakah kakanya sudah menerimanya?
Dan apakah kakanya tidak marah lagi kepadanya?
Ditengah pertanyaan yang melanda. Aleta balas memeluk, rasa rindu yang selama ini tidak bisa diungkapna. Mereka saling melepaskan Banyak perasaan.
Disaat Aleta tidak bisa fokus karna sakitnya. Aqila berhasil membuatnya tersadar.
Mereka berpelukan lama. Hawa panas dari tubuh Aleta, Aqila hiraukan.
Ia benar benar menyesal sekarang.
Permintaan maaf tidak berhenti terucap.
Aqila meminta agar Aleta kembali pada Aleta yang dulu.
Jangan menghindari ayah ibunya.
Jangan menyakiti dirinya lagi.
Aqila berjanji untuk berubah. Mengubur keegoisannya. Dan berhenti merasa bersaing.
Akhirnya malam itu mereka saling berbincang tentang banyak hal. Walau sakit akibat panas yang tidak turun turun. Semuanya tertutupi, rasa bahagia tidak bisa dihindari.
Aleta tidak berhenti tertawa malam itu.
Mereka bernostalgia. Soal masa kecil, soal kehidupan masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETA (OnGoing)
Romance"Maaf aku gabisa" Aleta mentap David lekat, sekalipun pada kenyataannya Ale sangat menyukainya, tapi untuk bersamanya Aleta tidak akan bisa "kenapa?" sorot itu memnacarkan kesedihan, padahal David sangat yakin Aleta juga menyukainya. Mengalihkan p...