Hai. Selamat datang diceritanya Aleta. Cerita remaja pada umumnya.
Kalo suka jangan lupa tingglkan jejak yaaa.
Thank u ❤
⛅ have a nice day...
Bandung 27 desember 2021
.
.
."Gimana Gara, Aleta cantiknya ga manusiawi kan" Azka duduk disampong Gara. Mengambil rokok dari kotaknya. mengikuti Gara menyesap rokok.
Gara hanya mengangguk.
"Udah ada feeling sama doi?"
"Biasa aja" lagi lagi Gara masih merasa biasa. Karna memang pada dasarnya dia tidak memiliki rasa.
"Masaa" Mata Toni memicing. Perlakuan Gara dikantin tadi pagi tidak mencerminkan bahwa perasaannya pada Aleta biasa aja.
"Kalo lo gasuka buat gue aja, gua suka HAHAHAH" Azka tertawa garing, Toni dan Raka melihatnya malas.
Tak lama Aleta yang sedang dibahas ini muncul dihadapan mereka.
"Oala neneng ada disini, sini duduk duduk" Toni menepuk nepuk kursi sebelah Gara yang tadinya ia dudukin.
"Makasih kak" Aleta tersenyum dengan tulus.
"Anjim meninggoy aing disenyumin Aleta" Toni memegang dadanya seolah terkena serangan jantung.
Gara menatap Toni tajam. Ketidak jelasan teman temannya ini sangat menganggu.
"Yaudah deh gue kekelas dulu, mau liat tas. Takut ada yang masukin kecoa" si yang paling mengerti, Raka berpamitan membawa kedua temannya. Membiarkan Aleta dan Gara berduaan disana.
Raka sudah membicarakan ini dengan Gara. Menasehati temannya untuk membuka hati perlaha. Raka tidak tega jika Gara terus mengenang seseorang yang sudah tidak ada.
"Woy ntar duluu aing masih betah disini" Azka memberontak. Pemberotankannya tidak diterima. Ia diseret paksa Toni dan Raka.
Disinilah akhirnya. Mereka berdua, Gara masih setia dengan rokok ditangannya. Sedangkan Aleta masih menundukan kepalanya dalam. Tangannya tidak berhenti ia mainkan, gelisah dan takut.
Lagian detik berikutnya ia baru sadar, mengapa sangat berani menghampiri Gara.
Hp Ale berdering. Panggilan masuk, nama David tertera disana. Untuk kesekian kalinya Aleta merasa terteror. David tidak berhenti menghubunginya.
Lewat ekor matanya Gara melihat dengan tidak suka "gue gasuka kalo lo lagi sama gue malah main hp"
Aleta tersentak dengan penututan Gara. Dengan segera ia membisukan hpnya dan memasukan kedalam saku roknya.
"Maaf" lagi lagi hanya kata maaf yang bisa Aleta lontarkan. Ia benar benar tidak punya kata lain selain permintaan maaf. Sekali lagi, Aleta selalu kehabisan kata saat bersama Gara.
"Lo ngerasa tiap hari lebsran ya?" Gara mematikan pentung rokoknya sambil melirik singkat kearah Aleta.
"Hah"
"Tiap lagi sama gue selalu minta maaf. Lo pikir ini idul fitri?"
Skak mat.
Aleta tidak punya cara untuk membalas ucapan Gara. Jika meminta maaf lagi, habislah sudah. Ia akan mendapatkan kata kata sinis lagi.
"Ck. Sekarang diem" Gara berdecak.
"Sama David aja, lo bisa ngomong panjang lebar. Kenapa sama gue gabisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETA (OnGoing)
Romance"Maaf aku gabisa" Aleta mentap David lekat, sekalipun pada kenyataannya Ale sangat menyukainya, tapi untuk bersamanya Aleta tidak akan bisa "kenapa?" sorot itu memnacarkan kesedihan, padahal David sangat yakin Aleta juga menyukainya. Mengalihkan p...