Hai. Selamat datang diceritanya Aleta. Cerita remaja pada umumnya.
Kalo suka jangan lupa tingglkan jejak yaaa.
Thank u ❤
⛅ have a nice day...
Bandung 25 desember 2021
.
.
."Makasih kak" Setelah aksi penyelamatan Gara tadi, tidak lupa Ale berterimakasih. Bisa bisanya baru masuk sekolah udah ketemu lampir.
"Badan lo masih panas" Tanpa berniat membalas ucapan Ale, Gara menyentuh kening Ale dengan tangannya.
"Eh" aksi spontan Gara ini berhasil membuat Aleta kehilangan kata.
"Harusnya jangan sekolah dulu" Gara menarik Ale Ke kantin yang masih terkejud kejud.
"Duduk" perintah itu Ale turuti. Dia duduk disana, bangku pojok tempat Gara dan teman temannya dikantin. Beberapa siswi lagi lagi memperhatikan mereka. Bahkan secara terang terangan berbisik. Ale harus belajar tidak peduli untuk sekarang
Setelahnya Gara bediri membeli bubur, sebenarnya ia tidak tahu harus memesan apa. Tapi karna di UKS waktu itu Ale mau memakannya jadi yasudah belikan bubur saja.
Gara kembali dengan dua bubur ditangannya, satu untuk dirinya dan satunya untuk Ale.
"Nih buat lo" Setelah memberikan punya Ale. Gara memfokuskan dirinya pada bubur.
Ale menatap buburnya dengan ragu ragu. Ia bingung harus mengatakannya atau tidak.
Gara memperhatikan Ale. Dia tidak menyentuh buburnya. Karna merasa tidak enak akhirnya Ale angkat suara.
"Kak" Kenapa sulit sekali berbicara normal dengan Gara. Walau kini sudah dinyatakan sebagai pacarnya, Ale tetap menduduk saat berbicara.
"Lo pelupa atau gimana sih, tiap ngomong sama gue nunduk terus. Muka gue jelek jelek amat buat diliat" Satu sendok bubur masuk kedalam mulutnya dengan kesal.
Ganteng banget kak gaada jelek jeleknya. Batin Ale berteriak
Ale memainkan jari jarinya gelisah.
"Makan, gue gaakan minta bayar" Gara kembi bersuara ketika Ale masih belum menyentuh buburnya.
"Bukan gituuu.." Sebenarnya Ale tidak enak untuk mengatakannya. Tapi bagaimana lagi, saat di UKS ia tersiksa dengan rasa buburnya.
Gara menunggu jawaban Ale dengan sabar Walau kesal.
"Aku gasuka seledri sama kacang, kecapnya juga" mengumpulkan niat sepenuh hati jiwa dan raga, akhirnya Aleta bersuara. Gara menghebuskan nafasnya.
"Ngomong gini aja susah" Gara bangkit dari duduknya membeli bubur lagi tanpa kacang, tanpa seledri dan tanpa kecap.
Teman temannya datang. Duduk dikursi yang sama
"Hai neneng Alee" Azka memperlihatkan senyum termanisnya. Ale hanya tersenyum dengan sapaan Azka. Walau tidak terlalu dekat. Ale tau betul ketiganya.
"Diliat dari dekat ternyata cantiknya makin jelas" Azka kembali bersuara, membuat Aleta hanya senyum senyum. Lagian ia harus menjawab apa.
"Lo mau tukeran whats app sama gue ga? Kalo babang Gara gaada. Ada babang Azka" tawarnya masih dengan usaha. Walau bercanda tapi itu berhasil membuat Ale sedikit tidak nyaman
"Goblog any. Lo mau diamuk babang Gara" Toni menyikut Azka.
"Nih buat lo" Teman temannya terkejut. Gara menyerahkan bubur Ale yang sebelumnya pada Toni. Suara bubur yang digeser Gara berhasil membuat Azka cengegesan. Gara sudah muncul dihadapannya. Ia berpikir untuk menunda aksi goda menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETA (OnGoing)
Romance"Maaf aku gabisa" Aleta mentap David lekat, sekalipun pada kenyataannya Ale sangat menyukainya, tapi untuk bersamanya Aleta tidak akan bisa "kenapa?" sorot itu memnacarkan kesedihan, padahal David sangat yakin Aleta juga menyukainya. Mengalihkan p...