Tandai kalo Typo
*
Malam harinya dikediaman keluarga Willyam.
"Mommy,Daddy. Yuhuu, Ayna pulang membawa calon mantu idaman mu."
"Mommy,where are you mom?."
Teriak Ayna mengelegar saat memasuki pintu utama, tak lupa dibelakangnya ada Xander yang mengekor bak ayam.
Tangan Xander, berpegangan diujung baju yang Ayna kenakan.
Ah Xander, kau sangat menggemaskan
"Adek ngga usah teriak." Sahut seseorang dari ruang keluarga.
Ayna dan Xander langsung berjalan kearah suara itu.
"Mommy juga teriak, kalo mommy lupa."Cibir nya
"Mommy adek kangen tauuu." Lebay Ayna memeluk Neta dengan erat.
"Hilih lebay lo." Cibir Vano menatap malas kearah Ayna.
"Hilih, bacot kau."
"Jangan menganggu gadis ku." Ancam Xander menatap Vano datar.
Vano langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia berjalan kearah Lino untuk meminta perlindungan abangnya.
"Ehem, kau tak melihat ku?." Ujar seseorang disamping Lino.
Ayna menatap orang itu, dengan mengerutkan keningnya heran
" Wow aku melihat kakek tua disini." Heboh Ayna dengan polosnya.
"Mommy apakah rumah kita ini, berubah jadi panti jompo?, Sehingga ada kakek tua itu disini." Tanya nya , mengedipkan mengedipkan matanya dan memiringkan kepalanya ke kanan.
Kakek itu mendengus sebal dan menatap Ayna penuh permusuhan.
"Cucu ku ini sangat durhaka." Batinnya
"Hai, jaga ucapan mu. Aku ini belum tua, umur ku baru lima puluh tahun, dan masih banyak wanita diluaran sana yang terpesona dengan ketampanan ku." Balas kakek itu dengan sombong.
"Cih, udah bau tanah masih aja ngga sadar umur." Cibir Ayna.
Kakek itu memelotot kan matanya.
" kau mengatai ku bau tanah ?."
"Aku hanya asal bicara, jika kau merasa, itu bukan lah urusan ku." Balas Ayna dengan santai nya, sembari merebut paksa jus semangka yang berada ditangan kakek itu.
"Hai itu minuman ku."
"Apakah muka ku terlihat peduli?." Ejek Ayna tersenyum miring.
"Ck."
"Udah udah, papah sama Ayna sehari aja kalo ketemu ngga berantem bisa ngga sih." Lerai Neta berdecak pinggang.
"Ohh,tentu saja tidak!." Jawab kakek itu dan Ayna dengan kompak, lalu bertos ria.
Semua orang yang berada diruangan itu menggeleng kepalanya jengah, menatap dua manusia berbeda gender dengan sifat yang sangat sangat sama persis. Bahkan mukanya saja sangat sama seperti foto kopi an,. Yang membedakan adalah satu berambut panjang dan satu berambut pendek.
Xander merebahkan tubuhnya, dengan paha Ayna sebagai bantal nya lalu ia menarik tangan Ayna kearah pipinya.
"Nara, Xander udah ngantuk tuh. Kamu ajak ke kamar aja." Tegur Neta, mengelus pelan rambut Xander.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND ( HIATUS )
Teen FictionPLAGIAT GAK USAH MENDEKAT⚠️ 📍Cerita ini murni dari fikiran saya sendiri. Update sesuai mood 🤺 KONFLIK RINGAN😾 Bercerita, tentang kebucinan ALEXANDER terhadap gadis bar bar bermulut pedas, dari keluarga Willyam. Ah, jangan lupakan sifat pemaksa da...