32.Kecelakaan

281 18 0
                                    

Ayna dan Xander, terus menatap seseorang yang Ayna yakini adalah Daddy nya. "Samperin?." Tanya Xander

Ayna mengelengkan kepalanya tanpa menatap kearah Xander, terlihat Pria paruh baya tadi sudah masuk kedalam hotel.

Walaupun pria itu sudah masuk kedalam hotel, Ayna tetap memperhatikan hotel tersebut dari kejauhan.

Drtt... Drrtt..

Terdengar suara panggilan masuk dari handphone milik Xander, Xander menatap Ayna sebentar lalu mengangkat panggilan tersebut.

Panggilan tersambung...

"Hall -

"............"

"Shitt." Umpat Xander langsung mematikan sambungan,

"Ay, ikut aku." Ucap Xander tanpa menunggu balasan dari Ayna, Xander langsung menarik tangan Ayna menuju perkiraan mobil mereka tadi.

"Mau kemana sih?." Tanya Ayna sedikit memberontak.

"Al."

"Masuk." Perintah Xander membuka kan pintu mobil untuk Ayna.

"Al pelan pelan sialan, kalo kamu mau mati jangan bawa bawa aku." Protes Ayna, karena saat ini Xander mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Ayna yang berada disamping Xander terus mengumpati Xander, walaupun dia sering mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi. Tapi rasanya beda, entah mengapa saat ini Ayna merasa akan terjadi suatu yang buruk .

"Buset, kita belum nikah Al jangan ngajak mati dulu."

"Aku belum punya anak Al, belum pernah ngerasain malam pertama."

Ayna terus berteriak tak jelas, sedangkan Xander berusaha semaksimal mungkin untuk menulikan pendengar nya. Kenapa gadisnya berbicara hal hal ambigu seperti itu, sialan.

Mobil itu berhenti tepat diparkiran suatu rumah sakit, rumah sakit ! Tunggu ngapain Xander ngajak gue kerumah sakit. Batin Ayna menatap gedung didepannya

"Sampai, ayo turun." Perintah Xander membuka kan pintu mobil untuk Ayna keluar.

"Ngapain kerumah sakit ?." Tanya Ayna penasaran.

"Ikut." Xander menarik tangan Ayna kelorong rumah sakit, tiba tiba Xander berhenti dan untungya ayna tak menabrak Xander karena berhenti mendadak.

Ayna dapat melihat ada kedua Abang nya,teman teman Xander dan Asya didepan sebuah ruangan.

Tunggu! Asya sejak kapan dia balik ke Indonesia. Bukannya dia di Korea Selatan?

"Ngapain kalian ada dini ?, Mau daftar jadi karyawan disini?"

Mereka semua diam tak berani menjawab pertanyaan Ayna, Ayna yang tak direspon memajukan bibirnya cemberut.

Ayna menatap kedua Abang nya yang menunduk, mereka menyembunyikan matanya yang memerah menahan tangis.

Mirza berdiri dari duduknya, dan berjalan menghampiri Ayna lalu memeluk Ayna dengan tiba tiba.

"Mir-."

"Begini dulu bentaran." Potong Mirza, dengan suara serak khas orang yang habis menangis.

Xander mendengus sebal menatap Ayna dan Mirza dengan tatapan penuh arti, Mirza modus sekali.

Xander tau walaupun Mirza tidak akan merebut Ayna darinya, tetap saja Xander harus waspada,

Xander tidak possessive atau bucin, tapi waspada itu perlu kan?.

"Mommy kecelakaan." Bisik Mirza pelan, dapat Mirza rasakan jika tubuh Ayna menegang.

Cklek

Seorang dokter laki laki keluar dari balik ruangan " dengan keluarga pasien ?."

BOYFRIEND ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang