Bagian 2

6.5K 608 3
                                    

.
.
.
.

Suasan pagi di rumah bercat putih sedikit mencekam. Kebisingan yang biasanya selalu ada tiba-tiba menghilang. Karena Gea sudah memutuskan jika dia akan menjauh dari abang satu-satunya itu. Ya soal kejadian kemaren anggap aja ke kilafan Gea.

"Mama...." Panggil Gea dengan nada diimut-imutkan

Sontak semua yang ada disana terkejut. Termasuk Reno yang tengah memotong buah apel terhenti sebentar.

"Eh? Iya sayang," jawab Mama dengan senyum merekah

Pasalnya sudah lama anak gadisnya tak pernah bermanja seperti ini. Jangankan bermanja, memanggil mama pun Gea jarang. Hanya ketika Gea butuh saja maka Gea akan memanggil nya, atau tak jarang hanya lewat chat.

Dan lagi karena masalah malam kemaren ketika Gea tiba-tiba diseret pulang oleh abangnya dengan keadaan mabuk. Sungguh itu membuat hatinya hancur, ia merasa jadi ibu yang gagal. Memang ini salanya karena tak pernah dirumah dan sibuk kerja diluar kota jingga anaknya terkena pergaulan bebas.

Malam itu Reno sangat marah. Ia bahkan hampir menampar Gea jika tak segera dicegah olehnya dan suaminya. Dan yang membuat hatinya lebih sakit ketika Gea meracau dalam keadaan mabuk.

"Kenapa selalu Gea yang salah?!"

"Kenapa selalu Gea yang buruk dimata semua orang,?!"

"Dan mama, Papa, bahkan abang?!..."

"Gea benci kalian?!" Bentak Gea marah.

"Gak usah sok jadi orang paling menderita Ge, gue tau semua perbuatan lo," jawab Reno

"Lo sering bully Starla kan, iya kan!!" Bentak Reno

"Reno, apa yang kamu maksud, jangan menuduh adek kamu sembarangan," bantah Papa

"Reno nggak nuduh pah, tapi emang itu kenyataannya," jawab Reno

Papa hanya menggeleng tak percaya, ia kemudian menatap putri semata wayangnya itu.

"Gea apa itu benar?" Tanyanya pelan

"Ya, emang kenapa? Salah?" Jawab Gea

"Dia pantes buat dapet semua itu, karena dia berani rebut pacar aku bang," tangis Gea

"Cuma gara-gara itu?" Jawab Reno tak percaya

"Gue malu punya adek kayak lo," ucap Reno dan segera berlalu pergi

"Gue juga benci diri gue sendiri bang," gumam Gea yang masih didengan oleh Mama dan papanya.

Karena itu sekarang mama sudah mulai mencoba mengurangi jadwal kerjanya. Walau susah tapi ia akan berusaha demi anak-anaknya. Mau bagaimanapun ia adalah seorang ibu, dan tugas utama seorang Ibu adalah mendidik anak-anaknya.

"MAMAA....." teriak Gea

"Eh i-iya?" Kaget Mama

"Ih mama, gak dengerin Gea ngomong ya," cemberut Gea

"Iya tuh, dari tadi Gea udah manggil-manggil  mama malah diem aja," ujar Papa

Gea mengangguk lucu, "Mamah lagi mikirin apa sih?" Tanya Gea

"Nggak kok sayang, mama gak lagi mikirin apa-apa," jawab Mama lembut

"Emm, Ma maafin Gea ya soal kemaren, Gea kilaf Ma, Pa," sesal Gea

Papa dan Mama mengangguk bahagia. "Iya sayang Mama maafin, yang penting jangan ulangin lagi ya," ujar Mama lembut

"Iya nak Papa juga maafin," ujar Papa juga

Am I Antagonist? | TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang