Bagian 8

5.7K 531 6
                                    

"ikhlas sama pasrah itu beda,"

Dyn

....

Hari berlalu dengan cepat dan kini Gea sudah bisa mengontrol emosi dari tubuh Gea yang asli. Karena dari kejadian dibelakang Gedung bersama Reno emosi dari tubuh yang ia tempati meluap-luap kadang ia bisa menangis sendiri, marah-marah, bahkan hampir saja ia mencekik Beby karena tak sengaja bertatapan mata.

Sebenarnya kejadian yang terjadi akhir-akhir ini sudah melenceng jauh dari alur cerita. Tentang taruhan itu, seharusnya tidak ada dalam alur, ya memang author tak menjelaskan tentang si Gea ini. Novel "STAY WITH ME" itu hanya terfokus pada kehidupan pemeran utama saja. Dan lagi, sosok Xavier sendiri itu siapa? apakah tokoh figuran?


"Hahh... Capek..."

Kini Gea tengah berbaring anggun di Perpustakaan Apartemennya. Dan selama dua hari ini ia tinggal di Apartemennya, eitsssss.... Tenang saja kelean, Gea sudah izin kok sama Mama dan Papanya. Kok dibolehin? Ya Jelas, ENGGAK DONG?! tapi namanya juga Gea, bandelnya nauzubillah gak ketulungan.

Untuk Kakeknya, sudah pulang ke Singapura karena bisnisnya gak bisa ditinggal lama-lama. Padahal juga baru sehari ketemu, huhu... Masih kangen Kakek.

Ahh Sepanjang hari ini Gea hanya berbaring dan bersantai karena yap?!, Ini hari libur. Mama dan Papanya sempat mengajaknya berlibur tapi ditolak mentah-mentah karena ia takut akan kelepasan menonjok wajah ganteng kakaknya itu. Dan lagi MAGER, jiwa rebahannya menolak untuk meninggalkan bantal buluknya.

Drrrttt.    Drrrttt

Tangan Gea meraba-raba mencari benda pipih yang bergetar karena ada notif masuk.


"Halo?"


"Dimana?"

Gea terdiam sesaat dan kembali mengecek nama kontak dihpnya 'Si Tampan'

"Lo siapa?!" Siapa orang ini yang berani-beraninya meng-save nomernya dihandphone Gea dengan nama menjijikkan seperti itu

Suara kekehan terdengar dari seberang seakan tertawa karena membayangkan ekspresi kesal Gea


"Masa kamu gak ngenalin suara aku,"

Gea menggeram dan mematikan telepon sepihak. Tapi tak sampai sepuluh detik hpnya kembali bergetar karena panggilan dan dengan nomor yang sama. Gea tetap mendiaminya, ia memilih berbaring kembali. Ini hari liburnya keinginannya hanya satu. Tidur.

Drrrttt drrrttt

"Ck, siapa sih lo?! Mau minta pulsa?! Miskin lo sampe ngemis-ngemis gini, gak ada ya pulsa-pulsa lo salah sasaran gue emang orang kaya tapi gue pelit?! Gue gak sudi ngasih duwit kesayangan gue buat orang kek lo yang gak mau usaha taunya cuma nipu orang doang?!" Dengan kesal Gea mematikan daya hpnya dan membantingnya, tapi dikasur ya kali dilantai bisa hancur iPhone nya yang mehong itu

"Gila, ada ya orang kek mereka taunya cuma nipu, modal pulsa dan nomor acak dah dapet duwit, yang lain cari duwit mati-matian sampe tipes juga masih aja gaji dibawah UMR. Emang gak ada yang beres dengan dunia novel ini," gerutu Gea

Am I Antagonist? | TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang