Jay sampai di belakang taman apartemen dan melihat seorang yang sedang berdiri membelakanginya dengan rambut sedikit panjang yang tampak indah sedang tertiup angin
Jay memandang punggung mungil itu dengan penuh rasa rindu
Dan sampai pada beomgyu membalikkan punggungnya karena mendengar suara nafas yang sangat terengah-engah
"Ya.. ini" ucap Beomgyu sembari menyodorkan satu kantong plastik penuh peralatan P3K
Tanpa berkata apapun lagi beomgyu langsung hendak pergi dari hadapan Jay
Tapi Jay dengan spontan langsung menarik pergelangan tangan beomgyu
"Tunggu.. apa tidak ada lagi yang ingin kau bicarakan padaku"
Tanya Jay
"Tidak" jawab beomgyu tegas
Jay mengeratkan pegangannya di pergelangan tangan beomgyu yang menandakan bahwa ia tidak mau beomgyu pergi secepat itu, dan hal itu membuat beomgyu sedikit menoleh ke arah Jay
Jay hanya melihat seperempat dari wajah beomgyu namun di situ Jay melihat jelas bahwa agaknya Beomgyu sedang menahan dengan keras air matanya yang akan keluar
Beomgyu akhirnya membalikkan tubuhnya ke arah Jay sampai kedua mata mereka saling bertemu.
Namun sialnya, malah air mata Jay yang tidak bisa terbendung
Semua air mata Jay tumpah seketika, kakinya mulai bergetar dan terasa lumpuh sampai ia terduduk dengan 1 tangan yang masih memegangi tangan beomgyu dan satunya lagi tangannya yang masih memegangi satu kantong penuh P3K pemberian dari beomgyu
Melihat hal itu beomgyu langsung dengan sigap memeluk dan menenangkan Jay
"Ya yaa.. Uljima" ucap beomgyu lembut sembari mengusap kedua mata Jay dengan ibu jarinya
Beomgyu menarik tangan Jay untuk diajaknya duduk di sebuah kursi yang sudah disediakan di taman itu
Setelah beberapa saat setelah keheningan terjadi, beomgyu kemudian mulai sedikit mencairkan suasana dengan membuka suaranya
" Ternyata kau anaknya masih saja cengeng setiap kau bertemu denganku" ucap beomgyu dengan nada bercanda sembari tangannya sedang merogoh sesuatu di dalam kantong plastik P3K.
Jay yang mendengar itu hanya bisa menunduk kebawah dan berkata
" aku juga tidak tahu, mungkin karena aku hanya belum bisa Merelakanmu dengan Namja itu"
" Sudahlah jangan bicarakan itu lagi, aku tidak mau kalau ujung-ujungnya kita malah bertengkar di sini, kemarikan tanganmu"
Beomgyu kemudian menggulung lengan jaket Jay dan mulai mengoleskan salep yang ia beli
" Bagaimana kau bisa tahu" tanya Jay
Bukannya menjawab pertanyaan, beomgyu malah menarik nafas panjang dan membuangnya begitu saja
Setelah selesai mengoleskan salep di tangan Jay
Beomgyu beralih mengoleskan salep dengan berjongkok di samping kaki Jay. Karena Jay hanya menggunakan celana pendek di situ terlihat jelas bahwa memar yang ada di kaki Jay terlihat cukup parah sampai membuat beomgyu sedikit khawatir pada saat itu
Sembari mengoleskan salep itu di kaki Jay, beomgyu tidak henti-hentinya mengomeli kebiasaan Jay yang saat hendak pergi keluar rumah selalu saja memakai celana pendek dan bukan celana panjang.
Mendengar celotehan mantan pacarnya itu Jay malah terlihat sedikit tersenyum-senyum sendiri karena teringat saat beomgyu masih menjadi pacarnya dulu, pasti tiada hari tanpa celotehan beomgyu yang sangat cerewet, tapi celotehan beomgyu sama sekali tidak membuat Jay bosan ataupun terganggu sama sekali
Malah kalau dalam satu hari saja Beomgyu tidak berceloteh pada Jay, maka Jay akan menganggunya agar kecerewetan Beomgyu keluar.
Secinta itu Jay pada Beomgyu hingga suatu saat beomgyu malah menghianati cinta Jay, memutuskan Jay dan menemukan Namja lain yaitu Yeonjun.
Dari situ Jay sangat terpuruk dan mungkin itu bisa dibilang menjadi titik terendah Jay pada saat itu
Jay sudah berulang kali meminta beomgyu untuk kembali padanya, tapi hasilnya selalu saja nihil. Jay sudah bekerja keras untuk itu, tapi sepertinya rasa cinta beomgyu kepada yeonjun sangat besar daripada rasa cintanya kepada Jay
Saat otaknya meminta untuk melupakan beomgyu namun saat itulah secara bersamaan hati Jay memberontak. Itulah kenapa setiap kali bertatap muka atau bertemu langsung dengan beomgyu maka otomatis titik kecil yang ada di hati Jay mulai membesar dan akan pecah menjadi atau amarah atau apapun itu. Titik kecil yang berisi amarah, kekecewaan, cinta yang besar, dan rasa sakit yang masih Tertinggal.
"Drrrtttt"
Bunyi getaran ponsel beomgyu seketika membuyarkan lamunan Jay
Dengan cepat mata Jay melihat kearah ponsel beomgyu di sebelahnya yang sedang menyala karena adanya panggilan masuk di atas kursi taman yang panjang.
Tertulis nama '남친' pada panggilan masuk itu, nama yang sangat spesial pikir Jay. Dulu saja dikontak ponsel Beomgyu hanya tertera nama 'Jay' saja dan tidak ada yang spesial.
Yang pasti Jay langsung tahu bahwa itu adalah Yeonjun yang sedang menelpon beomgyu saat ini.
Karena sepertinya beomgyu tidak sadar dengan panggilan telepon itu, maka Jay menyodorkan ponsel itu kepada beomgyu
Beomgyu sedikit terkejut saat melihat panggilan itu dari yeonjun dan segera mengambilnya dari tangan Jay.
Beomgyu kemudian berdiri untuk mengangkat telepon dari yeonjun dan sedikit menjauh dari hadapan Jay
Setelah beberapa saat beomgyu menutup telepon dari yeonjun, dan lekas bergegas untuk menghampiri Jay kembali
Namun pada saat beomgyu berbalik badan, ia malah mendapati kursi taman yang tadi sempat ia duduki bersama Jay sudah terlihat kosong. Beomgyu sedikit bingung dan berlari kecil ke arah kursi tersebut dan dilihatnya dari kejauhan bahwa namja yang tadi bersamanya sudah berjalan pergi meninggalkannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴜᴛᴛᴇʀꜰʟʏ | Jaywon 𝘌𝘕𝘏𝘠𝘗𝘌𝘕
De TodoGak tau ini cerita apa, pokoknya mampir aja dulu :") Gomawongg~ ♡
