.29

218 16 7
                                        

Pada malam itu, jay terlihat menuruni taxi disekitar kompleks apartmennya.

Karena sudah cukup larut malam maka lingkungan itu sudah terlihat sepi. Jay melangkah lumayan pelan dengan memainkan ponselnya. Dari jarak yang agak jauh jay tidak sengaja melihat namja cantik sedang berdiri menyingkap satu tangannya, sementara tangan yang satu lagi dengan lentik mengayunkan batang rokok, memasukkan batang rokok kedalam mulutnya kemudian mengeluarkannya lagi sampai asap asap tiada terputus membentuk motif abstrak yang tidak lama akan menghilang terbawa angin.

Sepersekian detik namja cantik itu akhirnya sadar bahwa ada seseorang sedang melihatnya dari jauh. Beomgyu namja cantik itu langsung menoleh kearah jay bersumber dari isyarat bayangan ujung ekor matanya. Beomgyu terlihat gugup buru buru mematikan, membuang rokok yang sedang dihisapnya. Mata beomgyu sedikit membelalak sedangkan tubuh dan lidahnya tiba tiba kaku begitu saja. Sementara jay tatapannya sangat dingin, dengan wajah acuh nya jay berjalan terus, sama sekali tidak menggubris keberadaan beomgyu. Beomgyu langsung menundukkan kepalanya tidak hanya itu, kakinya pun mendadak lemas sampai ia menjatuhkan tubuhnya dalam posisi jongkok sekarang.

Jay merebahkan tubuhnya diatas kasur, memandangi langit langit kamar dengan pandangan kosong sedangakn isi pikirannya sibuk memikirkan beomgyu beserta spekulasi spekulasi kenapa beomgyu merokok tadi. Bukan tanpa alasan, jay sangat tau beomgyu adalah tipe orang yang akan merokok hanya dikala dia sedang stress saja, ketika banyak hal yang sangat menganggu pikirannya. Jay menarik nafas panjang dan membuangnya kasar. Jay lantas beranjak bangun dari tempat tidurnya berjalan menuju jendela kamar kemudian menyingkap tirai jendela sembari pandangan matanya langsung menembus melihat keluar jendela. Jay kembali menutup tirai jendelanya dikala namja yang ingin ia lihat sudah tidak ada dalam jangkauan matanya.




Keesokan harinya seperti biasa sepulang sekolah Jungwon langsung menuju ketempat hyul ajumma. Jungwon memulai pekerjaan nya dengan membereskan meja, mencuci piring, dilanjutkan dengan mengantarkan makanan dari meja ke meja.

Pukul 06.00 malam saat jungwon akan mengantarkan makanan disalah satu meja, terlihat ada seorang sedang memasuki kedai "selamat dat.." belum selesai ia memberikan salam jungwon lantas terkejut akan kedatangan seseorang itu yang ternyata jay. "hyung!" kejut jungwon. Tanpa menjawab sapaan jungwon, jay hanya tersenyum ramah dan kemudian duduk ditempat yang kosong.

Jungwon mendatangi tempat duduk jay dan bertanya "hyung mau pesan apa?"

"aku tteokbokki dan cola saja" jawab jay pelan.

"baik" jungwon bergegas mengambilkan satu porsi tteokbokki dan cola. 'ada apa dengannya, kenapa tiba tiba nada bicaranya berubah' pikir jungwon aneh.

Pukul 06.45 malam hyul ajumma menyuruh jungwon untuk mengantarkan 3 makanan pesan antar sekaligus.
Jungwon tidak lupa berpamitan kepada Jay yang sedang bermain ponsel dimejanya.
"Hyung aku harus mengantarkan pesanan ini ya"

"Aku ikut" kata Jay antusias dengan berdiri tegak

"Hah apa? Ta tapii.." Jungwon ragu
"Sudahlah ayo" Jay memutar tubuh jungwon dan didorongnya pelan menuju keluar kedai.

Saat jungwon akan menaiki sepeda motor milik kedai, Jay langsung menyela jungwon dan menyuruh jungwon duduk dibelakang saja. Jungwon mengangguk tidak lupa memakaikan helm yang tadi ia pakai kepada Jay.

"Hyung kau yakin bisa menyetir kan?" Ragu jungwon
"Tentu saja bisa, kau jangan meremehkanku ya. Kemarikan struk alamatnya padaku"

Jungwon lantas memberikan struk alamat kepada Jay, hanya dengan melihat tulisannya saja seolah Jay sudah tau dan bergegas pergi mengantarkan makanan.

Ditengah perjalanan Jay sengaja memainkan rem nya sehingga membuat motor berjalan tersendat sendat membuat jungwon menabrak tubuh Jay beberapa kali. "Hyuuungg~" jungwon memukul kecil pundak Jay, hal itu membuat Jay tertawa sedikit lepas.
Jungwon sedikit terkejut melihat Jay bisa tertawa seperti itu, tidak henti hentinya jungwon menatap Jay melalui kaca spion.

Motor Jay dan jungwon berhenti didepan sebuah rumah yang mana Jay langsung menyaut bungkus makanan yang akan diantarkan oleh jungwon
"sini biar aku saja" dengan senyum sumringahnya Jay mengantarkan makanan itu.


Tidak terasa mereka berdua sudah selesai mengantarkan 3 makanan tersebut. Sama seperti tadi Jay membonceng jungwon dan kali ini Jay memarkirkan motornya didepan minimarket.
Jay memasuki minimarket disusul jungwon yang berada dibelakang nya. "Beli saja yang kau mau, aku yang bayar" kata jay
Jungwon hanya mengangguk kecil kemudian mengikuti Jay berjalan menuju mesin pendingin minuman.
Jungwon mengambil satu cola kalengan, sedangkan Jay mengambil Pepsi kalengan. Setelah membayar dikasir Jay dan jungwon duduk dikursi depan minimarket.

Jay membuka kaleng minuman nya dususul jungwon, meneguk minuman itu dengan pelan berlawanan dengan Jay meneguk minuman sedikit terburu-buru sangat terlihat bahwa ia sedang kehausan.
Dengan memberanikan diri jungwon bertanya "hyung.. kenapa kau selalu mengikutiku? Ah tidak maksudku kenapa ka.."

"Karena kupikir aku nyaman denganmu." Jawab Jay singkat tanpa menatap mata jungwon namun hal itu membuat pikiran jungwon makin awur awuran apa maksud Jay.

"Ha?!" Jungwon binggung

"kenapa tiba tiba bertanya seperti itu?" Tanya jay

"ah tidak maksudku orang sepertimu kenapa mau mengantarkan makanan bersamaku tadi? hehee" Tanya jungwon balik dengan hati hati

"Ah hmm itu karena aku banyak waktu luang"

"Ahaa begitu yaa ahahaa" jungwon mulai tertawa karir 'memang beda ya kalau orang kaya tidak usah harus bekerja keras sepertiku' gumam jungwon yang tidak sengaja terdengar oleh jay

"Kenapa?"

"Ah tidak papa hyung" jungwon nyengir



Ditengah keheningan diantara jungwon dan Jay terlihat dua orang namja berseragam sekolah berjalan menuju mininarket. Satu orang diantaranya tiba tiba berhenti memandangi Jay dengan wajah tengilnya sebelum masuk kedalam minimarket.

Jungwon melihat Jay memutarkan bola matanya sebelum meremas botol kaleng yang ia genggam.

Tidak lama kedua namja itu keluar dari minimarket dan mendekati tempat duduk Jay.

Salah satu namja menepuk nepuk pundak Jay dengan keras beberapa kali sebelum akhirnya pergi dengan smirk diwajahnya.

Jay hanya membuang muka namun jungwon tau Jay sedang meredam emosinya. Jungwon tidak tau situasi macam apa ini dan apa yang harus jungwon lakukan. Jungwon pelan pelan menggapai tangan Jay yang berada diatas meja. Jungwon mengenggam satu tangan Jay dengan kedua tangannya.

Saat Jay menyadari itu dia langsung menolehkan wajahnya kearah jungwon.
Jay mulai tersenyum tipis mengimbangi jungwon yang sedang tersenyum khawatir.


.


Kali ini giliran jungwon yang menyetir saat arah jalan pulang menuju kedai hyul.
Jungwon tidak lupa beberapa kali mengintip sosok Jay dari balik kata spion.
Rambut Jay tergerai beterbangan saat bertabrakan dengan angin malam, matanya mengernyit, hidungnya yang mancung nampaknya sudah mulai dingin.

Mata Jay menatap setiap jalan yang ia lewati, namun mata itu terasa kosong sebab yang ada difikiran nya saat ini hanyalah kejadian tadi, iya kejadian saat ia bertemu heeseung di minimarket.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ʙᴜᴛᴛᴇʀꜰʟʏ  | Jaywon 𝘌𝘕𝘏𝘠𝘗𝘌𝘕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang