Bab 1

2K 134 7
                                    

Point of View
• Sanako Uchiha •

Hari ini jadwalku hanya bermain dengan seorang wanita berumur yang selalu kupanggil sebagai bibi. Namanya adalah Shizune, ia adalah seorang asisten Hokage semenjak dua tahun periode. Entahlah, aku tak terlalu mengerti itu yang pasti ia adalah orang yang menjaga dan menemaniku dikala aku kesepian dan merasakan kesedihan pada pagi juga siang hari.

Berada didalam ruangan yang cukup luas ditemani dengan beberapa mainan cukup membuatku merasa senang. Bibi Shizune memerintahkanku untuk berdiam diri dikamar sampai ia kembali dari sebuah acara entah apa acara itu aku tidak peduli. Aku sudah terbiasa seperti ini, menunggunya dan bermain dengannya saat malam tiba aku selalu diajak untuk tidur dibawah pukul 9 malam, dan dibacakan dongeng olehnya.

Margaku adalah Uchiha, Sanako Uchiha. Begitu banyak orang yang mengatakan jika aku terlahir dari klan yang melahirkan banyak Shinobi hebat. Tapi, tak banyak pula yang mencaci bahkan mengumpat diriku beserta klan turunan ku. Aku tidak mengerti kenapa mereka begitu bencinya dengan Uchiha, saat bertanya kepada paman Naruto ia hanya tersenyum lalu mengalihkan topik pembicaraan, oke aku mengerti dan sadar bahwa aku belum cukup umur untuk mengetahui nya.

Aku tumbuh bersama dengan orang-orang yang baik juga memberikan kasih sayang yang penuh untuk diriku, aku merasakannya. Disaat aku berumur 5 tahun, paman Naruto sering kali mengunjungi ku dan bermain denganku, entahlah tapi sepertinya aku kurang mengingat hal itu. Bibi Ino yang selalu memberikan diriku tomat setiap minggunya, entah dari siapa bibi Ino mengetahui jikalau aku menyukai tomat dan membenci makanan manis. Bibi Hinata yang selalu menemani bahkan membelikan aku beberapa mainan, aku juga lupa tentang hal itu. Yang jelas aku sedikit bersyukur tumbuh dipenuhi orang-orang baik seperti ini. Ya, bahagia. Tanpa mereka sadari jikalau aku benar-benar kesepian jauh didalam lubuk hatiku.

Ditengah-tengah aku sedang berkelubung dengan pikiran, aku dapat mendengarkan suara decitan pintu yang terbuka. Tanpa melihat pun aku tahu siapa orang itu, jadi kuputuskan saja untuk tetap bermain dengan robot-robot an hadiah dari paman yang membawa anjingnya.

Bibi Shizune menuju kearah tempat keberadaan diriku. Aku mengalihkan perhatianku saat bibi Shizune ingin membuka suaranya.

"Sanako? Ku kira kau bosan berada di kamar setengah hari." Ucapnya dengan mimik wajah sedikit khawatir.

Aku menggeleng. "Tidak apa-apa, bibi. Aku sudah terbiasa dengan kesunyian ini." Jawabku santai. Dapat kudengar hembusan nafas sedikit kasar keluar dari kedua lubang hidung bibi Shizune, aku yakin ia tidak akan pernah bisa memarahi bahkan membentak ku, aku tak tahu apa alasannya mungkin karena aku terlalu tampan?

Haha aku hanya bercanda.

Bibi Shizune duduk dihadapan ku dengan pelan, ia mengambil salah satu tanganku yang kosong tidak memegang mainan apapun. "Kita akan keluar hari ini. Nenek Tsunade merindukan mu, Sanako." Jelasnya disaat melihat wajah bingungku. Aku membalasnya hanya dengan mengangguk dan dengan sedikit berat hati aku melepaskan boneka dinosaurus ku yang berwarna hijau. Bibi Shizune segera menuntunku berjalan keluar kamar.

Ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepada bibi Shizune disaat kami keluar dari kamar. "Bibi?" Panggilku sewaktu kami menuruni tangga. Tanpa menoleh bibi Shizune menggunakan kata 'apa?' kepadaku. Sudah kuduga ia tak kan pernah menghiraukan ku.

"Apa kita hanya bertemu dengan Nenek Tsunade saja?"

"Ya. Seperti biasa, kau akan bertemu dengannya dan bermain." Ujarnya menggendongku untuk lebih cepat turun dari tangga. Aku memutar mata bosan, alasan yang sungguh membuatku muak. Mana ada seorang anak kecil berusia 5 tahun pergi setiap minggunya ke rumah sakit untuk bermain? Setiap datang di sana aku akan disambut oleh beberapa perawat dan dokter disana entah dari mana mereka mengetahui dan selalu bersikap hangat kepadaku, padahal aku baru pertama kali bertemu mereka. Saat tiba dirumah sakit aku akan disuruh untuk berbaring di ranjang, setelah itu aku disuntikan benda tajam yang sama sekali tidak membuatku takut, lalu aku tertidur setelahnya.

PHOBIA; SASUSAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang