chapter 14

204 37 0
                                    

*****
Di cafe Ricky semua karyawan sudah kumpul bersama dengan Farhan dan Shandy. Hari ini cafe Ricky tutup sementara karena masih berduka atas meninggal nya pemilik cafe.

"Semuanya kalau Ricky punya salah sama kalian mohon di maaf kan ya" tutur Shandy pelan.

"Iya kita terus mendoakan bos Ricky"

"Yasudah kalian boleh pulang"

*****
Malam hari selesai tahlilan di rumah Gilang, ia merasa rindu sekali dengan sang kakak ia bejalan melewati tangga dan melihat pintu kamar Ricky sedikit terbuka, ia masuk dan melihat barang-barang Ricky tersusun rapi. Gilang berjalan menghampiri rak buku dan mengambil salah satu buku. Ia mengambil buku sangat pelan dan ia melihat selembar kertas jatuh ke depan kakinya.

"Apa ini"
Tangan Gilang mulai membuka selembar kertas itu, kertas itu berisikan tulisan...

Buat adik gua

GILANG DIKA
Lang kalau lu liat tulisan ini gua mohon ikutin ya. Tolong urus cafe gua kalau gua udah gak ada
Kasih nama cafe itu
"Gilang Dika"

Gua mohon sama lu, jaga mama papa sebisa lu, gua tau mereka benci sama lu, tapi jangan pernah lu benci sama mereka.
Gua yakin lu bisa hidup tanpa gua, bye...

Ttd
Ricky

"Mama papa udah baik sama gua bang" air mata nya jatuh di atas kertas itu, ia memasukan kertas itu kedalam saku celananya dan bergegas ke kamarnya.

Gilang menatap langit langit apa kamarnya yang berwarna putih, ia bingung bagaimana caranya ia mengganti nama cafe itu, ia belum begitu paham dengan urusan mengurus cafe.

Gilang mengambil ponselnya di saku celana dan mengirim pesan kepada Farhan.

Gilang
Bang bisa bantu gua gak?

Farhan
Bantu apa?

Gilang
//foto surat dari Ricky
Gua harus gimana?

Farhan
Ya lu harus ganti nama cafe nya

Gilang
Ya gua tau, maksud gua cara ganti nya gimana?

Farhan
Yaudah besok ketemua di cafe Ricky

Gilang
Oke

Gilang menaruh ponsel nya di atas meja, dan Gilang pun terlelap dalam tidurnya.

*****
Keesokan hari nya Gilang, Farhan, Shandy, Fenly bertemu di cafe Ricky. Hening yang mereka rasakan disana semua fokus pada ponsel masing-masing.

"Bang jadi gimana? Gua bingung" tanya Gilang memulai pembicaraan.

"Ya lu ke toko spanduk terus lu cetak pake nama Gilang Dika yang gede" jawab Farhan melirik mearah Gilang.

"Nah itu dia yang gua bingung, gua ngak tau dimana toko spanduk nya" ucap Gilang mengerutkan alisnya.

"Yaudah entar gua aja yang ngurus"

"Thanks bang"

Semua kembali Fokus pada ponselnya.

"Lang, pendaftaran dibuka kapan sih?" Tanya Fenly menaruh ponsel nya di meja.

"Kayak nya minggu depan" jawab Gilang ragu.

"Emang kalian mau kuliah dimana?" Tanya Shandy.

"Di UI kayak kalian dulu"

"Emang bakal keterima? Otak kalian aja isi nya game, main" ucap Shandy meremehkan kemampuan Gilang dan Fenly.

"Dari pada lu otak nya kanin mulu" ucap Fenly.

Gilang's Tears (Air Mata Gilang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang