chapter 17

165 33 0
                                    

Keesokan harinya Friska dan Shanice ada ditepi danau untuk mengambil air bersih sedangkan Gilang dan Fenly masih tidur karena semalam mereka tidak tidur. Ketika hendak pergi dari danah dan kembali ketempat camping tiba-tiba ada cacing yang membuat Friska kaget dan terpeleset masuk kedalam jurang hingga tak sadarkan diri.

"FRISKAAA" teriak Shanice melihat Friska masuk kedalam jurang yang lumayan tinggi.

"Aduhh gua harus gimana ini aduhhh, tenda iya gua harus ke tenda sekarang panggil Dua curut" Shanice panik dan mulai kebingungan.

"WOYYY GILANGGG FENLYYY HEYYYY" teriak Shanice dari kejauhan namun tak ada sautan dari kedua temannya yang masih tertidur.

"GILANGG FENLYY BANGUNN FRISKA JATUHHH, aduh kebo banget sih ni bocah" Shanice menggoyangkan tubuh Gilang dan Fenly bergantian.

"Apa sih berisik banget" ucap Fenly bangun dari tidurnya.

"Friska friska aduhh" ucap Shanice gugup.

"Coba lu tenang dulu" kata Gilang yang ikut terbangun.

"Friska jatih kejurang" ucap Shanice cepat yang kemudian menitihkan airmata khawatir.

"HAHH SERIUS LU"

"jatuh nya dimana? kita kesana sekarang" kata Gilang panik. Ketika samapi di atas jurang mereka mencari jalan untuk kebawah dan mencari Frsika.

"FRISKAA, FRISSS LU DIMANAAA, hiks" panggil Shanice khawatir, sahabat mana yang tidak khawatir ketika sahabatnya terkena musibah.

"Udah jangan nangis dong Shan" ucap Fenly merangkul pundak Shanice untuk menenangkannya.

"Gimama gua ngak nangis Fen, sekarang aja gua ngak tau Friska dimana, dia selamat atau ngak, dia luka atau ngak, gua khawatir Fen" suara Shanice semakin mengecil.

"Tunggu" kata Gilang menghentikan langkahnya, Shanice dan Fenly menoleh kearahnya.

"Ini sobekan baju Friska kan?" Tanya Gilang mengambil sobekan kemeja kotak-kotak berwarna coklat.

"I-iya ini baju nya Friska, tapi Friska dimanaaa" Tanginsan nya kembali pecah.

"Apa mungkin Friska ngak jauh dari sini"

"Mungkin, Kita cari Friska bareng-bareng ya" kata Fenly, mereka melanjutkan pencairan.

Ternyata Friska ada dipinggir pohon besar, ia tak sadarkan diri badannya terlihat lemas.

"Auu" Friska mencoba bangun setelah membukakan matanya.

"Gua dimana?" Friska mencoba mengingat apa yang sudah terjadi.

"Ohh iya gua inget tadi gua jatuh dijurang, ya ampun gua harus gimana, gua harus cari jalan keluar" suaranya begetar.

Ketika hendak berdiri namun kakinya terasa sakit, mungkin ia terkilir.

"Auu, kaki gua kok sakit banget ya" Friska kembali duduk.

"Terus gimana caranya gua bisa cari petolongan kalau kayak gini" rengeknya.

Disisi lain Gilang, Fenly dan Shanice masih berusaha mencari keberadaan Friska.

"Lang, mending lu sama Shanice ke sana, terus Gua kesana" usul Fenly.

"Lu gapapa sendiri?" Tanya Gilang, diangguki oleh Fenly.

"Auu" Fenly mendengar suara perempuan dibalik pohon besar.

"Siapa tuh, jangan-jangan Friska" ia mendekat ke pohon besar itu dan melihat sesosok perempuan berambut panjang yang menutupi wajah. Perempuan itu menoleh kearah lelaki yang berdiri itu.

"Friska" ucap Fenly memihat wajah perempuan itu, iya perempuan itu adalah Friska, wajahnya pucat sekali.

"Fen, gua takut Fen" ucap Friska memegang tangan Fenly.

"Lu gapapa Fris?" Tanya Fenly memastikan keadaan Friska.

"Gapapa, cuma shock aja"

"Yaudah kita keluar dari sini yuk"

Ditengah-tengah perjalanan, Fenly yang tengah merangkul Friska tiba-tiba dikejutkan oleh ular yang melingkar ditanah. Akhirnya mereka berjalan kesembarang arah hingga ular itu terlihat oleh mereka.

"Kita dimana ini?" Fenly melihat sekeliling hutan dan tak tau ia ada dimana.

"Gimana dong Fen kita malah nyasar" Friska dan Fenly kebingungan lalu mencari jalan untuk keluar namun malah semakin tersesat. Hujan turun membasahi hutan itu dan seisinya, Friska dan Fenly juga ikut basah.

"Fris liat itu" Fenly menunjuk kesebuah gubuk tua.

"Gubuk?"

"Iya kita neduh disana dulu yuk" ajak Fenly.

"Yaudah yuk" alhasil mereka berteduh di dalam gubuk tua yang tak ada penghuninya itu. Friska ketiduran di pundak Fenly.

Fenly merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel yang sudah mati.

"Argghh pake mati segala ni hp" kesal Fenly.

"FRIISSSKAAA, FENNLYYY" teriakan itu berasal dari dekat gubuk tua namun tak terdengar oleh Friska dan Fenly.

"Lang Lang itu ada gubuk, kita kesana yuk siapa tau mereka ada di sana" Shanice menunjuk gubuk tua.

"Yaudah yuk kita kesana"

Toktoktok
Ketukan terdengar keras oleh Fenly, Fenly membangunkan Friska.

"Ada orang didalam"

Friska keluar dari dalam gubuk dan langsung memeluk Gilang.

"Lang aku takut, hiks" ucapnya lirih.

"Udah ya kamu ngak usah takut, kita pergi dari sini"

Fenly menyusul keluar."Fen lu disini juga?" Ucap Gilang menatap Fenly, apa mungkin akan terjadi kesalahpahaman antara Gilang, Friska dan Fenly. Wajah Gilang seketika langsung ditekuk.

"Lu jangan salah paham dulu ya Lang, gua sama Friska ngak ngelakuin hal aneh kok" jelas Fenly.

"Ya gua percaya kok" ucal Gilang berat.

Semua kembali ketempat camping dengan keadaan basah karena hujan dan mungkin Friska masih shock, ditambah lagi Gilang yang salah paham. Shanice hanya bisa terdiam sesekali menatap wajah Fenly yang penuh rasa bersalah.

"Tunggu" Shanice meminta semua berhenti, semua menengok kearah Shanice yang ada dibelakang mereka.

"Fen gua mau ngomong" Shanice menarik tangan Fenly dan membawa ke tempat yang mereka fikir Gilang dan Friska tak akan mendengar pembicaraan mereka.

"Kanapa?" Tanya Fenly.

"Lu tadi ngak ngapa-ngapain kan sama Friska?"

"Ngak, kenapa emang?"

"Ya gapapa sih nanya aja"

"Lu cemburu ya?" Tanya Fenly membuat Shanice kebingungan harus jawab apa.

"N-ngak" jawabnya gugup.

"Yaudah yuk kesana lagi" Shanice mengangguk.

🍒💘

Gilang's Tears (Air Mata Gilang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang