"Ngapain sih lama banget" tanya Gilang cepat setelah melihat wajah kedua temannya yang baru sampai dihadapannya.
"Ngak cuma ngomong doang" jawab Fenly.
"Ngak ada yang mau diomongin lagi kan? Jalan yuk cepet" ucap Gilang tegas. Friska berjalan disebelah Gilang sedangkan Shanice dan Fenly dibelakang mereka.
*****
Buku-buku berserakan dikamar remaja tampan bernama Fajri, hampir seisi ruangan itu penuh dengan buku. Iya, Fiki, Fajri, dan Zweitson sedang belajar bareng, namun sesekali mereka mengambil ponsel untuk memain kan game, ehh bukan sesekali tapi berkali-kali."Eh btw, BangLang dan kawan-kawan betah banget disana, sampai ngak ngabarin kita" kata Fiki.
"Iya, tapi semoga aja kalau mereka pulang bawa oleh-oleh buat kita" kata Zweitson tersenyum.
"Oleh-oleh mulu yang lu pikirin"
"Ya biarin lah, lu mau juga kan" kata Zweitson melirik Fajri.
"Yaa iya sih"
"Coba telfon BangLang" pinta Fiki
Drrrttt
Ponsel Gilang berdering《Halo kenapa》
《Gapapa bang cuma mau telfon lu doang》
《Ngak jelas lu》
《Gimana bang kabarnya》
《Udah lah gua baik-baik disini, udah ya kalau ngak ada yang penting gua matiin telfonnya gua sibuk》
《Yaudah bye》
Telfon telah terputus
"Gilaaa BangLang cuek amatt" kata Zweitson setelah mematikan telfon.
"Kan emang BangLang cuek" ucap Fiki.
"Tapi yang ini beda Fik" kata Zweitson.
"Bedanya?"
"Ya beda aja"
"Serah lu dah"
*****
Rumah Gilang terasa hening seakan-akan tak ada orang disana. Namun ternyata dirumah itu ada mama dan papa di kamar."Pa, mama takut kehilangan Gilang, kita udah kehilangan dua anak, mama ngak mau kehilangan anak lagi" kata mama lirih.
"Ma, kita harus yakin kalau Gilang ngak akan kenapa-napa okey" tutur papa pelan, mama mengangguk.
*****
Dipuncak, ke-4 remaja sudah kembali ke villa mereka setelah keluar dari dalam hutan."Lang, kenapa sih dari tadi diem terus?" Tanya Friska heran.
"Gapapa" Gilang tersenyum masam, nampaknya Gilang masih salah faham.
"Gapapa gimana, dari tadi muka kamu ditekuk terus tau ngak" kecal Friska
"Aku gapapa udahlah"
"Kamu masih salah faham?" Tanya Friska kembali.
"Ngak"
"Lang please lah jangan bikin aku pusing kayak gini"
"Yaudah ngak usah difikirin biar ngak pusing"
"Oke gini aku jelasin semuanya dari awal" pinta Friska.
"Ngak usah dijelasin, udah jelas" Gilang masuk kedalam villa dan mengemas pakaiannya kedalam koper hitam miliknya, Friska mengikuti langkah Gilang.
"Kamu mau kemana?" Tanya Friska.
"Pulang"
"Aku ikut"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gilang's Tears (Air Mata Gilang)
Teen FictionCerita ini menceritakan kehidupan seorang Gilang yang di benci oleh papa & mamanya. Ia di jauhi oleh teman kecil nya. Selalu merasa tersingkirkan, merasa tak ada gunanya hidup didunia, selalu disalahkan oleh keadaan. Merasa gagal tapi tidah pern...