1 tahun telah berlalu....
"Assalamualaikum mamaaa" ucap Friska sembari membuka pintu rumah.
"Waalaikumsalam ehh Friskaa"
"Lagi apa ma?" Tanya Friska kepada mama yang tengah menimbang tepung.
"Ini mama mau bikin kue, buat kamu"
"Hahh kok buat aku sih ma" tanya Friska heran.
"Kamu lupa hari ini kan ulang tahun kamu"
"Ohhh iyaa, kebanyakan tugas kuliah nih jadi gini" tingkah Friska membuat mama geleng-geleng kepala.
"Mau aku bantu?"
"Ngak usahh mama bisa sendiri"
"Yaudah aku duduk disini ya" Friska duduk di kursi yang ada dihadapannya.
"Oh iya Friss, kapan kamu punya pacar lagi? udah setahun loh kamu sendiri"
"Ahh mama nanya itu muluuu"
"Sayang kamu harus move on dari Gilang, kamu harus memulai hidup yang baru"
*****
Dikediaman Fenly, rupanya Fenly masih sangat terpuruk. Biasanya hari-harinya diisi dengan canda tawa bersama Gilang namun sekarang sudah berberda. Tak ada lagi Gilang disisinya, tak ada yang membuatnya bahagia dan tertawa."Fenly ini gua bawa makanan buat lu" kata Shandy didepan pintu kamar Fenly.
"Simpen aja didepan" teriak Fenly.
"Fennn, ayolah lu jangan kayak gini, lu harus ubah dirilu, tunjukin sama Gilang kalau lu baik-baik aja" ucap Shandy, Fenly bangkit dari duduknya dan membukakan pintu untuk Shandy.
"Bang... sorry"
"Lu jangan bilang sorry atau maaf, ya gua butuhin adalah lu semangat lagi ngak kayak gini" kata Shandy tegas, Fenly mengangguk.
"Gini aja deh, mulai besok gua ngekos disini juga" Fenly menatap Shandy.
"Tapi bang..."
"Ngak ada tapi-tapian, gua tetep ngekos disini" Fenly mengangguk.
"Bangg, nyesel banget gua udah benci sama Gilang disaat-saat terakhir Gilang"
"Fen, gua paham lu harus move on Fen move on" Fenly kembali mengangguk.
"Gua balik dulu" pamit Shandy.
Fenly masuk kedalam kamar dengan membawa makanan yang dikasih oleh Shandy. Fenly menatap wajahnya dari cermin, ia merasa perkataan Shandy ada benarnya juga. Ia harus mengubah dirinya dan menunjukan pada Gilang bahwa ia baik-baik saja.
"Gua harus bisa" Fenly menyambar jaket hitam dan kunci motor.
Motor yang biasanya dipakai Fenly kuliah kini akan ia pakai untuk jalan-jalan. Fenly mengambil ponsel disaku celana.
《Halo》
《Halo Fen kenapa?》
Suara perempuan bernama Nadin, Nadin adalah teman dekat Fenly di kampus, hubungan Fenly dengan Shanice kini sudah mulai renggang karena mereka beda kampus, Shanice kuliah di Bandung.《Din, temenin gua jalan-jalan yuk》
《Tumben lu mau jalan-jalan》
《Ngak usah banyak tanya lu mau apa ngak》
《Oke gua siap-siap dulu》
Fenly mematikan telfon, mengendarai motor yang berjalan menuju kosan Nadin.
"Din, ke cafe yuk" kata Fenly yang sudah bersama Nadin.
"Yuk, ke cafe melati aja katanya disana lagi ada konser"
"Yaudah yuk"Dijalan menuju pintu masuk cafe tak sengaja Nadin menabrak seorang perempuan bersama kekasih nya.
"Ehh maaf maaf, ngak sengaja"
"Iya gapapa, eh Fenly" perempuan itu menatap Fenly.
"Shanice" Fenly terkejut melihat wajah Shanice.
"Lu kenal sama dia?" Tanya Nadin.
"Iya dia temen SMA gua, ummn dulu kita pernah saling suka tapi ngak jadian karena beda keyakinan" jelas Fenly.
"Ohh gitu"
"Ini pacar lu Fen?" Tanya Shanice.
"Ngak umm ini bukan pacar tapi calon pacar" Nadin tersenyum, jantungnya serasa berdebar kencang mendengar ucapan itu.
"Ini pacar lu?" Tanya Fenly.
"Umm iyaa" Shanice malu-malu.
"Yaudah kalau gitu kita double date ajaa" ucap Nadin.
"Umm bolehh"
Sejal saat itu lah Fenly kembali bahagia dan ceria seperti dulu kala. Namun mungkin sesekali ia teringat Gilang, itu wajar.
Shandy merasa hidupnya lebih tenang melihat Fenly yang sudah tidak selalu murung berdiam diri dikamarnya. Kini Fenly lebih seribg menghabiskan waktunya bersama Nadin atau pun Shandy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gilang's Tears (Air Mata Gilang)
Novela JuvenilCerita ini menceritakan kehidupan seorang Gilang yang di benci oleh papa & mamanya. Ia di jauhi oleh teman kecil nya. Selalu merasa tersingkirkan, merasa tak ada gunanya hidup didunia, selalu disalahkan oleh keadaan. Merasa gagal tapi tidah pern...