06. BUNGA TULIP

273 258 87
                                    

-New cast in this chapter-

Berlian

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf."

"Capek nggak sih? berantem baikan berantem baikan, gue tau lo emang udah nggak percaya kalo gue ngomong fakta tentang Ibu lo. Tapi gue yakin suatu saat itu bakal terbukti."

"Untuk sekarang belom ada buktinya gue kagak bisa percaya." sahut Arka yang duduk disebelah Jean.

Di sore hari itu, setelah pulang sekolah Jean dan Arka duduk di teras rumahnya. Masih menggunakan seragam sekolah. Setelah semalam Arka tidak melihat Jean keluar kamar, Ia jadi merasa bersalah.

Hari ini Papa dan Ibu pulang malam. Mungkin mereka akan pergi keluar untuk makan bersama, sebagai permintaan maaf satu sama lain. Mereka akan meluangkan waktu hanya berdua. Tanpa ada perselisihan.

Ditengah keheningan, terlintas di pikiran Jean tentang Sabiru itu. Laki laki yang tidak jelas asal-usulnya. Jean juga melihat sesuatu yang janggal dari Sabiru. Contohnya, di lengan tangan kiri Sabiru terdapat gambar naga. Bisa saja itu tato, tapi ah entahlah Jean merasa ada yang janggal tapi dia sendiri pun tidak tahu apa kejanggalan itu.

"Gue ketemu cowok dirumah Starla, namanya Sabiru. Pernah ketemu di sekolah juga. Menurut gue ada yang aneh sama dia."

------

"Eh jemput dong... aku harus membuktikan kalo aku mau main ama kalian." ucap Starla yang sedang berbicara pada Ryan melalui ponselnya.

"Iyaiya otw."

Starla sudah memberitahu Ayahnya kalau dirinya akan pergi keluar bersama dengan teman-temannya. Namun, Ayah berpikir kalau Starla akan pergi sendiri. Johan terlalu khawatir dengan putri semata wayangnya itu. Alhasil Starla harus meminta Ryan dan Lia untuk menjemputnya. Supaya Ayah percaya.

Malam ini, dibawah langit yang penuh hamparan bintan. Sabiru terduduk di kursi taman, entahlah ada pesta apa  ditengah taman itu. Banyak manusia berkumpul disana, mereka seperti berdansa tapi sangat bersemangat. Ah, sepertinya itu bukan dansa lagi pula mana ada dansa dengan lagu yang berisik.

Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang