Selamat membaca
Seperti sebuah ke ajaiban, Pangeran Sabiru kembali datang setelah tiga bulan menghilang. Para penduduk yang masih tinggal di sana berkumpul dan memberikan hormat kepada Pangeran.
"Sudah berapa lama aku pergi?" tanya Pangeran pada salah satu penduduk negerinya.
"Sudah 3 bulan lamanya Pangeran." jawab sang penduduk.
Pangeran pun bergegas pergi menuju kastilnya. Beberapa pengawal yang melihat Sabiru di kastil, segera memberitahu kepada seluruh penghuni kerajaan.
"PANGERAN DATANG!" seru prajurit di lorong tempat dimana panglima ada disana.
Mendengar itu Panglima Ranzo segera menarik baju besi dari prajurit itu. Membuat mereka saling berhadapan. "Apa benar yang kau katakan?"
"Benar Panglima, kini Pangeran berada di kamarnya."
Sabiru terdiam di kamarnya, memikirkan suatu hal yang dia lihat ketika masuk kembali ke kastilnya. Pada saat itu di atas kastilnya Sabiru melihat tulisan besar. Tulisan yang terus berganti ganti. Entahlah kala itu dia tidak mau memikirkan itu.
Di saat Sabiru masih berusaha mengingat tulisan itu tiba-tiba Ranzo datang. Salah satu panglima kebanggaan nya.
------
Kini mereka bertiga berada di kediaman Zemora. Sabiru masih terdiam, begitu pun dengan kedua rekannya. Zemora kembali ke hadapan sang pangeran dengan sebuah buku yang berada digenggamannya.
Perlahan dia membuka buku itu, "Lihatlah," Zemora memberi tunjuk sebuah halaman penuh dengan tulisan pada mereka bertiga.
"Beberapa bulan lalu saya melihat Pangeran masuk ke sebuah portal, sebelum kau masuk banyak sekali peri peri yang berkumpul di sana. Aku yakin mereka lah yang membuka portal, seperti kejadian beberapa tahun lalu saat Raden pergi ke dunia para manusia dia juga ditemani oleh peri." jelas Zemora.
"Kejadian tahun lalu? maksudmu...."
"Ya benar Pangeran, hal ini sudah pernah terjadi dengan Putri dari Raja Astara."
"Lalu, bagaimana tentang dunia kita? buku itu?" tanya Sabiru penasaran.
"Kita memang hidup di dalam buku-"
"Bagaimana kau tau itu?" ucapan Zemora terpotong dengan Ranzo yang masih tidak percaya kalau dia hidup di dalam buku.
"Kamu ini tidak terima?"
"Jelas, selagi tidak ada bukti bagaimana saya bisa percaya?"
Zemora tersenyum tipis, lalu kembali membuka halaman baru, "Ini adalah dunia kita, kalau ini peta dari dunia ini. Aku menemukannya di kamar Raja Astara sebelum kehancuran pertama Kerajaan Triastara."
"Kehancuran pertama?" Sabiru mengamati gambar bangunan runtuh di peta itu, lalu setelah iya perhatikan lama bangunan itu berubah kembali menjadi kastil yang sangat megah. Hal itu membuat Sabiru tersentak.
"Aku terbangun pada hari itu, di dunia baru. Itu adalah cerita baru, sialnya aku tidak terhapus dan malah kembali mengambil peran. Triastara2 saat kepemimpinan Putri Berlian. Mungkin era itu adalah kelanjutan dari buku Kastil Triastara dan mungkin sekarang adalah era ketiganya." Raden membuka suara, menjelaskan pendapatnya.
"Iya yang kamu katakan itu benar, saat ini adalah era ketiga, beberapa cerita dan judul setiap bab berubah karena Pangeran hilang. Kemungkinan ada beberapa bagian yang terhapus atau berubah." Mendengar ucapan itu Sabiru kembali teringat tulisan besar yang ada di atas kastilnya itu.
"Aku yakin pasti kau tau apa yang terjadi setelah ini." Ranzo memicingkan matanya menatap Zemora.
Zemora sedikit terkejut mendengar tuduhan itu. Namun, dia tetap mengangguk membenarkan tuduhan itu. Alhasil ketiganya mendekat pada Zemora mereka bertanya tanya tentang kejadian selanjutnya.
Walaupun Zemora tidak benar benar tahu tentang semua yang akan terjadi, tetapi dia tetap memberitahu kepada tiga laki-laki yang sangat penasaran dengan takdir mereka.
"Kita akan menghadapi perang."
------
"Terima kasih atas infonya Zemora, saya harap kamu akan sering mampir ke kastil ku, mungkin kamu akan merindukan Ranzo." Sabiru tertawa, semenjak dirinya dan Raden menyimak mereka berdua yang sedang adu mulut kini Sabiru selalu senyum-senyum ketika melihat keduanya.
"Sudah sudah, kalian pulang sana." Raden memang tinggal di kediaman Zemora tapi terkadang dia akan kembali ke rumahnya.
Di perjalanan menuju Kastil, Sabiru masih teringat dengan yang di ucapkan oleh Zemora.
"Aku tau kamu menyukai wanita itu, jangan jatuh cinta ya."
Sabiru sedikit kesal dengan kalimat itu. Kalimat itu seakan akan tidak membolehkan Sabiru menikmati hak nya sebagai makhluk semesta. Ya, haknya untuk jatuh cinta. Setiap makhluk bukankah selalu mempunyai perasaan cinta? lantas mengapa hanya dirinya yang tidak boleh untuk bercinta padahal Sabiru juga sama dengan makhluk lainnya.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Our World
Fantasy"Kenapa sih takdirnya harus kayak gini?" "Takdir itu nggak salah Starla, cuman dunia kita berbeda ingatlah bahwa aku itu karakter fiksi." "Terus kenapa kamu bisa disini dan hidup layaknya manusia?" Jika sebenarnya dua dunia ini bisa bersatu, Starla...