Beberapa tahun lalu setelah kelulusan
Jean terduduk di kursi kamarnya, pandangannya masih terfokus pada laptop. Hingga kedua matanya sudah membentuk mata panda. Sudah semalaman dia terus memandangi laptopnya. Jean tengah mencari info tentang rumah yang akan ia tempati. Dia ingin pindah, jauh dari Starla. Kalau sudah bertahun tahun nanti dia tetap memiliki rasa dengan Starla, pasti Jean akan kembali.
Jangan tanya tentang kehidupannya saat ini. Kini Jean mendapat penghasilan dari perusahaan milik Papanya. Perusahaan itu menjadi miliknya saat ini. Dan sekarang dia sudah berbaikan dengan keluarga Arka. Tetapi Jean tetap saja tidak mau tinggal bersama dengan mereka.
Beberapa tahun telah berlalu. Jean memandangi jalanan kota dari jendela ruangannya. Kini kota terlihat ramai.
"Gue masih ada rasa ya sama Starla?" tanya Jean pada dirinya sendiri.
Dia melihat jam tangannya, sudah waktunya makan siang. Jean bergegas keluar dari ruangannya. Menuju keparkiran kemudian mulai mengendarai mobil hitam miliknya. Kalau kau bertanya kemana perginya motor Jean, sampai sekarang motor itu masih ada di rumah barunya. Dia hanya menggunakannya saat jalan jalan saja. Dia tidak akan membawanya ke kantor.
"Udah tua banget nih rumah." ucap Jean ketika berada di depan rumah lamanya. Jean mulai membuka pintu rumah itu. Untungnya kunci itu tidak hilang. Dia meletakkan kunci itu di dalam mobilnya.
Membuka perlahan pintu rumah itu, pandangannya mengitari seisi rumah. Jean tersenyum ketika bayang bayang kedua orang tuanya muncul di benaknya. Dia sudah memaafkan semua perilaku Papa padanya. Walau itu sakit, tetapi itu semua sudah lalu.
"Jean! ih rumahnya udah begini, kayaknya emang udah pergi deh."
"Kenapa dia nggak bilang kita?"
"Kalo ketemu mau gue hajar."
"Jean beneran pergi?"
Jean menoleh ketika mendengar suara itu. Starla... itu suara Starla dan teman temannya. Untung saja mobilnya ia parkirkan di dekat lapangan bola yang jaraknya cukup jauh dari rumah ini. Jean mengintip dari jendela dan benar saja itu teman temannya. Jean kira tidak akan ada yang peduli jika dirinya pergi.
"Starla cantik banget...."
------
Tlingg...
Jean meraih ponselnya yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya.
"Grup alumni? tumben."
Setelah membaca pesan yang dikirim oleh ketua osis angkatannya. Jean bangkit dari kasurnya, senyumnya terbentuk. "YESSSS REUNI." soraknya sembari loncat loncat dengan girang.
Jean segera pergi menuju lemarinya, menyiapkan pakaian yang akan ia gunakan untuk pergi menemui Starla.
Yap, itu tujuannya ikut reuni. Untuk bertemu dengan wanita yang dulu hingga sekarang masih dia cintai. Seperti yang ia janjikan bertahun tahun lalu kepada dirinya. Jean akan kembali ketika perasaannya masih ada.
"Ya... gue kembali dengan rasa yang masih sama." -Jean
KAMU SEDANG MEMBACA
Our World
Fantasy"Kenapa sih takdirnya harus kayak gini?" "Takdir itu nggak salah Starla, cuman dunia kita berbeda ingatlah bahwa aku itu karakter fiksi." "Terus kenapa kamu bisa disini dan hidup layaknya manusia?" Jika sebenarnya dua dunia ini bisa bersatu, Starla...