16. KEKACAUAN

82 83 20
                                    

Selamat Membaca

"Sepertinya ini saatnya aku pergi, terima kasih Jean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepertinya ini saatnya aku pergi, terima kasih Jean."

Kini Jean dan Sabiru berada di halaman belakang sekolah. Mereka berdua pergi ketika Starla, Arsen, Ryan dan Lia tengah asik berbincang bincang dengan siswa lain. Keduanya terduduk dikursi panjang yang menghadap ke pagar belakang Sekolah.

Jean menarik nafasnya, menoleh pada Sabiru yang pandangannya masih terfokus dengan rumput yang mereka pijak. "Lo nggak mau pamitan dulu? nanti kalo Starla nyariin lo-"

"Tidak, jika aku menemuinya lagi itu akan sulit bagiku untuk meninggalkannya." sela Sabiru.

Jean memandangi raga yang hanya tercipta karena sang penulis. Ia tersenyum sembari menepuk nepuk punggung Sabiru. "Oke kalo itu yang lo mau, mau balik sekarang?"

Sabiru mengangguk, mereka berdua pun segera berjalan menuju parkiran.

Ditengah jalan raya yang cukup ramai, Jean mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi. Beberapa kilauan cahaya putih mengikuti mereka di belakang. Jean bisa melihatnya dari kaca spion. Tapi kata Sabiru hanya dirinya dan Jean saja yang bisa melihat cahaya itu.

Mereka berada di taman, portal itu sudah muncul dengan Raden, Zemora dan Ranzo yang berada di seberang portal itu. Sabiru menarik nafasnya lalu senyumannya kembali terbentuk untuk Jean. Jean pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Sampai jumpa." Jean menepuk punggung Sabiru, mendengar itu Sabiru hanya tertawa tipis.

"Ucapkan Selamat tinggal lagi pula aku tidak akan kembali."

"Oke, Selamat tinggal. Semoga takdir lo disana selalu baik ya."

"Juga untukmu, semoga kamu mendapatkan takdir yang baik."

Sabiru mulai memasuki portal itu.

Zeepp...

Portal itu menghilang, Jean kembali berjalan menuju trotoar dimana motornya ia parkirkan di sana. Jean tersentak ketika melihat teman temannya berada disamping motornya.

Starla... Jean bisa melihat tatapan kecewa dari wanita itu. Apakah mereka semua menyaksikan kepergian Sabiru.

"Lo kenapa nggak bilang?" tanya Starla dengan nada yang lirih. Ia mati matian menahan air matanya dihadapan Jean. Starla memukul pundak Jean, dia tidak bisa memukulnya dengan kencang karena rasanya tubuh Starla sudah melemas ketika melihat Sabiru kembali ke portal itu. "Lo jahat, gue gak suka lo!"

Jean hanya terdiam menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya. "Sabiru yang nyuruh gue buat gak ngasih tau lo." Jean memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, kemudian sebuah kertas ia keluarkan.

Jean meraih tangan Starla yang menutupi wajah manis itu. "Dari Sabiru, gue pamit ya." Jean segera menghampiri motornya dan mengenakan helm full face nya. Ia berbisik pada Arsen, "Pastiin Starla pulang dengan selamat, gue duluan."

Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang