Selamat Membaca
"Gimana dengan Jean?" tanya Sabiru pada Starla.
"Dia masih sakit, kemaren aku dah jenguk dia sama Ayah. Terus mau di bawa ke rumah sakit kan, Ayah nyoba bujuk Jean tapi dia nggak mau."
"Ya sudah nanti aku saja yang pergi ke sana."
"Mau ikut, eh tapi aku mau nemenin Ayah ke rumah temennya."
"Kamu ikut Ayah aja, ya?"
"Hemm, oke deh."
Mereka kembali berjalan jalan, seperti biasanya tempat favorit mereka adalah tepi danau.
Semenjak kemarin malam dirinya di undang untuk makan malam oleh Johan. Kini mereka dua jadi semakin lebih dekat. Walau Sabiru sering melihat raut wajah sedih Johan ketika mereka berdua berpamitan. Lalu Sabiru akan tersenyum pada Johan supaya Johan yakin kalau Sabiru akan membuat Starla tersenyum seperti yang ia minta.
"Starla," panggil Sabiru. Starla menoleh dengan noda es krim yang berada di ujung bibirnya.
"Kalau makan yang benar, mukamu kotor,"
"Tapi lucu." Sabiru mengelap noda itu dengan telunjuknya, kemudian menaruhnya pada hidung Starla.
"IH SABIRU!"
Sabiru tertawa melihat kekesalan Starla. Itu menambah kelucuannya. Tiba tiba Starla membalaskan Sabiru. Kini hidung mereka sama sama terdapat es krim.
Starla mengambil gambar mereka. Untuk kenangan nantinya jika Sabiru benar benar telah pergi.
Kembali menelusuri pinggiran danau, tak lupa Starla mengambil beberapa gambar.
----
"Oiya Starla, ini untuk kamu." Sabiru memberikan bunga edelweis pada Starla. Tadi ketika Sabiru pergi untuk membeli gulali dia melihat wanita paruh baya.
Wanita itu memanggilnya, ketika Sabiru sudah berhadapan dengannya. Dia memberikan satu ikat bunga edelweis yang berisi lima belas tangkai edelweis.
Wanita paruh baya itu berkata, "Di dunia ini, jika lelaki memberikan bunga edelweis pada perempuannya berarti ia benar benar mencintai perempuan itu. Bunga edelweis pun melambangkan cinta sejati," jelasnya.
"Berilah wanitamu itu bunga ini, aku yakin dia akan menyimpannya sampai kamu sudah tidak lagi di sampingnya." sambungnya.
Sabiru menerima bunga itu dengan bingung, bagaimana dia tahu kalau dalam jangka waktu dekat dirinya akan pergi.
"Kau siapa? kenapa bisa tahu kalau aku akan pergi."
"Kamu ini karakter, tempatmu adalah di dalam buku. Pasti kau akan kembali ke sana."
----
"Bunganya lucuu."
"Iya, kamu juga lucu," sahut Sabiru membuat Starla menutup wajahnya dengan bunga edelweis, melihat itu Sabiru tertawa tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our World
Fantasy"Kenapa sih takdirnya harus kayak gini?" "Takdir itu nggak salah Starla, cuman dunia kita berbeda ingatlah bahwa aku itu karakter fiksi." "Terus kenapa kamu bisa disini dan hidup layaknya manusia?" Jika sebenarnya dua dunia ini bisa bersatu, Starla...