005

753 221 153
                                    

• Audio milik Juna,-005

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Audio milik Juna,-005.
Arun … ketahuilah kalau aku adalah satu-satunya orang yang paling khawatir begitu mendengar kamu terluka.

Aku … adalah satu-satunya orang yang tidak akan pernah bisa menerima jika sesuatu yang buruk terjadi padamu.

-•o0o•-

"Arun, kita ke kantin y---"

"Gak!"

"Arun … kalo ada yang mau kamu tanyain, ke aku aja ya."

Arun geming tak menjawab.

"Kalo kamu mau minta anter juga boleh kok sama aku aja."

"Lo tuh bisa diem gak sih?!" geramnya, berhasil membuat Mila bungkam. "Pusing gue denger lo ngoceh mulu!" lanjut Arun, lalu beranjak pergi.

Arun hendak pergi ke kantin siang itu. Sekadar memberi makan cacing-cacing diperutnya yang sudah mengeluh kelaparan. Mila yang masih belum jera, memilih mengikuti Arun dan berjalan pelan dibelakang gadis itu. Arun sadar akan keberadaan Mila. Tapi dia tidak mau peduli.

"Ikut gue!" ucap pelan seseorang, namun masih bisa terdengar oleh Arun. Gadis itu berbalik, matanya lagi-lagi melihat sosok perempuan menyebalkan tengah menarik Mila pergi. Membawa Mila, ke salah satu ruangan kosong di sekolahnya.

Mau tidak mau Arun harus mengikuti Vera, bagaimanapun Mila tidak boleh menjadi imbas dari permasalahan antara dirinya dengan Vera. Takut-takut Vera juga malah mencelakai Mila, Arun benar-benar tidak akan membiarkan itu.

"Lo ngapain si ngikutin Arun?!"

"Tau tuh, kek gak punya temen yang lain aja lo!" timpal Indy.

"Cewek bad kayak dia tuh gak pantes buat lo temenin!"

"OH?! GITU?!" Arun tersenyum sarkas seraya berjalan mendekati Vera. "Kalo gue cewek bad terus apa bedanya sama lo yang suka gangguin dan ngurusin hidup orang?!"


"Lo bener-bener gak tau malu banget ya jadi cewek," balas Vera, setelah sebelumnya meringis tertawa. "Arun, mungkin sekarang gue bakal biarin lo berbuat apapun. Tapi liat aja, pembalasan dari gue buat cewek murahan kayak lo!"

"Gue. Gak. Takut!"

"Gak takut?!" ulang Vera, terdengar mengejek.


Takut perdebatan semakin panjang dan membuat semuanya semakin runyam, Mila meraih lengan Arun lalu menarik gadis itu pergi menjauh. Arun tidak menggubris, lagi pula terus adu mulut bersama orang gila memang tidak akan ada ujungnya. Hanya menguras tenaga.

ARUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang