• Audio milik Juna,-030.
Arun… ada hal yang harus kamu ketahui.Yaitu rasa takutku yang justru lebih besar daripada sebuah perasaan khawatir.
Aku takut kamu pergi dan menjauh, aku takut kamu meninggalkan ku, aku takut kehilanganmu.
(Meringis tertawa) Arun… aku yakin setelah mendengar ini kamu akan tertawa.
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
Arun melangkah lemas menuju dapur untuk mengambil air minum. Sudah dua hari, lagi-lagi gadis itu tidak masuk sekolah karena sakit.
Ting nung~
Suara bel rumah yang berbunyi menarik perhatiannya. Gadis itu kemudian melangkah menghampiri pintu, tapi sebelum membukanya ia terlebih dahulu mengintip lewat jendela untuk mengetahui siapa yang datang.
"Juna?!" ucapnya, lalu panik dan bergegas mematikan seluruh lampu di rumah. "Duh… ngapain si dia ke sini?!" lanjut Arun seraya berlari kembali ke dalam kamar.
Sebenarnya Arjuna datang bersama Mila, dan Indy. Tapi entah kenapa lelaki itu yang paling terlihat jelas di matanya.
Arun mondar-mandir tidak jelas seraya menggigit kuku ibu jarinya panik. Kemudian dia teringat kalau Ella juga berada di rumah dan takut bagaimana kalau adik kecilnya itu yang membukakan pintu.
"Ella?!"
Arun berlari keluar untuk memastikan, dan ternyata benar saja. Ella terlihat sedang berusaha menggapai kenop pintu untuk membukanya.
"Shhtt" meminta Ella untuk tetap diam, lalu Arun menggendong dan membawanya ke dalam kamar.
Misi selesai. Arun berharap mereka yang sekarang di luar percaya kalau rumah ini tidak ada orang dan bergegas pergi dari sini. Aneh. Padahal Arun sudah mengatakan pada Mila untuk tidak membiarkan Arjuna datang ke rumahnya, untuk urusan apapun.
"Kenapa Kak Alu?" tanya Ella di sampingnya, kini kedua gadis itu terduduk di sisi ranjang.
"Enggak, kakak gapapa kok"
"Yang tadi Kak Una ya?"
Arun menoleh, ekspresi wajahnya terlihat memberi jawaban seolah tebakan Ella benar.
"Kak Alu lagi malahan sama Kak Una?"
Arun memilih turun dari ranjang, duduk di bawah lantai dan menatap sang adik di depannya dari bawah.
"Enggak kok… Ella kenapa mikirnya kayak gitu?"
"Ella… waktu kemalin kan ke lumah Kak Una. Tapi pagelnya di kunci, telus lumahnya kayak kosong" jelas Ella, membuat dada Arun terasa di remat kuat. Arun benar-benar tidak menyangka kalau Wanda akan semarah itu.
Entah karena apa dia masih tidak tahu. Paruh baya itu bahkan sampai tega memblokir Ella yang juga tidak tahu apa-apa.
"Ella… Ella jangan main lagi ke sana ya mulai sekarang. Percaya deh sama kakak, Ella kan sebentar lagi sekolah TK… Ella pasti bakal punya temen yang banyak"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA [END]
Fanfiction[SEDANG DI REVISI] "Ini bukan kisah pilu penuh duka dan berakhir tragis." "Tapi secuil kisah cinta sejati yang di rencanakan oleh Tuhan." ©_llalov3