037🥀

709 151 68
                                    

Terima kasih sebanyak-banyaknya untuk kalian yang terus memberikan dukungan. Semoga kalian terus stay sampai akhir kisah ini ya🌹

 Semoga kalian terus stay sampai akhir kisah ini ya🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Malam ini Arjuna tengah bergelut dengan kotak kecil berisi buku diary, bunga mawar palsu berukuran 15 cm, dan parfum favoritnya.

"Arjuna... Papa pulang bawa kabar baik buat kamu" ujar Chalvin yang tiba-tiba datang, membuat Arjuna bergegas menyelesaikan aktivitasnya.

"Apa, Pah?" tanyanya.

Chalvin kemudian membawa putranya untuk duduk di sisi ranjang. "Kamu sudah mendapatkan pendonor mata bagus dan sehat hari ini... kita tinggal atur jadwal untuk operasi nya."

Mendengar kabar itu, bibir Arjuna merekah manis terlihat sangat bahagia. "Papa serius?!" tanya Arjuna.

"Papa serius, Juna."

"Yes! Terima kasih Pah! Aku sayang Papa!" ujarnya.

Melihat secara jelas kebahagiaan yang tergambar di raut wajah sang putra. Rasanya tenang, dan bahagia melebihi apapun bagi Chalvin. Paruh baya lelaki itu seolah lebih mengerti Arjuna meski dirinya jarang di rumah dan selalu di sibukkan oleh urusan pekerjaan. Tapi meskipun begitu justru mereka sangat dekat.

Setelah mendengar kabar baik itu, Arjuna bergegas pergi ke kamar sang adik.

"Aljwi, tolong kabari Arun... suruh dia menunggu di taman sekarang."

"Ada apa, Kak?"

"Aku ingin bertemu Arun, aku ingin meminta maaf karena sudah membuatnya sedih tadi di sekolah, sekaligus memberinya hadiah."

"Memangnya... harus sekarang, Kak? Ini sudah malam."

Arjuna diam sejenak, "sebenarnya meskipun satu kelas, tapi aku dan Arun jadi sulit bertemu untuk menghabiskan waktu berdua. Bunda benar-benar mengawasi lewat Saerin," jawabnya, dengan ekspresi sedih kali ini.

"Kamu ingat, aku akan di pindahkan sekolah kalau tidak mau menurut. Jadi untuk sekarang lebih baik aku menuruti Bunda dan aku akan membujuknya perlahan soal Arun."

Aljwi terdengar menghela napasnya. "Cinta kalian sangat rumit... aku harap keadaan ini tidak akan bertahan lama, Kak."

"Semuanya akan kembali membaik dengan cepat."

Kini hening, mereka menunggu balasan Arun atas pesan yang sempat Aljwi kirim beberapa saat lalu. Kemudian tak lama, apa yang di tunggu-tunggu datang juga.

Ting!

"Kak Arun sudah membalas, Kak. Dia sudah pergi ke taman sekarang" ujar Aljwi, memberitahu.

"Bunda sudah tidur, tolong bantu aku untuk ini, Aljwi."

"Siap Kak, tapi Kakak tolong hati-hati ya."

Arjuna tersenyum, tapi entah kenapa Aljwi melihat senyuman Arjuna sedikit berbeda. Seolah senyuman itu tidak akan pernah lagi ia lihat. Adik kecilnya ini mendadak tidak enak perasaan.

ARUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang