006

722 208 138
                                    

🕊️

"Kak Aruna ... kamu menangis?"

"Entahlah, bagian ini sangat membuatku terluka."

• Audio milik Juna, -006

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Audio milik Juna, -006.
Apa yang aku lakukan ketika aku sadar bahwa aku mencintaimu?

Aku pikir aku akan menyerah saja.

-•o0o•-

Pagi ini Arun hendak pergi ke kamar Ella, berniat untuk membangunkan sang adik yang mungkin masih belum bangun dari tidurnya.

Langkah kaki gadis dengan rambut tergerai panjang cantik itu berhasil melewati pintu. Namun setelah pintu berhasil ia tutup, pemandangan menyakitkan muncul tepat di depan matanya. Terlihat Selly tengah berdiri sibuk mengotak-atik ponselnya, dihampiri oleh Ella dengan ekspresi wajah bahagia.

"Mama ... selamat pagi," ujar Ella, mendongakkan kepalanya.

Selly menatap ke bawah, melihat seorang gadis kecil yang tingginya hanya sebatas lutut orang dewasa di hadapannya. "Apaan si ganggu banget kamu!"

"Lihat, Ella beliin gelas mug ini buat ganti gelasnya Mama yang waktu itu Ella pecahin." Ella menyodorkan box kecil berisi gelas mug dengan tatapan polos, tapi penuh semangat dan bahagia.

"Oh ... jadi kamu yang pecahin gelasnya?!" bentak Selly. "Kamu tau gak sih gelas yang kamu pecahin itu belinya di luar negeri, bukan gelas murahan yang ada di pasar kayak gelas kamu ini!"

Senyum di raut wajah Ella sama sekali tidak luntur kala mendengar nada bicara Selly yang semakin meninggi. Gadis kecil itu terus tersenyum, meskipun hadiah yang ia siapkan justru ditolak mentah-mentah.

"Mending pergi deh kamu!"

Ella masih diam.

"PERGI ELLA!" Bentakan Selly kini berhasil membuat gadis kecil itu mulai melangkahkan kakinya mundur, dengan senyum diraut wajah yang masih tak kunjung ia hapus.

"Mah!" Arun menghampiri Selly.

"Apalagi kamu?!"

"Mah, Ella tuh masih kecil. Mama bisa gak sih perlakukan Ella dengan baik?!"

"Apaan sih?! Mending kamu juga pergi sana! Ganggu tau gak!"

"Arun gak habis pikir, kok bisa Arun sama Ella lahir dari rahimnya Mama!" Gadis itu menatap Selly tajam.

"Dasar! Anak sama Papanya sama aja!" balas Selly, begitu melihat Arun melangkah pergi.

Arun berniat untuk menyusul Ella yang beberapa saat lalu pergi keluar entah ke mana, berharap adik kecilnya itu belum pergi jauh. Namun sedetik kemudian, ketika Arun mulai menyerah, Tuhan dengan cepat memberinya sebuah penunjuk. Kini Arun tahu akan ke mana Ella pergi.

Dengan langkah cepat, Arun berjalan ke pelataran rumah blok 1 yang berada di depan jajaran rumahnya. Sampai akhirnya gadis itu berhasil menemukan jawaban. Tepat di depan rumah nomor 2, blok 1. Ella berdiri dengan pandangan yang tertuju pada satu titik bersama box mini yang masih setia di genggamnya.

ARUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang