Malam ini terasa sangat dingin dan mencekam, mungkin karena baru saja terjadi pembunuhan di rumah yang ada di depan mereka saat ini. Mereka berenam baru saja keluar melewati pagar rumah Ayden dan Yewang. Dan mereka semua langsung mematung kala melihat rumah yang awalnya biasa saja, namun sekarang terlihat sangat menyeramkan.
"Udah gapapa, ada gue kok!" ucap Hyunjin menenangkan.
"Kita nganterin siapa dulu nih?" tanya Hyunjin setelahnya.
"Gue sama MU, bang. Rumah kita gak jauh dari sini," sahut Keum.
"Oke, buruan jalan!" final Hyunjin.
Mereka pun perlahan melangkahkan kaki meninggalkan kediaman Ayden dan Yewang tersebut. Sembari membawa handphone yang dihidupkan sendernya, mereka berjalan dengan hati-hati sambil memperhatikan sekitar. Mungkin mereka tampak seperti orang uang melakukan ronda malam.
Klontang!
Mereka semua membeku seketika, suara benda jatuh terdengar, entah itu dari rumah Ayden dan Yewang, atau-dirumah itu....
"Kalian denger kan?" tanya Hyunjin.
"Denger bang, suaranya kenceng banget," sahut A-Min ketakutan.
"Udah, gak usah dianggep! kita lanjut jalan aja!" perintah Hyunjin.
Praang!
Mereka berhenti kembali, kali ini suara piring pecah terdengar. Sangat nyaring, sepertinya memang dari rumah Ayden dan Yewang, atau rumah yang satunya.
"Coba telpon Ayden atau Yewang!"
Baekseung segera menuruti perintah kakaknya, dia menghubungi Ayden. Tidak lupa dia menspeaker agar semuanya dapat mendengarkan.
"Halo? kenapa nelpon?"
"Halo, kalian gapapa kan? ada piring pecah di rumah kalian? atau barang jatuh gitu? atau ada yang nyusup rumah lo? hah? ada nggak?"
"Anjir, satu-satu dong nanyanya! gue bingung nih."
"Ck, ada piring yang pecah gak?"
"Gak ada tuh, tapi gue denger juga. Gue juga denger sebelumnya ada barang jatuh. Tapi itu bukan dari rumah gue!"
Mereka semua bertatapan, jarak antara rumah di samping cukup jauh, karena memang rumah di kompleks ini rata-rata besar dan luas. Jadi ... bisa disimpulkan jika suara tersebut berasal dari rumah seberang, rumah yang baru saja terjadi pembunuhan tersebut.
"Anjir!"
"Kenapa Den?"
"Gue barusan liat sekelebat cahaya di lantai dua rumah itu,"
"Hah?"
"Kayaknya ada orang di rumah itu."
"Ada orang gimana? orang sepi banget di sini, gak ada kendaraan juga-anjir!"
"Kenapa Baek?"
"Barusan ada lampu nyala di lantai satu."
"Beneran? lo gak bohong?"
"Ngapain sih gue bohong segala, kalo gak percaya lo liat sendiri aja!"
"Bentar, gue turun sama yang lain."
"Lo-"
Pip!
"Anjir dimatiin," pekik Baekseung.
Tak lama, Ayden, Yewang, dan Renjun keluar melewati pagar rumah mereka.
"Anjir, ternyata bener lampunya nyala," ucap Ayden setelah melihat salah satu ruangan di lantai satu rumah itu lampunya menyala.
"Jangan-jangan ada-"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii]Thereafter | EPEX ☑
Fanfiction❛sᴇǫᴜᴇʟ ᴏғ ʟᴏᴄᴋ ᴅᴏᴡɴ❜ Kisah mereka setelah selamat dari tragedi besar yang menggemparkan satu negara. ᴇᴘᴇx ғᴛ ᴄɪx ✢𝓢𝓽𝓪𝓻𝓽 » ¹¹·¹¹·²¹ ✢𝓔𝓷𝓭 » ³¹·⁰⁷·²²