Mereka berempat terlihat sudah bersiap untuk menyerang Wish. Hanya tinggal menunggu perintah dari Jooyeon saja. Wish juga sudah mempersiapkan diri, dia sudah siap jika mereka semua menyerang secara bersamaan. Karena Wish tidak bisa terluka, kemungkinan dia hanya akan kelelahan jika harus menghadapi mereka semua.
Mereka berlima tiba-tiba berdiri melingkar, bergerombol seperti sedang mendiskusikan sesuatu. Sepertinya Jooyeon sedang memberikan aba-aba. Kira-kira apa yang dia rencanakan, apakah Jooyeon benar-benar ingin membunuh Wish. Namun alpha tidak bisa mati semudah yang dipikirkan, apa rencana yang sudah disiapkan Jooyeon untuk Wish.
"Hey, apa yang sedang kalian lakukan?" Tegur Wish karena dia sudah mulai geram, dia merasa sedang dipermainkan. Sudah 5 menit berlalu, kesabarannya sudah habis saat ini.
"Kau akan segera mengetahuinya, Wish."
Wish tertegun, jawaban itu bukan berasal dari Jooyeon, melainkan Jay yang mengatakan itu. Apakah mereka berempat bisa mengenali Wish? Sepertinya memang bisa, buktinya saja Jooyeon bisa mengenali ayahnya.
Saat ini Jooyeon sedang mendiskusikan rencananya. Karena dia membuat pasukan secara mendadak, jadi dia tidak bisa menyusun rencana secara matang. Dia hanya memberikan aba-aba kepada mereka berempat untuk menyerang Wish dengan cara mereka sendiri. Poin utamanya adalah, dia yang akan mengakhiri pertarungannya.
"Junho dan Jake akan menyerang Wish lebih dulu, setelah dia lelah, barulah Jay dan Sunghoon yang mengepungnya," Yang lain hanya mengangguki ucapan Jooyeon.
"Lalu kapan kau menyerangnya?" tanya Jay.
"Aku akan menjadi penutup dalam pertarungan ini, yang terkuat selalu muncul di akhir."
"Terserah kau saja," timpal Jake acuh.
Para seomul alpha memang tidak bisa saling bekerja sama, apalagi saling mengendalikannya, tujuan mereka hanyalah satu, yaitu bertarung.
"Tunggu apa lagi? Serang sekarang!" Tepat setelah Jooyeon memberikan perintahnya, Junho dan Jake langsung berlari ke arah Wish.
Wish yang melihat pergerakan mereka secara mendadak langsung berlari ke arah lain. Menjauhi tempat Jooyeon dan yang lainnya berada, Junho dan Jake tentu saja langsung mengikuti arah Wish berlari. Sedangkan Jooyeon, dia justru tertawa lepas melihat Wish berlari menjauhinya. Dari sudut pandangnya, Wish terlihat sangat ketakutan hingga berlari seperti itu.
"Pasti dia ketakutan," ujar Jooyeon diselingi tawa.
"Tentu saja, dia sendiri dan kita berlima. Siapa yang tidak takut jika dikeroyok," ujar Sunghoon.
"Apalagi dikeroyok oleh alpha seperti kita," Jay menimpali.
Di sisi lain, Wish terus berlari hingga tidak terlihat oleh penglihatan Jooyeon. Dia berlari menuju belakang gedung tua itu, mengarah ke pepohonan rindang yang berbatasan langsung dengan hutan. Dia memang sengaja berlari seperti itu, sebab dia punya tujuan.
Biar saja jika Jooyeon mengira dia lari karena ketakutan. Namun yang terjadi sebenarnya adalah, dia menuntun Junho dan Jake agar jauh dari tempat Jooyeon agar Wish bisa menyuntikkan obat penawar pada mereka. Ia tidak bisa membiarkan Jooyeon mengetahui jika obat penawarnya sudah berhasil dibuat. Karena itu bisa membuat Jooyeon kabur lagi.
Setelah berlari cukup jauh masuk ke pepohonan yang lebat, Wish merasa dia harus menghentikan langkahnya. Dia pun langsung menoleh ke belakang tepat setelah dia berhenti. Junho dan Jake tepat berada di belakangnya. Mereka berdua tersenyum puas sebab merasa berhasil mengepung Wish.
"Kau tidak akan bisa kabur lagi," ujar Jake.
"Aku tidak kabur, aku hanya mencari arena yang tepat untuk bertarung," Wish menyeringai, menandakan dia tidak takut sama sekali.
"Sudahi omong kosongmu itu, dan terima ini!" Ucapan itu datang dari Junho, dibarengi dengan tendangan yang mengarah kewajah Wish.
Dengan sigap, Wish langsung menangkis tendangan itu hingga membuat Junho kehilangan keseimbangan, dan hampir terjatuh. Maklum saja, mereka berempat baru beberapa hari yang lalu menjadi seomul alpha. Sedangkan Wish, dia sudah sering bertarung dengan para seomul hingga memiliki keahlian yang tidak usah diragukan lagi. Memang benar seomul memiliki bakat bertarung secara alami, namun perlu waktu untuk menjadi ahli dalam bertarung.
Sekarang giliran Jake yang melancarkan tinjunya pada wajah Wish, namun Wish menghindar dengan cepat. Lalu dia mengarahkan tinju Jake pada Junho, sedetik kemudian Wish berganti meninju perut Jake. Dan itu pun berhasil membuat mereka berdua terjatuh ke tanah. Namun mereka berdua kembali bangkit dengan cepat.
Mereka berdua langsut menyerang Wish secara bersamaan. Tinju mereka berdua bergantian mengarah ke wajah Wish. Dengan sigap Wish juga menangkis setiap serangan yang mengarah padanya. Wish juga melancarkan tinjunya pada mereka berdua. Sama seperti Wish, mereka dengan sigap menangkisnya. Wish lalu mengarahkan tendangannya pada perut Jake dan Junho secara bergantian.
Setelah mereka berdua terpental, Wish berjalan mundur menjauhi mereka berdua. Dia mengeluarkan jarum suntik dan serum yang terletak di saku yang berada dibalik jaketnya. Dia membutuhkan waktu untuk mempersiapkan jarum suntik, maka dari itu Wish mengulur waktu dengan menjauhi mereka berdua.
Jake dan Junho yang sudah bangkit pun dengan segera berlari menghampiri Wish dengan kekesalan. Jake yang sampai lebih dulu pun langsung meninju Wish dengan kuat, namun langsung ditangkis oleh pria itu. Sedetik kemudian, Wish menyuntikkan serum penawar para leher kiri Jake. Setelah menyuntikkan serum penawarnya, Wish melepaskan jarum suntiknya. Jake pun langsung terjatuh dan terlihat kesakitan. Dia berguling-guling sama seperti Wish saat pertama kali diberi obat penawar.
"Kau apakan dia?!" tanya Junho panik, dia terkejut melihat Jake seperti itu.
Melihat Jake bisa dilumpuhkan dengan mudah, Junho langsung mengubah arahnya. Dia berbalik dan berniat kembali, dia harus melaporkan ini pada Jooyeon. Wish yang menyadarinya pun langsung mengejar Junho, namun laju Junho malah semakin cepat. Wish segera menyuaut dengan mempercepat laju larinya.
Bisa gawat jika Junho berhasil melapor pada Jooyeon, rencana yang sudah disusun bisa berantakan. Ditengah larinya, Wish pun langsung melompat dengan sekuat tenaga, dan mengarahkan tubuhnya untuk menjatuhkan Junho. Tidak sia-sia, usahanya pun berhasil dan membuat Junho terjatuh, Wish langsung mengunci pergerakan Junho. Sembari menahan Junho, tangannya sibuk mempersiapkan obat penawar yang dia ambil dari disakunya.
Setelah semuanya siap, dia langsung menyuntikkan serum penawar pada lengan Junho. Setelah disuntikkan obat penawar, Junho langsung mengerang kesakitan. Lalu Wish pun langsung berlari meninggalkan Junho yang masih menggeliat kesakitan karena efek dari obat penawarnya. Dia tidak punya banyak waktu, dia pun berlari ke tempat Jooyeon dan para alpha lainnya.
Annyeong...hehe, mmf abis ngilang seminggu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii]Thereafter | EPEX ☑
Fanfiction❛sᴇǫᴜᴇʟ ᴏғ ʟᴏᴄᴋ ᴅᴏᴡɴ❜ Kisah mereka setelah selamat dari tragedi besar yang menggemparkan satu negara. ᴇᴘᴇx ғᴛ ᴄɪx ✢𝓢𝓽𝓪𝓻𝓽 » ¹¹·¹¹·²¹ ✢𝓔𝓷𝓭 » ³¹·⁰⁷·²²