Drrrttt ... Drrrttt
Wish berusaha membuka matanya, walaupun dia masih mengantuk. Dia mengambil ponsel di atas nakas, lalu dia memastikan siapa yang menelponnya. Ternyata nomor tidak dikenal yang menghubunginya, dia pun segera mengangkatnya.
"Selamat pagi, Wish."
"Sudah kuduga itu kau, darimana kau mengetahui nomor ponselku?" balas Wish.
"Itu tidak penting, bukankah kau sangat ingin menemuiku?"
"Benar, aku ingin menemuimu ... untuk membunuhmu!"
Suara gelak tawa terdengar, "jangan bermimpi Wish, sepertinya kau belum sepenuhnya bangun."
"Baiklah, kita lihat saja nanti!"
"Datanglah ke alamat yang ku kirimkan pukul 4 sore. kau harus datang sendirian! jika kau datang bersama pesuruhmu itu, kau akan menanggung akibatnya."
Panggilan ditutup, bahkan sebelum Wish mengucapkan sesuatu.
Dia memang berniat datang sendiri, tapi dia tidak berniat untuk merahasiakan pertemuannya dengan Jooyeon pada Professor Lee dan yang lainnya. Akhirnya, dia pun bersiap mengunjungi laboratorium Professor Lee bersama BX dan yang lain.
Setelah sampai, dia segera masuk melalui pintu belakang. Memang laboratorium ini milik Professor Lee, namun banyak ilmuwan yang sedang melakukan penelitian, jadi masuk melalui pintu belakang adalah jalan terbaik. Agar tidak menimbulkan kecurigaan ataupun dugaan lain.
Saat sampai di ruangan Professor Lee, dia segera duduk bersama BX dan kawan-kawan yang sudah datang lebih dulu. Tanpa menunda-nunda dia pun segera menceritakan semuanya, dan menunjukkan alamat yang dikirim oleh Jooyeon.
"Ternyata dia tidak berubah sedikit pun, Jooyeon tetaplah Jooyeon, jika dia menginginkan sesuatu, maka dia akan melakukan segala cara untuk menuntaskannya," ujar Professor Lee.
"Dan kali ini, dia berniat untuk membunuhku," timpal Wish.
"Bukankah berbahaya untuk membiarkan Wish pergi sendiri?" tanya Jinyoung.
"Benar Professor, Wish adalah targetnya. Kita tidak bisa membiarkan Wish menghadapinya sendiri," imbuh Seunghun.
"Bukankah lebih bahaya lagi jika kalian membantu secara terang-terangan?" Professor Lee balik bertanya, mereka semua kebingungan.
"Apa maksudnya itu? kami akan tetap datang membantu Wish?" tanya BX.
"Benar, Wish akan datang sendirian. Setelah Jooyeon yakin Wish memang sendirian, kalian akan muncul untuk membantu Wish, dengan bersembunyi."
"Jooyeon memang sangat berani, dia mengambil langkah besar tanpa berpikir lebih matang, ditambah lagi dia sangat ceroboh. Dia pasti tidak memikirkan hal lain," sambung Professor.
Semuanya mengangguk paham, dan setuju dengan rencana Professor.
"Dari lokasi yang dipilih Jooyeon, sepertinya memang niatnya ingin menghabisi Wish. Dan memudahkan kita untuk mengirimkan bala bantuan. Dan kalian perlu membawa alat komunikasi, aku juga akan membantu.
"Wish apa kau yakin bisa mengalahkannya sendirian?" tanya Professor.
Wish pun mengangguk yakin, "aku pernah melawannya di Seogul."
"Baiklah, sekarang kalian bersiaplah!"
"Baik, Professor," jawab mereka kompak.
●●●
Setelah perjalanan sekitar 1 jam menaiki sepeda motor. Dia pun sampai di tempat yang sudah diberitahu oleh Jooyeon. Wish melihat keadaan sekitar dengan seksama, sangatlah sepi dan terlihat seram. Alamat yang diberitahukan oleh Jooyeon adalah gedung terbengkalai yang ada di pinggiran kota Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii]Thereafter | EPEX ☑
Fanfiction❛sᴇǫᴜᴇʟ ᴏғ ʟᴏᴄᴋ ᴅᴏᴡɴ❜ Kisah mereka setelah selamat dari tragedi besar yang menggemparkan satu negara. ᴇᴘᴇx ғᴛ ᴄɪx ✢𝓢𝓽𝓪𝓻𝓽 » ¹¹·¹¹·²¹ ✢𝓔𝓷𝓭 » ³¹·⁰⁷·²²