2. Is That Him?

329 109 73
                                    

"Guys, gue sama A-Min balik dulu!" Semua atensi mengarah pada Baekseung.

"Gak jadi ikut nongkrong?" tanya Jeongwoo.

"Kita ada urusan mendadak," A-Min menjelaskan.

"Oke, gapapa Bro," sahut Dohyon.

"Kapan-kapan kan bisa ikut nongkrong," celetuk Haruto.

"Sorry ya, padahal kita tadi udah janji bakal ikutan. Tiba-tiba ada masalah," ucap A-Min.

"Santai, kita paham kok," Jungwon menepuk bahu A-Min.

"Yaudah, kalo gitu kita duluan ya!" pamit Baekseung, akhirnya mereka berdua pun pulang dengan berboncengan naik sepeda motor yang dikendarai oleh Baekseung.

"Jeff gimana ya? Gue khawatir sama dia," celetuk A-Min saat di jalan.

"Gue lebih khawatir sama orang tuanya bang Wish, pasti mereka syok banget," sahut Baekseung.

"Tapi gue masih punya feeling, kalo bang Wish masih hidup," ucap A-Min yakin.

"Semoga aja feeling lo bener."

"Mampir beli makanan dulu ya? gue laper!" seru Baekseung.

"Iya, sekalian beliin yang lain," A-Min menyahuti.

"Oke."

Akhirnya Baekseung menghentikan motornya di depan restoran pizza. Setelahnya mereka berdua turun dan masuk ke dalam restoran tersebut. Setelah masuk, mereka pun memesan dan langsung membayar. Mereka pun duduk di tempat yang di sediakan untuk menunggu pesanan, sebab mereka membeli pizza untuk dibawa pulang.

Berita hari ini.

Di sekitar perbatasan kota Seogul akan dibangun tembok kembali. Hal ini dilakukan untuk mencegah siapapun keluar atau masuk ke daerah tersebut.

Dikabarkan, semua wilayah itu dipenuhi oleh radiasi nuklir yang sangat berbahaya. Bahkan dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk menetralisir kota yang kini mati tersebut.

Pemerintah sudah memastikan jika di kota tersebut sudah tidak ada lagi mahkluk hidup. Semua seomul yang tersisa sudah dimusnahkan oleh para pasukan khusus.

Kita semua mengetahui, satu negara berduka atas kejadian tersebut. Kejadian itu menjadi luka bagi kita semua, sekian berita hari ini. Kami dari NDS News mengucapkan berbela sungkawa untuk para keluarga korban kota Seogul.

"Tiap hari beritanya itu terus! Kagak bosen apa," gerutu Baekseung setelah mendengar berita dari televisi di restoran.

"Kayaknya dua minggu bakal itu terus beritanya," celetuk A-Min.

"Gue gak pernah nonton TV gara-gara beritanya itu terus, udah eneg gue denger nama Seogul doang."

"Sama," sahut A-Min lesu.

"Tapi ... kan emang topik itu lagi booming banget, jadi—kita tahan dulu buat gak nonton TV," A-Min menepuk bahu Baekseung.

"Anjing!" pekik Baekseung terkejut karena calling system yang dia genggam sudah bergetar.

"Kenapa?" tanya A-Min.

"Pesanan kita udah jadi," Lalu dia beranjak mengambil pesanan, A-Min pun mengekor di belakang.

Baekseung membawa dua bungkus pizza, A-Min juga membawa dua. Setelahnya, mereka pun keluar dari restoran dan melanjutkan perjalanan pulang. Karena motor Baekseung adalah moge, jadi semua box pizza dipegang oleh A-Min.

"Jangan ngebut-ngebut! ntar kita gak jadi makan!"

"Tenang aja."

Baekseung pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Dia mengendarai motornya dengan berhati-hati. Selain dia membawa nyawa orang lain, dia juga membawa sesuatu yang sangat penting, yaitu makanan.

"Min!"

"Apaan?"

"Itu kayak bang Wish gak sih?" Baekseung menunjuk seseorang yang duduk di dalam mobil tepat di samping mereka.

Saat ini mereka sedang di lampu merah, dan mobil di samping mereka terdapat orang yang menurut Baekseung sangat mirip dengan Wish. Orang itu duduk di kursi belakang, dia menghadap depan, jadi Baekseung dan A-Min hanya bisa melihatnya dari samping.

A-Min mendelik untuk memastikan, "dari samping mirip bang Wish! jangan-jangan emang bang Wish...."

"Eh eh," pekik Baekseung karena mobil sudah melaju kencang, ternyata memang lampunya sudah hijau.

"Kejar! kejar!" seru A-Min.

Baekseung langsung bergegas melajukan motornya, bahkan dia menambah kecepatannya sampai 90 km/jam. Mobil yang mereka kejar melaju cukup kencang, mungkin karena kondisi jalanan sedang lengang.

"Baek, hati-hati dong!" A-Min menepuk bahu Baekseung.

"Katanya tadi suruh ngejar tuh mobil,"

"Iya, tapi hati-hati, kalo kitanya malah nyungsep gimana?" cerocos A-Min sembari menggenggam erat keempat box pizza di tangannya.

"Ngebut tapi hati-hati tuh konsepnya gimana?!" gerutu Baekseung sebab A-Min terlalu cerewet.

"Pokoknya hati-hati!"

"Lagian tuh mobil mau kemana sih, buru buru amat," pekik Baekseung.

"Baek, ini arah ke luar kota gak sih?" tanya A-Min setelah memperhatikan jalan sekitar.

"Iya kayaknya, bukannya ini juga arah ke bandara?"

"Eh iya juga, apa mobil itu mau ke bandara kali ya, makanya buru-buru," tukas A-Min.

"Anjir, mobilnya ilang!" Baekseung tiba-tiba menghentikan motornya.

"Hah? ilang gimana?"

"Maksudnya gue kehilangan jejaknya, liat tuh mobil di jalan ini hampir mirip semua." Baekseung menunjuk mobil-mobil yang berlalu lalang.

Mobil yang mereka kejar tadi adalah mobil sedan berwarna hitam. Dan di jalanan ini dipenuhi mobil yang mirip dengan mobil tadi. Lagi pula mobil tadi memasuki jalur cepat, jadi mereka akan kesulitan mengejar mobil itu lagi.

"Nomor platnya?" tanya A-Min.

"Gue mana hapal."

"Lah, balik aja kalo gitu, pizzanya keburu dingin nih!" ajak A-Min karena tidak menemukan titik terang.

"Daritadi kek! gue udah laper banget ini."

"Tadi kan udah makan!"

"Makan apaan?!" tanya Baekseung ketus, dia tidak bisa diajak bercanda jika sudah seperti ini.

"Makan angin," A-Min nyengir tanpa rasa bersalah.





"Makan angin," A-Min nyengir tanpa rasa bersalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[ii]Thereafter | EPEX ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang