"Kau pikir dengan kekuatan kucingmu, kau bisa memukulku dengan mudah?"
'Cup'
Bibir tipis sang kakak mendarat di bibirnya yang lembut.
Mata Jeka langsung memanas dan tidak terima dengan perlakuan kakaknya."Pria tua br*ngs*k! Menyingkir dari atasku!"
Jeka menggeram marah.
Vicle menyeringai sambil menjilat bibir bawahnya sendiri."Hei aku baru saja berumur 25, dan kau 18. Itu tidak terlalu jauh"
"Minggir. Dasar menjijikan, aku mau keluar dari rumah ini!"
Pemuda itu meronta-ronta dibawah kungkungan kakaknya.
"Boleh saja, tapi aku akan menyita semua fasilitasmu"
Jeka bungkam, bagaimana dia akan hidup tanpa blackcard kakaknya? Baru saja dia berencana menyewa apartemen di tempat elit di tengah kota.
Vicle menyingkir dari atas tubuh kurus Jeka, duduk dengan tenang di atas sofa. Begitupun Jeka.
"Jek, berhentilah membuat onar. Atau aku akan menikahimu!"
Vicle mengambil remot tv di atas meja di depannya. Jeka yang mendengar hal itu langsung mengeraskan rahangnya."Kau gila! Aku adikmu br*ngs*k!"
Vicle tertawa hingga suaranya
menggema di dalam ruang tamu."Lalu apa? Itu bukan masalahku" Vicle menyeka air mata yang sedikit keluar karena tertawa.
"Jelas saja itu masalah! Gunakan otakmu!"
Setelah berkata begitu, Jeka berdiri dan menuju kamarnya.
Vicle sangat gemas dengan kelakuan adiknya itu. Setiap Vicle mengurung adiknya di rumah, setelah pulang kerja, pemuda itu akan disuguhkan dengan rumah yang berantakan, botol-botol minuman keras berhamburan dimana-dimana, cemilan-cemilan yang berserakan dan tidak ada di tempat seharusnya. Pokoknya kacau.
Dan jika Vicle membebaskan Jeka bepergian keluar rumah, Vicle akan disibukan dengan pencarian Jeka yang entah pergi kemana, atau Vicle akan mendapat umpatan-umpatan dari orang-orang karena kelakuan adiknya yang suka membuat onar.
Vicle menyayangi adiknya. Terlalu malah. Hingga suatu hari dia menyadari sesuatu karena ucapan temannyaFlasback on
"Vicle, kau pucat. Kenapa?"
Victor, sahabat Vicle dari sekolah dasar, mengamati wajah Vicle yang tampak pucat dan lelah.
"Di kepalaku selalu ada Jeka, bahkan otakku ingin meledak"
Vicle menghela nafas setelah berbicara.
"Aku tau kelakuan adikmu itu, tapi mungkin dia begitu karena pelampiasan rasa sakitnya ditinggalkan orangtuanya, dan kau tidak memberi tahu apa sebenarnya yang terjadi"
Victor menepuk bahu Vicle, berusaha menguatkan.
"Bisakah kau menemaniku minum di rumah?"
Victor mengangguk dan mereka menuju rumah Vicle.
...
Mereka duduk di ruang tamu.
"Victor, kau disini dulu. Nikmati minumanmu, aku mau ganti baju"
Victor mengiyakan, dan Vicle segera berlalu.Victor mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan. Matanya menangkap sebuah foto dengan bingkai merah muda, di foto itu tampak Vicle dan Jeka yang berpelukan dengan senyum cerah di wajah mereka.
"Sepertinya mereka pernah mengalami kebahagiaan yang tulus"
Victor tersenyum dan meneguk beernya.30 menit berlalu, tapi Vicle belum muncul. Katanya ganti baju, tapi kenapa lama sekali?
Victor yang memang sudah biasa ke rumah Vicle itu pun berusaha untuk mencari pemuda itu di kamarnya.
Tapi sebelum sampai di di kamar Vicle, Victor melihat pintu kamar Jeka yang terbuka sedikit. Insting Victor mengatakan agar mengintip apa yang ada di dalam kamar Jeka. Matanya langsung membulat ketika Victor melihat Vicle sedang m*l*m*t bibir adiknya yang sedang tertidur.
Victor geram luar biasa, kakinya langsung melangkah masuk ke kamar Jeka dan menarik kerah baju Vicle, menyeret tubuh kekar itu keluar kamar Jeka."Kau! Kau sudah gila? Dia adikmu kan? Kenapa kau lakukan itu? Kau mencintai adikmu?"
Vicle hanya menunduk.
Victor berusaha menahan diri agar tidak menghajar sahabatnya ini."Aku tidak tau"
Hal itu meluncur saja dari bibir Vicle. Victor memijit pelipisnya yang terasa berkedut.
"Kau tau? dia akan membencimu! Cam kan itu!"
Perkataan Victor memang benar, tapi bisakah Vicle berharap?
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS BRO
AcakJk benci kakaknya setengah mati, Dihadapkan dengan sikap Jk yang membangkang, bandel dan kasar, kakaknya punya cara untuk mengurus Jk. Ouh...apakah itu? Disclaimer: Nama tokoh dan cerita disini adalah fiksi semata, Tidak ada sangkut pautnya dengan...