"Hahh...aku tidak akan menyerah"
Vicle semakin membenamkan dirinya di dalam bathtub..
."Kak Victor!"
"Jeka!"
Brug
Jeka menghamburkan diri dalam pelukan Victor. Dan Jeka pula yang melepaskan pelukannya.
"Sudah lama aku tidak berkunjung kemari hehe. Tidak kusangka pengacara terkenal sepertimu dapat libur hehe"
"Iya benar! Kau semakin cantik dan manis saja!"
Victor menarik-narik pipi gembil putih milik Jeka hingga warnanya kemerahan.
"S-stop! Sakit! Dan aku tampan! Bukan cantik!"
Victor meminta maaf dan melepaskan Jeka.
"Hehe tidak, kau lebih menjurus ke cantik. Ayo duduk. Kau mau bertanya apa"
Victor duduk di sofa dan menepuk sofa di sebelahnya agar pemuda manis duduk disana.
"Ini beer kesukaanmu kak"
Jeka menaruh botol itu di meja depan mereka dan duduk di samping Victor.
"Terimakasi, jadi....apa?"
Victor semakin penasaran.
"Jadi...apa kak Victor tau tentang diriku?"
Jeka menatap penuh harapan.
"Tentu, kau adiknya Vicle"
Victor menjawab dengan santai.
"Bukan, maksudku apa aku benar adiknya kak Vicle?"
Deg
Mendengar pertanyaan itu, Victor terkejut setengah mati. Memang, dia tahu siapa sebenarnya Jeka ini dan tau kenapa orang tuanya meninggal. Tapi Victor sudah terlanjur berjanji pada Vicle agar tidak memberi tau hal ini pada siapapun, khusunya Jeka.
Mata Victor bergulir gelisah."I-itu, tentu saja kau adiknya Vicle. Kenapa kau menanyakan hal seperti itu?"
Victor berusaha bersikap setenang mungkin.
"Ya, karena kemarin kak Vicle bilang aku bukan adiknya, dan kak Vicle juga merahasiakan kenapa orangtuaku meninggal"
Jeka bercerita dengan raut wajah sedih.
"Jadi...Vicle hanya mengatakan kau bukan adiknya dan tidak menjelaskan kenapa bisa seperti itu?"
Victor memastikan.
Jeka hanya mengangguk. Dari tadi mata tajam Victor melihat sesuatu, dan ini saatnya untuk mengalihkan pembicaraan.
"Kau punya pacar? Kissmark di rahang dan dagumu terlihat jelas"
Victor menunjuk dagu dan rahangnya. Perasaan Victor mulai tidak enak, dia tau betul kalau Vicle mencintai adiknya ini."Kak Vicle yang melakukannya"
Nah kan, firasat sang pengacara terkenal ini memang tajam. Namun kepalanya mendadak pusing memikirkan bagaimana perasaan Jeka dinodai oleh pria yang dikenal sebagai kakaknya.
Victor memegang bahu yang bergetar menahan tangis itu.
"Tatap aku, apa benar hal itu terjadi?"
Victor memastikan kejujuran Jeka dengan menatap mata yang bulat yang berkaca-kaca itu.
Jeka mengangguk dan sayangnya Victor tidak menemukan kebohongan pada mata itu.
Victor segera memeluk tubuh ringkih yang berusaha menahan tangis itu.
"Di-dia memp*rk*s*ku ketika dia mabuk"
Victor membulatkan matanya, pantas saja Vicle mengatakan hal yang seharusnya tidak dia katakan.
"Tenanglah, aku akan memberi pelajaran padanya, Jika kau tidak mau bertemu dengan kakakmu, kau bisa tinggal disini kalau kau mau"
Victor mengelus surai Jeka dengan lembut, berusaha memberi ketenangan.'Maafkan aku Jeka, aku tidak bisa memberitahu kebenarannya padamu'
Batin Victor.
.
.Jeka pulang dari rumah Victor karena dia tidak mendapat informasi apapun, dia hanya main game dan tiduran di rumah sahabat kakaknya itu sampai malam. Victor sudah melarangnya untuk pulang karena sudah malam dan hujan. Tapi pemuda manis itu bersikeras untuk pulang.
"Aku akan membiarkanmu pulang. Dengan syarat, aku harus mengantarmu Jeka. Ini sudah malam dan hujan"
Victor berkacak pinggang.
Jeka kemudian mengangguk saja, dia malas berdebat dengan pengacara terkenal ini.Mereka sudah memasuki mobil.
"Kak Victor, tolong antar aku ke minimarket dulu, aku mau beli ramen pedas"
"Bailklah"
Mobil melaju dan hanya keheningan menyapa mereka.
Beberapa saat kemudian mereka tiba di sebuah minimarket, mereka segera turun, walau basah sedikit. Jeka segera masuk ke dalam minimarket, sedangkan Victor merokok di depan minimarket.
.
.Hujan deras. Dingin. Khawatir, itu yang dirasakan Vicle.
Pemuda tampan itu menyetir mobilnya menuju tempat yang ditunjukan gps, sehabis bekerja, seperti biasa dia akan mengecek dimana keberadaan Jeka. Jika tidak dirumah, dia akan mencarinya.Mata tajamnya menyisir jalanan dan menemukan tempat dimana adiknya berada. Di sebuah minimarket.
Dia menemukan adiknya bersama Victor di depan minimarket. Dia menghela nafas lega.Dia segera keluar dari mobil dan menghampiri mereka.
"Baby?...Victor?, kenapa kalian disini?"
Vicle tersenyum senang, namun dia kebingungan ketika sahabatnya itu berjalan ke arahnya dengan tatapan marah.
BUG
BUG
BUG
Tubuh Vicle terjatuh di depan minimarket dengan deras hujan yang menerpa tubuhnya.
"SIALAN KAU VICLE! KUBILANG JANGAN BERTINDAK BERLEBIHAN! PADA ADIKMU!"
BUG
BUG
Victor menerjang Vicle dengan garang.
DUAK
Vicle berhasil menendang Victor yang berada di atas tubuhnya.
"Apa maksudmu?"
Vicle mulai mencerna situasi. Jeka tidak ada di rumah dan dia bersama Victor, ada kemungkinan jika adiknya itu menceritakan kalau dia dip*rk*s* olehnya, terbukti dengan perkataan murka dari Victor jika Vicle bertindak berlebihan. Itu pikiran yang ada di otak Vicle.
BUG
BUG
"KAU SEHARUSNYA MENJELASKAN PADANYA DULU! KENAPA KAU MALAH MABUK! KAU TIDAK MENGERTI BAGAIMANA PERASAAN ADIKMU!"
Kali ini Vicle tidak menghindar ketika terkena pukulan lagi dari sahabatnya, dia pikir, dia memang pantas mendapatkannya.
Orang-orang disekitarnya mulai panik melihat aksi pemukulan itu dan orang-orang berusaha menjauhkan Victor dari Vicle yang babak belur.
Mereka sudah basah kuyup di bawah derai hujan.
Sedangkan Jeka hanya diam, tidak tau apa yang harus dilakukan.
Victor berusaha mengatur nafasnya, namun tetap menatap tajam ke arah Vicle.
Sedangkan Vicle hanya diam dan menatap Jeka yang hanya berdiri menatapnya kosong. Pemuda tampan itu menyeka darah yang keluar dari hidungnya kemudian tersenyum hangat kepada adik tersayangnya.
"Maafkan kakakmu ini, aku memang br*ngs*k seperti anjing liar"
dan kemudian berbalik, memasuki mobilnya dan pergi entah kemana.
Tbc....
![](https://img.wattpad.com/cover/295358963-288-k319654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS BRO
CasualeJk benci kakaknya setengah mati, Dihadapkan dengan sikap Jk yang membangkang, bandel dan kasar, kakaknya punya cara untuk 'menjinakan' Jk. Ouh...apakah itu? Disclaimer: Nama tokoh dan cerita disini adalah fiksi semata, Tidak ada sangkut pautnya den...