13

1.9K 134 10
                                    

Mata cantik itu perlahan terbuka ketika sinar mentari menyapa matanya.

"Ughh"

Jeka mengerang tertahan karena merasakan tubuh bagian bawahnya yang sakit. Bukan, seluruh tubuhnya terasa remuk.

Pemuda manis itu hendak bangun, tapi perutnya ditahan oleh oleh tangan kekar dan berurat itu.

Mata Jeka memejam, mengingat apa yang dilakukannya semalam.

Disibaknya selimut putih itu. Dia tidak memakai celana, hanya memakai piyama hitam kebesaran yang tidak terkancing.

"Sialan!"

Plak

Plak

Tamparan itu mendarat di atas wajah tampan Vicle. Membuatnya langsung terbangun.

"Baby...itu sakit sekali"

Vicle merengek sambil memegangi wajahnya.

"Ka-kau! Anjing gila! Kau memp*rk*s*ku!"

Plak

Plak

Plak

Tamparan itu kembali terdengar.

Vicle hanya diam menanggapi kemarahan adik manisnya.

"Aku membencimu!"

Tangan kurus itu hendak menampar lagi, tapi dengan cepat di tahan Vicle.

"Bukankah kemarin kau menikmatinya? Memelukku dengan erat dan meneriakan namaku?"

Vicle tersenyum lembut sembari mengelus pipi gembil yang mulai merona itu. Cantik sekali.

Tes

Tes

Vicle terkejut karena darah menetes dari hidungnya akibat menahan hasratnya kepada Jeka.

Duaghhh

Pukulan itu mengenai rahang Vicle.

"Diam kau! Dasar mesum! Lihat? Kau melihatku sampai Pembuluh darahmu pecah!"

Jeka segera turun dari tempat tidur, dan menuju kamar mandi.

Ceklek

Pemuda manis itu langsung melihat pantulan dirinya yang terlihat kacau.

Kissmark berada disekujur tubuhnya, bahkan sampai dagu dan di rahangnya, bibirnya sedikit membengkak dan lecet, jangan lupakan bagian selatannya yang terasa nyeri.

Jeka menghela nafas. Matanya membulat, ada sesuatu yang harus dia cari tau!

"A-apa maksud dari aku bukan adiknya?"

Jeka terus memikirkan hal tersebut hingga dia selesai mandi.

Pemuda manis itu keluar dari kamar mandi, dan tidak melihat kakaknya dimanapun.

Setelah berganti baju dengan kaos hitam polos dan celana kain cokelat, dia segera mencari kakaknya.

Meminta penjelasan.

Namun, setelah mengitari rumah, dia tidak menemukan kakaknya dimanapun. Dan sampai meja makan, dia menemukan catatan dan sebuah humburger, lengkap dengan susu cokelat.

'Sebentar lagi aku pulang. Makanlah dulu. Maafkan aku
-Vic'

Jeka menaikan satu alisnya dan meremat kertas kecil itu kemudian membuangnya ke lantai secara asal.

Drrttttttt

Drrtttttt

Suara handphone berbunyi. Jeka yang sedang makan langsung menuju ke depan televisi, tempat benda pipih itu berada.

DANGEROUS BROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang